Sejumlah Daerah di NTB Mengalami Kekeringan Ekstrem

BMKG imbau masyarakat bijak gunakan air

Mataram, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi NTB mengungkapkan curah hujan pada dasarian III Agustus 2023 termonitor dalam kategori rendah 0 – 20 mm/dasarian yang merata di seluruh wilayah NTB. Curah hujan tertinggi tercatat terjadi di Pos Hujan Lenangguar, Kabupaten Sumbawa sebesar 14 mm/dasarian.

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB Nindya Kirana, Kamis (31/8/2023) monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) provinsi NTB secara umum berada pada kategori sangat panjang yaitu 31 - 60 hari. Namun terdapat beberapa titik yang termonitor dalam kategori ekstrem panjang yaitu di atas 60 hari tanpa hujan.

Nindya menyebutkan daerah yang mengalami kekeringan kategori ekstrem panjang yaitu di pesisir utara Kabupaten Lombok Timur, Lombok Utara, dan Sumbawa, serta sebagian wilayah Kota Bima.

"HTH terpanjang tercatat di pos hujan Asakota Kolo, Kota Bima selama 124 hari tanpa hujan," kata Nindya.

1. Sembilan kecamatan di NTB berstatus awas kekeringan

Sejumlah Daerah di NTB Mengalami Kekeringan EkstremTagana Dinas Sosial NTB mendistribusikan air bersih kepada warga terdampak kekeringan pada 2022 lalu. (dok. Dinas Sosial NTB)

BMKG Stasiun Klimatologi NTB juga mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis di NTB. Terdapat sembilan kecamatan yang berstatus awas kekeringan di NTB. Antara lain Kecamatan Sambelia dan Pringgabaya di Lombok Timur, Kecamatan Bayan Lombok Utara, Kecamatan Utan, Buer, dan Moyo Utara) Kabupaten Sumbawa, Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima serta Kecamatan Rasanae Timur dan Asakota Kota Bima.

Selain itu, sejumlah kecamatan berstatus siaga kekeringan meteorologis. Antara lain Kecamatan Kilo, Manggalewa, dan Woja Kabupaten Dompu, Kecamatan Donggo, Lambitu, Soromandi, dan Wawo Kabupaten Bima, Kecamatan Raba, dan Mpunda Kota Bima. Selanjutnya, Kecamatan Mataram Kota Mataram, Kecamatan Batu Layar, Gerung, Lembar, dan Narmada Kabupaten Lombok Barat.

Selanjutnya, Kecamatan Batukliang, Janapria, dan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah, Kecamatan Jerowaru, Labuhan Haji, Sakra Barat, Sembalun, Sikur, Suela, dan Sukamulia Kabupaten Lombok Timur, Kecamatan Gangga, Pemenang, dan Tanjung KabupatenLombok Utara, Kecamatan Alas, Batulanteh, Moyohulu, Orong Telu, Sumbawa, dan Unter Iwes Kabupaten Sumbawa serta Kecamatan Brang Ene, Brang Rea, Jereweh, Maluk, Poto Tano, dan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat.

Baca Juga: Kemendikbud Setujui Penambahan Belasan Rombel PPDB SMA 2023 di NTB

2. Daerah yang berstatus waspada

Sejumlah Daerah di NTB Mengalami Kekeringan EkstremPolres Lombok Barat mendistribusikan air bersih kepada warga di Dusun Tanak Putek Desa Giri Sasak Kecamatan Kuripan Lombok Barat. (dok. Polres Lombok Barat)

Sedangkan daerah yang berstatus waspada terdapat di Kecamatan Terara Kabupaten Lombok Timur, Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah dan Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat. Nindya menjelaskan kondisi dinamika atmosfer terakhir menunjukkan Indeks ENSO berada pada kondisi El Nino Moderat yang diprakirakan akan berlangsung setidaknya hingga akhir tahun 2023.

Aliran massa udara umumnya masih didominasi angin timuran yang merata terjadi di seluruh wilayah Indonesia bagian selatan. Anomali suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia umumnya menunjukkan kondisi dingin hingga hangat. Di wilayah perairan Nusa Tenggara, anomali suhu muka laut saat ini menunjukkan kondisi lebih hangat.

Anomali suhu muka laut sekitar perairan Nusa Tenggara pada waktu mendatang diprakirakan akan didominasi kondisi netral hingga November 2023. Serta diprakirakan menghangat kembali pada Desember 2023 yang kemudian kondisi hangat ini tetap bertahan dan meluas hingga Februari 2024.

3. Masyarakat diminta bijak menggunakan air

Sejumlah Daerah di NTB Mengalami Kekeringan EkstremIlustrasi akibat krisis air bersih di PPU warga membuat kolam tampung air hujan (IDN Times Ervan Masbanjar)

Pada dasarian I September 2023 atau 1 - 10 September 2023, BMKG Stasiun Klimatologi NTB memlerkirakan peluang terjadinya hujan sangat rendah. Diperkirakan curah hujan dengan intensitas di bawah 20 mm/dasarian memiliki probabilitas kejadian di atas 90 persen yang merata di seluruh wilayah NTB.

Nindya mengatakan pada periode puncak musim kemarau tahun ini, masyarakat NTB diminta agar dapat menggunakan air secara bijak, efektif dan efisien. Masyarakat juga perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan dan kekeringan yang umumnya terjadi pada periode puncak musim kemarau.

"Masyarakat dapat memanfaatkan penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya guna mengantisipasi musim kemarau yang mulai memasuki wilayah NTB khususnya di wilayah-wilayah yang sering terjadi kekeringan," sarannya.

Baca Juga: 5.000 Tiket MotoGP Mandalika Turun Harga di Astindo Travel Fair 2023 

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya