Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

18 Desa di Bima Kategori Mandiri, 173 Desa Masih Berkembang dan Maju

Foto warga Desa Wadukopa Kecamatan Soromandi yang sebelumnya status tertinggal menjadi berkembang (IDN Times/Juliadin)

Bima, IDN Times - Sebanyak 191 desa di Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bebas dari status ketertinggalan atau sangat tertinggal. Dari sebelumnya pada 2023 lalu tersisa 5 desa yang masih berstatus tertinggal.

"Alhamdulillah 2024 ini, 191 desa di Kabupaten Bima sudah tidak ada lagi yang tertinggal dan sangat tertinggal," kata Kabid KPA Sosbud, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMDes) Kabupaten Bima, Ihwan Budiman dikonfirmasi IDN Times, Kamis (14/11/2024).

1. Hasil pengukuran IDM 2024

Foto Kabid KPA Sosbud Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMDes) Kabupaten Bima, Ihwan Budiman (IDN Times/Juliadin)

Perubahan status desa ini berdasarkan verifikasi tingkat Kabupaten hasil pengukuran Indeks Desa Membangun (IDM) 2024. Verifikasi dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) 2024 pengukuran status perkembangan desa IDM.

Ihwan mengatakan, kini 191 desa tersebut telah berubah status menjadi berkembang, maju dan mandiri. Rinciannya, 108 dengan desa status berkembang, maju 65 desa sedangkan status mandiri sebanyak 18 desa.

"Baru 18 desa yang berstatus mandiri, dari tahun 2023 lalu hanya 8 desa, status maju 65 desa dari 2023 hanya 47 desa. Kemudian berkembang 108, dari tahun 2023 hanya 131 desa," terangnya.

2. Belum maksimal wujudkan 3 komposit indikator penilaian

Foto pemukiman Desa Wadukopa Kecamatan Soromandi (IDN Times/Juliadin)

Menurut Ihwan, 108 desa yang berkembang tak kunjung maju dan mandiri ini umumnya belum maksimal mewujudkan 3 indeks komposit sebagai indikator penilaian. Terdiri dari komposit sosial, ekonomi dan lingkungan.

Ketiga indikator ini meliputi ketersediaan tenaga kesehatan bidan, dokter, tenaga kesehatan. Termasuk indikator jarak pusat layanan kesehatan dengan pemukiman masyarakat yang terbilang jauh.

3. Potensi ekonomi lokal tidak berkembang

Ilustrasi (jurnalpost.com)

Kemudian indikator ketersediaan tenaga pendidik, jarak akses pendidikan dan akses ke pusat perdagangan, pendapatan per kapita rendah. Selanjutnya keterbukaan ruang publik di desa yang belum terpenuhi, minim lapangan kerja, dan potensi ekonomi lokal tidak berkembang.

Sedangkan desa maju, biasanya ditandai dengan indikator kepemimpinan yang kuat, partisipasi masyarakat yang tinggi. Kemudian Infrastruktur dan teknologi yang memadai, serta inovasi yang berkelanjutan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Juliadin JD
Linggauni
Juliadin JD
EditorJuliadin JD
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us