Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Gegara Ekonomi NTB Minus, AMNT Peroleh Izin Ekspor Konsentrat Tambang

Tambang Batu Hijau PT AMNT di Kabupaten Sumbawa Barat. (dok. AMMAN)
Tambang Batu Hijau PT AMNT di Kabupaten Sumbawa Barat. (dok. AMMAN)

Mataram, IDN Times - PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) akhirnya mendapatkan relaksasi ekspor konsentrat tambang dari pemerintah pusat. Kepastian AMNT mendapatkan izin ekspor konsentrat disampaikan Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal.

Iqbal mengungkapkan salah satu yang menjadi pertimbangan pemerintah pusat memberikan relaksasi ekspor konsentrat kepada PT AMNT karena pertumbuhan ekonomi NTB yang minus pada triwulan I dan II tahun 2025. Ekspor bahan mentah hasil tambang atau konsentrat AMNT selama ini berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi NTB. Namun, akibat larangan ekspor konsentrat, sejak awal 2025, pertumbuhan ekonomi NTB mengalami kontraksi selama dua triwulan terakhir.

"Alhamdulillah, itu atas upaya bersama semua pihak, relaksasi untuk ekspor konsentrat itu sudah turun tanggal 14 Oktober kemarin," ungkap Gubernur Iqbal di Mataram, Jumat malam (17/10/2025).

1. Berapa kuota ekspor konsentrat yang diperoleh AMNT?

Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal.
Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Ditanya jumlah kuota ekspor konsentrat yang diperoleh AMNT, Iqbal menyatakan belum mendapatkan informasi detailnya. Tetapi yang jelas, kata dia, salah satu perusahaan tambang emas dan tembaga terbesar di Indonesia itu sudah mendapatkan persetujuan relaksasi ekspor konsentrat.

Begitu juga terkait jangka waktu izin ekspor yang diperoleh AMNT, Iqbal mengatakan kemungkinan sampai smelternya beroperasi optimal. Saat ini, AMNT sedang menyusun Rencana Keja dan Anggaran Biaya (RKAB) usai mendapatkan izin ekspor konsentrat.

"Ini hanya informasi awal saja kita dapat. Sebelumnya kita bicarakan dengan semua menteri. Karena ini kepentingan kita supaya (ekonomi NTB) tidak mengalami kontraksi. Relaksasi ini menyelamatkan pertumbuhan ekonomi saja," tandas Iqbal.

2. Ekonomi NTB bergantung sektor tambang

IMG_20251017_224626_936.jpg
Kepala Dinas ESDM NTB Samsudin. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Terpisah, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM,) NTB Samsudin menambahkan bahwa dengan adanya relaksasi ini, maka AMNT akan segera melakukan ekspor konsentrat tambang. Dia juga mengaku belum mendapatkan informasi terkait kuota ekspor konsentrat yang diperoleh AMNT.

"Yang jelas, AMNT sudah melakukan aktivitas seperti apa yang dikoordinasikan pak gubernur dengan kementerian terkait. Ada koordinasi yang intens antara gubenur dengan kementerian dan didukung anggota DPR RI Dapil NTB. Bagaimana agar NTB bisa bergerak karena ekonomi kita sangat bergantung tambang. Dengan adanya relaksasi itu akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita," kata dia.

Samsudin mengatakan konsentrat tambang AMNT di Sumbawa Barat banyak yang sudah menumpuk di gudang. Sementara, smelter AMNT belum berjalan optimal. Sehingga dengan adanya relaksasi ekspor konsentrat, maka aktivitas pertambangan di Sumbawa Barat akan berjalan efektif.

"Saya sudah konfirmasi AMNT tapi belum detailnya. Tapi kita sudah dikasih kesempatan ekspor konsentrat," jelasnya.

3. Gambaran pertumbuhan ekonomi NTB yang minus di triwulan I dan II

IMG_20250925_105259_938.jpg
Kepala BPS NTB Wahyudin. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTB Wahyudin menjelaskan pertumbuhan ekonomi NTB mengalami kontraksi pada triwulan I 2025 sebesar minus 1,47 (y-on-y). Hal ini disebabkan oleh penurunan tajam pada sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami penurunan sebesar minus 30,14 persen.

Sektor pertambangan dan penggalian merupakan tulang punggung utama perekonomian provinsi setelah sektor pertanian dengan share sebesar 16,00 persen. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi NTB jika dilihat tanpa tambang mengalami pertumbuhan secara y-on-y sebesar 5,57 persen pada triwulan I 2025.

Angkanya lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2024 sebesar 3,74 persen dan juga mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2024 yang mencapai 3,01 persen. Wahyudin menjelaskan hampir semua sektor pada triwulan I 2025 mengalami pertumbuhan positif. Kecuali sektor pertambangan dan penggalian serta sektor konstruksi, bahkan sektor pertanian sebagai pilar utama perekon omian NTB dengan share sebesar 23,24 persen mengalami pertumbuhan sebesar 10,28 persen.

Dijelaskan, pertumbuhan ekonomi NTB yang minus disebabkan adanya pembatasan ekspor konsentrat mentah pada awal tahun 2025. Sementara, kapasitas penyimpanan terbatas, smelter hanya bisa menampung 300 ribu ton sehingga yang bisa diolah hanya sebesar 300 ribu ton. Hal ini menyebabkan perlambatan produksi secara keseluruhan.

Smelter AMNT baru masih dalam proses commissioning atau peningkatan kapasitas, sehingga belum mampu menyerap seluruh hasil tambang. Pada saat ini, PT AMNT masuk pada tahapan 8 dimana kandungan emas dan tembaga masih relatif rendah. Efek dari larangan ekspor konsentrat tembaga menyebabkan ekspor NTB mengalami penurunan sebesar -41,05 persen. Ekspor Luar Negeri tercatat sebesar 17,45 juta USD pada triwulan I 2025, mengalami penurunan yang cukup dalam dibandingkan dengan triwulan I 2024 yang tercatat sebesar 573,33 juta USD.

Selain itu, sektor konstruksi juga mengalami pertumbuhan negatif sebesar -1,52 persen disebabkan realisasi belanja modal pemerintah pada triwulan I 2025 belum berjalan. Pada saat yang sama, Inpres No. 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja Pemerintah mendorong pengetatan belanja operasional, yang dalam jangka pendek menahan laju perputaran fiskal daerah.

Sedangkan pada triwulan II 2025, BPS NTB mencatat pertumbuhan ekonomi NTB terhadap triwulan II 2024 minus sebesar 0,82 persen years on years (y-on-y). Dari sisi produksi, kontraksi terdalam terjadi pada lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar 29,93 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa mengalami kontraksi terdalam sebesar 40,02 persen.

Kontraksi pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan II 2025 disebabkan oleh penurunan kinerja pada kategori pertambangan dan penggalian lainnya serta kategori administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib. Dijelaskan, ekonomi NTB triwulan II 2025 terhadap triwulan I 2025 mengalami pertumbuhan sebesar 6,56 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha industri pengolahan sebesar 37,69 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 26,62 persen.

Sedangkan ekonomi NTB selama triwulan I sampai dengan triwulan II 2025 terhadap triwulan I sampai dengan triwulan II 2024 mengalami kontraksi sedalam minus 1,11 persen (c-to-c). Dari sisi produksi, kontraksi terdalam terjadi pada lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar 30,03 persen. Dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa mengalami kontraksi terdalam sebesar 40,45 persen.

Wahyudin mengatakan penurunan nilai tambah pada kategori pertambangan dan penggalian lainnya disebabkan oleh turunnya produksi konsentrat tembaga PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (PT AMNT) sebesar 57 persen dibandingkan triwulan II-2024. Kondisi ini merupakan dampak dari dihentikannya ekspor konsentrat tembaga sebagai tindak lanjut penerapan UU No. 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang melarang ekspor mineral mentah.

Meski demikian, kontraksi ekonomi tertahan oleh pertumbuhan yang tinggi di sejumlah lapangan usaha, khususnya kategori industri pengolahan yang tumbuh signifikan sebesar 66,19 persen (y-on-y) pada triwulan II 2025. Lonjakan ini didorong oleh beroperasinya smelter AMNT di Kabupaten Sumbawa Barat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sri Gunawan Wibisono
EditorSri Gunawan Wibisono
Follow Us

Latest News NTB

See More

Gegara Ekonomi NTB Minus, AMNT Peroleh Izin Ekspor Konsentrat Tambang

18 Okt 2025, 12:00 WIBNews