Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Hal yang Dipikirkan Orang saat Memutuskan untuk Memendam Masalah

ilustrasi berpikir (Pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Cukup banyak orang yang memilih untuk memendam masalahnya sendiri, seberat apa pun itu. Mereka seolah enggan membuka diri dan meminta saran atau solusi dari teman maupun keluarga terdekat. Beberapa orang bahkan cenderung menjadi defensif saat menghadapi permasalahan hidup dan membentengi diri agar tidak ada yang mendekat.

Alasannya beragam, mulai dari batasan pribasi yang dibuat sendiri, kesulitan membuat diri, hingga tidak ingin merepotkan orang lain. Di antara alasan-alasan tersebut, sering kali orang memikirkan banyak hal saat memilih memendam masalah.

Apa saja? Berikut beberapa yang sering terlintas dalam pikiran saat memutuskan untuk memendam masalah sendirian.

1. Masalah pribadi tidak boleh diumbar

ilustrasi menolak (Pexels.com/Anete Lusina)

Hal utama yang membebani pikiran dan memilih memendam sendirian yaitu keyakinan jika masalah  pribadi tidak boleh diumbar pada orang lain. Meski tidak sepenuhnya salah, tetapi terkadang kita berada di posisi sulit hingga membutuhkan orang lain untuk memberi pertimbangan saran dan solusi.

Caranya tentu saja dengan berbagi cerita terkait permasalahan yang sedang dihadapi tersebut. Memang benar masalah bisa saja berupa aib yang pantang diumbar. Namun, kamu tetap bisa memilih cara bercerita dan batasan cerita yang boleh disampaikan.

Dengan begitu, beban yang dirasakan bisa berkurang dan solusi akan didapat. Jika terus beranggapan tidak boleh menceritakan masalah pribadi dengan alasan privasi harus dijaga sampai mati, perlahan tapi pasti kamu akan semakin tertekan oleh masalah dan pola pikirmu sendiri.

2. Beranggapan jika kalimat "aku baik-baik saja" menjadi jurus ampuh

ilustrasi perempuan muda (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Tidak jarang menanamkan pemikiran "aku baik-baik saja" dalam situasi berat justru bisa menjadi bumerang bagi diri sendiri. Sebab tidak selamanya 'mantra' ini akan sejalan dengan kondisi yang sedang dihadapi. Orang mungkin beranggapan jika mindset ini akan memberi kekuatan untuk bertahan dan melawan permasalahan yang ada.

Padahal, bisa jadi fisik dan mental mulai merasa lelah karena masalah yang datang bertubi-tubi. Jika sudah seperti ini, campur tangan orang lain pun tidak bisa menjadi solusi yang efektif. Ibarat penyakit, sudah terlanjur kronis dan butuh bantuan spesialis dengan penanganan berkelanjutan.

Namun, saat seseorang terbiasa menunjukkan jika dirinya baik-baik saja, sisi terpuruk semakin pantang diperlihatkan. Mereka seolah enggan terlihat lemah dan tidak ingin proses jatuh bangun dilihat sebagai celah kelemahan.

3. Berbagi cerita dianggap akan menyusahkan orang lain

ilustrasi curhat (Unsplash.com/Kinga Cichewicz)

Ada juga pemikiran jika berbagi cerita dan permasalahan hidup hanya akan menyusahkan orang lain. Walhasil memendam masalah seorang diri dianggap sebagai solusi terbaik agar orang lain tidak ikut repot. Bahkan saat ada yang peka dan menunjukkan kepedulian, mereka malah memilih untuk menutupi masalah yang ada.

Baik teman, sahabat, maupun keluarga diberi batasan seolah sedang dijaga agar tidak ikut kepikiran. Berawal dari rasa segan, orang-orang ini semakin tinggi membangun benteng pertahanan agar mampu bertahan sendiri dan tidak merepotkan sekitarnya.

4. Tidak ingin campur tangan orang lain menambah runyam masalah

ilustrasi merasa tertekan (Pexels.com/RODNAE Productions)

Sebagian orang berpikir jika masalah bisa semakin runyam saat ada campur tangan orang luar. Memang benar terkadang berbagi cerita berpotensi menimbulkan masalah baru saat salah memilih teman curhat. Mungkin saja pengalaman ini pernah terjadi hingga tidak ingin terulang.

Pada akhirnya, muncul anggapan bahwa memendam masalah sendiri akan jauh lebih baik. Setidaknya hanya ada satu masalah dan tidak ada masalah baru mengintai. Kewaspadaan yang semakin kuat membuat seseorang menghindar dari berbagi cerita pada orang lain.

Memendam masalah sendiri mungkin bisa menjadi solusi terbaik di satu momen. Namun, tidak selamanya tepat diterapka terlebih jika penanganan masalah membutuhkan bantuan sesegera mungkin. Simpan dan hadapi sendiri jika masih mampu, tetapi jangan ragu meminta pertimbangan orang lain jika dirasa perlu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
T y a s
EditorT y a s
Follow Us