6 Fakta Unik tentang FC Barcelona yang Jarang Diketahui Publik

FC Barcelona didirikan pada tahun 1899 oleh seorang ekspatriat asal Swiss bernama Joan Gamper atau Hans Gamper. Ia memasang iklan di sebuah majalah olahraga di Barcelona untuk mencari orang-orang yang ingin membentuk tim sepak bola, dan hasilnya adalah lahirnya klub yang kini menjadi ikon dunia.

Meskipun kini identik dengan identitas Catalonia, akar klub ini sebenarnya bersifat internasional sejak awal berdirinya. Dalam pertandingan pertama mereka, susunan tim berisi campuran pemain dari berbagai negara seperti Inggris, Swiss, dan Jerman, menunjukkan bahwa semangat inklusivitas sudah ada sejak awal.

Pada masa kediktatoran Francisco Franco, FC Barcelona mengalami tekanan politik luar biasa. Selain pelarangan bahasa Catalan, nama klub sempat dipaksa berubah menjadi “Club de Fútbol Barcelona” agar terdengar lebih “Spanyol”. Bahkan, presiden klub Josep Sunyol dibunuh oleh tentara Franco pada tahun 1936 karena afiliasinya dengan gerakan republik.

Meski dalam tekanan, klub ini justru semakin menjadi simbol perlawanan budaya Catalonia. Dukungan publik terhadap Barcelona pun tumbuh sebagai bentuk solidaritas terhadap identitas lokal yang ditekan oleh pemerintah pusat.

Camp Nou, stadion ikonik FC Barcelona, dibangun pada tahun 1957 dengan sebagian dana berasal dari penggemar. Saat itu, klub tidak memiliki cukup dana untuk membangun stadion baru, sehingga manajemen memutuskan untuk membuka kampanye donasi publik dan bahkan menerbitkan obligasi khusus bagi para pendukung.

Hasilnya, Camp Nou berdiri sebagai salah satu stadion terbesar dan paling megah di dunia. Fakta bahwa stadion ini lahir dari dukungan masyarakat semakin memperkuat hubungan emosional antara klub dan para suporternya.

FC Barcelona menolak memasang logo sponsor komersial di seragam mereka selama lebih dari satu abad. Hingga tahun 2006, jersey Barcelona bersih dari merek dagang, sebagai bagian dari komitmen klub terhadap nilai-nilai sosial dan komunitas.

Sponsor pertama yang muncul di jersey mereka justru bukan perusahaan, melainkan UNICEF, sebuah organisasi kemanusiaan internasional. Bahkan Barcelona tidak dibayar, melainkan menyumbangkan dana kepada UNICEF. Ini mencerminkan filosofi klub yang menempatkan tanggung jawab sosial di atas keuntungan komersial.

Akademi La Masia, tempat di mana talenta-talenta seperti Messi, Iniesta, dan Puyol ditempa, awalnya hanyalah rumah pertanian tua yang dibeli dan direnovasi pada tahun 1979. Bangunan bergaya klasik Catalan ini dulunya tidak dirancang sebagai fasilitas olahraga.

Namun, dari tempat yang sederhana inilah lahir filosofi sepak bola yang menekankan teknik, visi, dan kolektivitas. La Masia kemudian menjadi model pengembangan pemain muda yang ditiru di seluruh dunia, menjadikan FC Barcelona sebagai pelopor dalam revolusi sepak bola modern.

Pada tahun 1943, setelah Perang Saudara Spanyol, kondisi sepak bola Spanyol masih belum stabil. Real Madrid saat itu mengalami kesulitan keuangan yang cukup parah. FC Barcelona, meskipun juga tidak dalam kondisi terbaik, membantu Real Madrid dengan menjual tiket pertandingan El Clásico di Camp de Les Corts (stadion lama Barcelona) dan membagi hasilnya kepada Madrid.

Tindakan ini dilakukan demi menjaga persaingan sehat dan kelangsungan kompetisi di La Liga, karena jika Real Madrid bangkrut, kompetisi bisa kehilangan salah satu pesertanya yang penting. Bahkan, di masa-masa awal abad ke-20, hubungan antara dua klub ini cukup bersahabat.

Mereka saling mengundang untuk pertandingan persahabatan dan saling membantu dalam hal logistik, terutama sebelum rivalitas politik dan regional memanas akibat campur tangan rezim Franco dan munculnya identitas nasionalisme Catalan yang kuat di Barcelona.

Itulah 6 fakta unik yang akan membuat kamu melihat FC Barcelona dari sudut pandang yang berbeda.