Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trauma Berat, Anak Panti Asuhan di Kupang Jadi Korban Bully Teman Sekolahnya

Ilustrasi bullying. pixabay.com/users/geralt-9301/
Ilustrasi bullying. pixabay.com/users/geralt-9301/
Intinya sih...
  • Video perundungan disebarkan
  • Sudah dirundung sejak SD
  • Tak ingin anaknya gangguan psikis
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kupang, IDN Times - Kepala Panti Asuhan Sonaf Maneka Lasiana, Maria Imakulata Bulumanu, membenarkan laporan polisi mengenai kasus perundungan (bullying) yang dialami oleh salah satu anak asuhnya. Anak asuhnya ini bersekolah di salah satu sekolah menengah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia dirundung oleh satu geng siswi perempuan di sekolah itu. Saat ini, korban mengalami trauma berat dengan beberapa kali histeris ketakutan.

Maria mengungkap anaknya itu mengalami perundungan dengan kekerasan fisik. Peristiwa itu terjadi di luar pagar sekolah usai ujian pada Jumat, 21 November 2025, dan kejadian itu direkam oleh para pelaku.

Sesudah itu, korban pulang dengan menangis lalu histeris di dalam kamarnya dan melontarkan kalimat bahwa dia malu. Saat itu korban belum bisa berterus terang dan hanya menangis di dalam kamarnya

1. Video perundungan disebarkan

Ilustrasi kekerasan pada anak (Pixabay/ Anemone123)
Ilustrasi kekerasan pada anak (Pixabay/ Anemone123)

Pihak panti asuhan baru tahu anak asuh mereka itu dirundung ketika video perundungan itu disebar oleh geng tersebut ke beberapa grup WhatsApp dan juga ke beberapa saudara pantinya.

Maria lalu menghubungi guru sekolah terkait perlakuan kasar dari terduga pelaku. Dalam video yang beredar, terlihat beberapa siswi mendorong korban yang sedang berpegangan pada pagar sekolah lalu mereka menertawakannya.

Maria Imakulata mengungkap kejadian yang berlangsung hari itu. Beberapa saudara panti asuhan korban yang juga bersekolah di situ sempat mencoba menyelamatkan korban. Namun geng tersebut malah mengancam mereka lagi, termasuk ketua kelas.

"Mereka bilang kalau ikut campur nanti di kelas kena buat hal yang sama," ceritanya saat diwawancarai, Senin (24/11/2025).

2. Sudah dirundung sejak SD

ilustrasi trauma (freepik.com/krakenimages.com)
ilustrasi trauma (freepik.com/krakenimages.com)

Semenjak itu, korban pun tidak mau ke sekolah lagi karena diolok-olok hingga dikasari oleh pelaku dan gengnya. Pada saat diperiksa pun korban mengaku sudah diperlakukan seperti demikian sejak SD. Ia terkejut mendengar itu karena korban tak pernah cerita mengenai apa yang ia alami karena karakter anak ini yang pendiam.

Pihak panti pun langsung mengambil sikap dengan melaporkan kejadian ini ke Polsek Kota Lama pada hari yang sama. Saat ini yang dilaporkan adalah SA. Laporan ini tertuang dalam laporan polisi nomor LP/B/230/XI/2025/SPKT/Polsek Kota Lama/Polresta Kupang Kota/Polda NTT, tanggal 21 November 2025.

Untuk itu, pihak panti asuhan menginginkan pelaku utama mendapat ganjaran dan pembinaan atas apa yang telah mereka perbuat.

"Laporan ini supaya tidak terulang lagi dan supaya ada pembinaan. Begitu sampai di polisi, anak ini mengaku semua dan ternyata orang yang sama, anak yang sama sudah bully dia dari SD," ceritanya.

Pihak panti asuhan ingin siapa pun anak yang pernah menjadi korban bully dapat menceritakan apa yang mereka alami kepada pihak yang berwajib.

"Anak-anak yang diperlakukan tidak adil harus berani bicara ke guru dan pihak terkait," lanjut dia.

Pihak sekolah pun diminta agar bisa menindaklanjuti laporan dari pada murid sehingga ke depannya tak ada lagi murid korban bully yang takut melapor.

"Supaya mereka berani terbuka," kata dia.

3. Tak ingin anak asuhnya mengalami gangguan psikis

IMG_20251124_154341.jpg
Kepala Panti Asuhan Sonaf Maneka Lasiana, Maria Imakulata Bulumanu (IDN Times/ Putra Bali Mula)

Ia ingin kejadian ini terulang dan anak asuhnya dapat sekolah lagi. Ia berharap kesehatan anaknya dapat stabil dan tidak terganggu secara psikis yang menghambat masa depannya.

"Saya tidak mau jiwanya terganggu. Dia sekarang sudah berpikir yang tidak-tidak dan kalau sendiri sudah seperti orang takut. Jadi saya minta anak-anak yang lain temani dia terus dan jangan biar dia sendiri," jelas dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us

Latest News NTB

See More

3 Gubernur Janji Perjuangkan Tiket Pesawat Murah ke Bali, NTB dan NTT

25 Nov 2025, 20:05 WIBNews