Polisi Periksa 5 Orang setelah 252 Siswa Keracunan MBG di Sumba Barat Daya

Kupang, IDN Times - Polres Sumba Barat Daya (SBD) memeriksa pengelola Yayasan Tana Manda sebagai penanggung jawab program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Itu dilakukan setelah peristiwa keracunan yang terjadi pada 252 siswa dari dua SMA.
Para siswa mengalami gejala keracunan usai menyantap menu yang sama pada Selasa (11/11/2025). Para korban ini antara lain 147 siswa dari SMA Manda Elu dan 105 siswa dari SMA St. Alfonsus Tambolaka.
Menu yang mereka konsumsi berupa nasi, ayam bumbu kuning, sayur tumis (labu jepang, wortel, dan buncis), tahu goreng, serta pisang. Menu ini mereka santap sebelumnya pada Senin (10/11/2025).
1. Ada 5 orang diperiksa

Kapolres Sumba Barat Daya, AKBP Harianto Rantesalu, Rabu (12/11/2025), menyebut tim penyidik sudah ke sana untuk mengambil keterangan dari pihak penanggung jawab.
Ia menyebut ada 5 orang yang diperiksa menindaklanjuti gejala keracunan yang muncul sejak pukul 09.00 WITA berupa nyeri perut, mual, muntah, dan pusing.
"Saat ini, kami sedang memeriksa lima orang dari pihak Yayasan Tana Manda selaku penanggung jawab dan pelaksana dapur MBG," kata dia.
Polisi menduga menu tidak higienis atau ada bahan yang basi. Sampel makanan akan diperiksa untuk memastikan penyebab pasti. Penyelidikan juga melibatkan keterangan ratusan siswa korban, sekolah, dan rumah sakit.
2. Dirawat di beberapa tempat

Para siswa ini sempat dilarikan ke RSUD Reda Bolo, di RS Karitas Weetabula, dan Puskesmas Watu Kawula, sementara sisanya sudah pulang setelah kondisi membaik, meski tetap dipantau.
Hingga Selasa malam pun masih ada delapan korban yang dilarikan ke RSUD Reda Bolo, termasuk dari SMA Thomas Waitabula, dengan gejala yang serupa.
Kepala Dinas Kesehatan SBD, drg. Yulianus Kaleka, menyatakan ada kondisi kesehatan siswa dengan sesak napas atau asma yang makin membuat lemah keadaan mereka.
Menurut pengelola kepadanya, ayam hanya dibumbui kunyit, merica, ketumbar, cabe merah besar, cabe keriting, serai, dan masako—tanpa saus.
3. Program MBG masih berjalan

Yulianus menyebut Program MBG masih tetap berjalan bagi ribuan penerima manfaat di berbagai sekolah, pasca-keracunan di dua sekolah ini. Jadwal pengantaran bervariasi: TK pukul 08.00 WITA, SD pukul 09.00 WITA, SMP pukul 10.00 WITA, dan SMA pukul 11.30–12.00 WITA.
Kasus keracunan MBG di SBD ini bukan kali pertama terjadi. Pada 23 Juli 2025, 77 siswa dari tiga SMK di Kota Tambolaka juga mengalami keracunan serupa. Mereka dirawat di RS Karitas, RSUD Reda Bolo, dan Puskesmas Radamata.
Lima siswa sempat observasi, tapi pulang setelah membaik. Sampel saat itu dikirim ke Balai POM Kupang untuk tes lanjutan.
Kepolisian juga terus menyelidiki untuk cegah kejadian berulang, sambil prioritaskan penanganan korban.


















