Menko AHY Bakal Perluas Kapasitas Bandara Komodo Labuan Bajo
Kupang, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko Infra), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyoroti kapasitas Bandara Internasional Komodo di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ia menyebut kapasitas bandara ini harus diperluas lagi untuk mengantisipasi lonjakan penumpang. AHY menyampaikan ini saat melaksanakan kunjungan kerjanya, Jumat (14/11/2025).
"Setelah COVID-19 terjadi peningkatan (jumlah penumpang) yang signifikan. Dari kapasitas bandara 1,1 juta penumpang per tahun, ini rasanya sudah bisa dicapai, bahkan dilampaui,” ujarnya.
1. Perluasan kapasitas bandara
Dalam laporan yang ia terima, Bandara Internasional Komodo ini pertumbuhan penumpangnya 8–10% per tahun, dengan total 954.614 penumpang sepanjang 2025 atau mendekati target satu juta. Pada semester pertama 2025 saja pelayanannya sudah 470 ribu penumpang. Ada pun saat ini sedang didorong lagi pembukaan rute baru Labuan Bajo–Singapura, serta rencana rute ke Lombok dan Bima.
AHY menyebut penguatan dan perluasan kapasitas bandara ini sudah seharusnya dilakukan karena jumlah penumpang yang bisa melonjak hingga Oktober, November, dan Desember.
"Artinya perlu kapasitas yang lebih lega lagi karena saat ini sudah sangat optimal pemanfaatannya. Dengan penguatan dan perluasan kapasitas, kita harapkan semakin banyak wisatawan yang datang, baik domestik maupun internasional,” tambahnya.
2. Sudah diusulkan
Usulan pengembangan bandara ini, kata dia, telah diajukan dan kini tinggal dipantau. Ia harapkan hal ini dapat terealisasi karena sektor pariwisata sangat bergantung pada infrastrukturnya.
"Artinya, kami ingin memberikan dukungan di situ, dan tadi sudah sangat jelas apa yang menjadi visi-misi pengembangan Bandara Komodo,” pungkas Menko AHY.
Secara umum ia melihat pelayanan dan fasilitas bandara sudah baik apalagi dengan keberadaan gerai UMKM yang menampilkan produk khas NTT.
3. Keterbatasan lahan jadi tantangan
Kepala Bandara, Ceppy Triyono, di saat yang sama menyampaikan sudah ada strategi yang direncanakan mencakup dukungan transportasi truck yang memuat avtur dari Ende, optimalisasi sistem kelistrikan pada 2026, perluasan terminal penumpang, dan pembangunan terminal kargo yang ditargetkan rampung pada 2030. Tentunya untuk mencapai itu perlu penambahan lahan dan ini jadi tantangan.
"Tantangan utama pengembangan bandara adalah keterbatasan lahan," kata dia.
Pihaknya juga tengah mendorong rute potensial seperti Makassar dan Waingapu yang belum terealisasi. Bandara ini juga sementara belum memiliki terminal kargo sehingga ekspor produk unggulan seperti kerang, kerapu, lobster, kopi, dan kerajinan lokal harus melalui bandara lain. pengembangan bandara adalah keterbatasan lahan.
