Ketua Pokdarwis Tepis Tudingan Penipuan di Desa Sade Lombok

Pedagang di Desa Sade dituding scamming oleh wisatawan

Lombok Tengah, IDN Times - Belum lama ini viral video seorang wisatawan yang mengatakan bahwa ada penipuan di Desa Sade yang ada di Lombok Tengah. Hal itu disebabkan karena pembuat video itu merasa harga kain sebesar Rp60 ribu yang dijual oleh warga setempat terlalu mahal.

Berada di Desa Rembitan, Lombok Tengah, desa adat Sade merupakan salah satu destinasi wisata yang menjadi tempat favorit travelers sejak tahun 1989. Di sini, pengunjung dapat menyaksikan langsung atraksi budaya beserta kebiasaan sehari-hari masyarakat Sasak Sade.

Tidak heran jika banyak wisatawan yang datang, baik dari wisatawan domestik maupun mancanegara. Desa Sade menjadi salah satu destinasi wisata adat unggulan di Lombok.

1. Dituduh melakukan scamming

Ketua Pokdarwis Tepis Tudingan Penipuan di Desa Sade LombokDokumen pribadi

Sayangnya, baru-baru ini terdengar berita kurang mengenakkan, terkait desa Adat Sade. Di mana, seorang turis manca negara datang dan berbelanja di sini.

Turis yang baru ini diketahui bernama Davud akhundzada ini pun mengaku terkena penipuan di Sade. Sebab, harga berbagai kerajinan tangan yang di tawarkan di Sade menurutnya terlalu mahal. Pengalamannya ini-pun di bagikan di sejumlah laman sosial medianya, yakni facebook dan youtube yang kemudian menjadi viral di jagad maya.

Baca Juga: 5 Destinasi di NTB yang Intim untuk Merayakan Tahun Baru di Lombok

2. Ketua Pokdarwis desa adat Sade tepis tudingan scamming

Ketua Pokdarwis Tepis Tudingan Penipuan di Desa Sade Lombokdokumen pribadi

Ditemui di desa adat Sade, ketua kelompok sadar wisata desa adat Sade, Sanah Ardinata menyampaikan permintaan maafnya kepada seluruh masyarakat baik Indonesia maupun dunia. Ia pun meyakinkan bahwa masyarakat desa Sade hanya masyarakat lokal yang tinggal dan menggantungkan hidup di Sade bukanlah penipu.

"Saya menyampaikan permintaan maaf tentang video Mr Davud. Saya juga ingin menyampaikan kepada seluruh masyarakat Indonesia dan orang-orang di seluruh dunia. Bahwa kami masyarakat sasak yang tinggal di desa Sade bukan penipu," ujarnya.

Ia menyampaikan, bahwa pada dasarnya desa adat Sade bukan merupakan desa yang hanya menampilkan atraksi budaya atau museum. Melainkan, sebuah desa yang ditinggali oleh masyarakat sasak Sade.

3. Davud masuk tanpa pemandu

Ketua Pokdarwis Tepis Tudingan Penipuan di Desa Sade Lombokdokumen pribadi

Disampaikan Sanah, bahwa dengan berbagai kekurangan dari segi pengetahuan dan bahasa, masyarakat desa adat Sade disebutnya jauh dari kesempurnaan.

Ia menyampaikan bahwa Davud masuk ke desa Sade tanpa tour guide. Sehingga wajar jika ia hanya melihat dari segi harga, tidak melihat dari perjuangan membuat songket yang dijajakan masyarakat desa Sade.

" Jadi, dia hanya melihat orang disana berjualan dan menawar sesuatu, sehingga dia berpikir bahwa itu tidak benar dan tidak sesuai dengan keinginannya" jelasnya.

Ditambahkannya, bahwa pada dasarnya, warga lokal tidak memaksakan berapa jumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh wisatawan untuk seorang pemandu. Di depan pun, wisatawan di minta untuk memberikan donasi seikhlasnya tanpa ditentukan jumlahnya.

4. Harga yang ditawarkan sesuai dengan perjuangan membuat songket

Ketua Pokdarwis Tepis Tudingan Penipuan di Desa Sade LombokDokumen pribadi

Di Sade sendiri disebut Sanah, bahwa songket yang dijajakan oleh para penjual ialah songket yang ditenun sendiri menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM), yang artinya di tenun manual. Proses ini pun dapat memakan waktu satu hari hingga satu minggu lamanya.

Maka dari itu, harga yang ditawarkan ke Davud oleh padagang, yakni Rp60.000 merupakan harga yang terhitung normal. Apalagi, di Sade pengunjung dapat melakukan tawar menawar hingga disepakati harga yang sesuai.

Baca Juga: Pria Asal Jateng Ditemukan Tewas di Mataram

Kha Anjani Photo Community Writer Kha Anjani

Penikmat film, pengamat kehidupan, dan manusia biasa biasa saja yang menghirup 02

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya