Mataram, IDN Times - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah mengungkapkan perhelatan kejuaraan dunia motocross atau Motocross Grand Prix (MXGP) Samota di Kabupaten Sumbawa banyak didukung oleh sponsor. Namun Gubernur maupun panitia masih belum membeberkan perusahaan yang menjadi sponsor MXGP Samota.
MXGP Samota akan digelar di Rocket Motor Circuit Kabupaten Sumbawa pada 24 - 26 Juni 2022. Jumlah penonton MXGP Samota diperkirakan sebanyak 50 ribu orang.
Meskipun masih enggan menyebutkan perusahaan yang menjadi sponsor MXGP Samota. Tetapi ia mengatakan ada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menjadi sponsor.
"Banyak sponsornya. BUMN ada," kata Zulkieflimansyah dikonfirmasi usai launching penjualan tiket offline MXGP Samota di Mataram, Jumat (10/6/2022).
Terpisah, Ketua Tim Rocket Motor Rangga Siswara mengatakan MXGP Samota akan didukung sejumlah sponsor. Tetapi sekarang masih berproses dan belum bisa dideclare.
"Kalau sponsor semuanya lagi on progres. Itu ada beberapa sponsor memang. Tapi belum bisa kita declare untuk yang sekarang ini. Itu semua lagi kita persiapkan dan finalisasikan," terangnya.
Rangga menyatakan tidak ada masalah kaitan dengan sponsor. Tetapi saat ini semuanya masih dalam proses. "Bukan ada masalah. Tapi memang semuanya on progres semua," ungkapnya.
Begitu juga saat ditanya jumlah tiket MXGP Samota yang sudah terjual, Rangga mengatakan belum mendapatkan update terbaru. Penjualan tiket secara online sudah dibuka mulai 1 Juni lalu melalui platform tiket.com.
Sedangkan penjualan tiket secara offline mulai dibuka Jumat (10/6/2022). Penjualan tiket secara offline dilaakukan di sejumlah titik di kabupaten/kota seperti Kota Mataram, Lombok Timur, Sumbawa Baray, Sumbawa Besar, Dompu dan Bima. "Ada di beberapa mitra penjualan kami," ujar Rangga.
Ditanya mengenai tantangan paling sulit terkait penyelenggaraan MXGP Samota, Rangga mengungkapkan mobilisasi logistik dan akomodasi. Untuk mobilisasi logistik ada beberapa treatment khusus yang dilakukan.
Karena logistik MXGP Samota melalui Jakarta kemudian ke Lombok lewat angkutan udara. Selanjutnya dari Lombok, logistik dibawa menggunakan jalur darat ke Sumbawa.
"Kemudian terkait akomodasi lebih ke infrastruktur. Kalau secara internasional masih perlu dikembangkan lagi di Sumbawa. Karena mempertimbangkan isu akomodasi dan infrastruktur sehingga kami realistis dan mengurangi jumlah audience kita menjadi 50 ribu orang," pungkasnya.