Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Enggan Digunakan, Tiga Bahasa Daerah di NTB Rentan Punah

IMG_20251030_121628_009.jpg
Kepala Balai Bahasa Provinsi NTB Dwi Pratiwi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Tiga bahasa daerah di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam kondisi rentan punah. Di NTB, ada tiga bahasa daerah yang besar yaitu bahasa Sasak di Pulau Lombok, bahasa Samawa di Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat, serta bahasa Mbojo di Dompu dan Bima.

Kepala Balai Bahasa Provinsi NTB Dwi Pratiwi mengatakan penggunaan bahasa daerah di NTB mulai menurun di lingkungan keluarga. Keluarga-keluarga muda, rata-rata lebih senang berbahasa Indonesia atau bahasa asing di lingkungan keluarganya.

"Menurun penggunaan bahasa daerah. Mungkin sekarang dalam posisi rentan. Ketika posisi rentan, bagaimana supaya bahasa itu tidak rentan. Balai Bahasa mendorong bahasa daerah itu tidak cepat punah. Bagaimana caranya? Melalui revitalisasi bahasa daerah," kata Pratiwi di Mataram, Kamis (30/10/2025).

1. Penyebab bahasa daerah NTB rentan punah

IMG-20250705-WA0045.jpg
Komunitas Literasi Teman Baca Kota Mataram, NTB, membuka lapak buku di area publik yang berada di Kota Mataram. (dok. Istimewa)

Pratiwi mengungkapkan penyebab bahasa daerah di NTB rentan punah. Karena masyarakat sebagai pemilik bahasa daerah sudah mulai enggan menggunakannya dalam percakapan sehari-hari. Selain itu, keluarga muda juga banyak yang tidak paham dengan bahasa daerah. Sehingga bahasa yang digunakan di lingkungan keluarga adalah bahasa Indonesia dan terkadang bahasa asing.

Kemudian regulasi juga tidak mendukung, belum adanya muatan lokal bahasa daerah di kabupaten/kota sehingga pembelajaran bahasa daerah di sekolah juga belum maksimal. "Sekarang keluarga-keluarga muda itu rata-rata senang bahasa Indonesia. Itu boleh, tapi secara aturan sebenarnya untuk kelas 1 sampai 3 SD, pengantarnya adalah bahasa daerah," terangnya.

2. Bikin kamus bahasa daerah Sasak, Samawa dan Mbojo

ilustrasi seseorang membuka kamus (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi seseorang membuka kamus (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi penurunan penggunaan bahasa daerah di NTB yaitu dengan membuat kamus bahasa Sasak, Samawa dan Mbojo. Sehingga para generasi muda di NTB dapat memahami dan melestarikan bahasa daerahnya.

Selain itu juga dibuat cerita anak berbahasa daerah NTB. Dengan harapan dibaca dan dipahami serta dijadikan bahan untuk belajar kembali.

"Jadi Balai Bahasa NTB, berupaya untuk bagaimana bahasa daerah itu tidak cepat mengalami kepunahan. Jadi, bahasa itu tergantung pemiliknya, mau digunakan atau ndak," kata dia.

Pratiwi mengungkapkan bahwa di Pulau Jawa, bahasa daerah masih dalam posisi aman. Namun demikian, tetap harus didorong untuk penggunaan bahasa daerah. Apalagi bahasa daerah yang dalam kondisi rentan punah seperti NTB, maka perlu upaya semua pihak untuk tetap melestarikan bahasa daerah yang ada.

3. Turis asing dapat berbahasa Indonesia dan bahasa daerah

IMG_20251030_115152_473.jpg
Balai Bahasa NTB gandeng influencer untuk melestarikan bahasa daerah. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Dalam trigatra bangun bahasa, kata Pratiwi, masyarakat harus mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah dan menguasai bahasa asing. Untuk itu, pihaknya menyediakan kosakata bahasa Indonesia dan bahasa daerah sederhana di empat destinasi wisata di Pulau Lombok, yaitu Desa Bilebante dan Desa Kuta Lombok Tengah, Desa Tanjung Lombok Utara dan Desa Sembalun Lombok Timur.

Kosakata bahasa Indonesia dan bahasa daerah sederhana tersebut dapat dijadikan pedoman atau pegangan bagi pelaku wisata. Harapan, turis asing dapat menguasai kosa kata bahasa Indonesia yang sederhana.

"Jadi bukan kita yang ikut menggunakan bahasa asing, tetapi bagaimana turis asing dapat berbahasa Indonesia atau bahasa Sasak. Kemudian mengenal budaya-budaya yang ada di Lombok melalui kosa kata sederhana itu. Itu nanti ada semacam daftar menu kosakata dan sangat mudah diakses turis asing," terangnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us

Latest News NTB

See More

Belajar Koding di PAUD, Guru Dilatih Konsep Berpikir Komputasional

31 Okt 2025, 22:06 WIBNews