Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bisnis Coffee Shop di Mataram Digandrungi Anak Muda hingga Politisi

Coffee Shop Pojok Kopi di NTB Mall Kawasan Islamic Center, Kota Mataram. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Coffee Shop Pojok Kopi di NTB Mall Kawasan Islamic Center, Kota Mataram. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Bisnis Coffee Shop di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menjamur sejak pandemik COVID-19 pada 2020 lalu. Warung kopi, angkringan, kedai kopi atau coffee shop banyak dijumpai di sudut-sudut Kota Mataram.

Bisnis coffee shop di Kota Mataram digandrungi anak muda hingga para politisi Senayan. Sejumlah anggota DPR RI Dapil NTB yang duduk di Senayan mendirikan coffee shop di Pulau Lombok.

"Ini mirip kayak fenomena batu akik. Coffee shop juga demikian tapi lebih lama, menjamur hingga saat ini. Bicara bisnis kopi tidak di Kota Mataram saja tapi hampir di seluruh daerah di NTB," kata Sekretaris Asosiasi Kopi Indonesia (ASKI) Provinsi NTB M. Huzaini Areka saat berbincang dengan IDN Times di Mataram, Sabtu (6/1/2024).

1. Bisnis coffee shop digandrungi para politisi

Sekretaris ASKI Provinsi NTB M. Huzaini Areka. (dok. Istimewa)
Sekretaris ASKI Provinsi NTB M. Huzaini Areka. (dok. Istimewa)

Areka menjelaskan bisnis kopi seperti coffee shop bukan saja ditekuni para pegiat kopi. Tetapi bisnis ini banyak juga digandrungi para politisi Senayan hingga anak muda. Ia memberikan contoh, seperti anggota DPR RI Rachmat Hidayat, punya coffee shop Kopling (Kopi Lingkar).

Selain Rahmat, ada juga anggota DPR RI Suryadi Jaya Purnama, punya coffee shop di daerah wisata Sembalun. Begitu juga anggota DPR RI M Syamsul Lutfi, juga punya bisnis coffee shop. Selain itu, mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah juga punya coffee shop Revolusi dan Tuwa Kawa di Kota Mataram.

"Jualan kopi bukan saja dilakoni pedagang kaki lima, pedagang asongan, tetapi semua kalangan. Bisnis kopi di Mataram berjalan sangat cepat. Hampir di seluruh sudut kota, pasti ada. Artinya bisnis ini tumbuh pesat," terang Areka.

2. Budaya nongkrong anak muda

Jenis-jenis kopi khas NTB. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Jenis-jenis kopi khas NTB. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Nongkrong di kafe atau coffee shop seakan menjadi gaya hidup generasi muda khususnya Generasi Z (Gen Z) saat ini. Menurut Huzaini, budaya nongkrong anak muda juga menjadi faktor pendorong semakin banyaknya berdiri coffee shop di Kota Mataram. Sehingga, menurut pemilik coffee shop Pojok Kopi NTB Mall dan Titik Temu Kafe ini, bisnis ini sangat menjanjikan dan berkelanjutan.

"Sekarang anak muda mengejar kopi. Ada kopi original dan kekinian. Sekarang, kopi bisa diolah menjadi kekinian. Bisa dinikmati kalangan muda hingga tua," ujarnya.

Areka menambahkan bisnis kopi dari hulu hingga hilir di NTB cukup menjanjikan. Karena NTB merupakan salah satu daerah penghasil kopi di Indonesia. Kopi NTB juga banyak diekspor ke luar negeri.

Kondisi geografis NTB yang tanahnya bekas abu vulkanik Gunung Rinjani dan Gunung Tambora membuat daerah ini sangat cocok untuk pengembangan budidaya kopi robusta dan arabika.

"Kopi kita sangat beda, aroma dan rasanya kuat," terangnya.

3. Modal Rp1 juta sudah bisa buka bisnis kopi

Barista kopi di salah satu coffee shop di Kota Mataram. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Barista kopi di salah satu coffee shop di Kota Mataram. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Areka megatakan untuk membuka bisnis kopi tidak perlu modal yang besar. Dengan modal Rp1 juta, anak muda sudah bisa memulai bisnis kedai kopi. Jika punya modal Rp1 juta, tinggal membeli kopi yang sudah diroasting atau kopi bubuk.

"Tinggal diseduh, beli gelas, siapkan tempat," katanya.

Namun, jika punya modal Rp5 juta, bisa digunakan untuk membeli mesin grinder kopi seharga Rp1,5 juta sampai Rp2 juta. Harga mesin grinder kopi yang paling mahal bisa mencapai Rp300 juta.

"Kalau mau buka bisnis kopi tak mesti modal besar. Rp1 juta saja sudah bisa buka bisnis kopi. Bisa buka lapak kopi, angkringan, kedai kopi dan coffee shop. Bisnis kopi ini marketnya beda-beda dari orang tua sampai anak muda. Karena hampir semua orang suka kopi, baik laki-laki atau perempuan," tutur Areka.

Ia mengajak anak muda NTB yang baru lulus SMA/SMK dan perguruan tinggi membuka usaha dalam bisnis kopi. Karena peluangnya di NTB sangat terbuka lebar.

Salah seorang pengunjung coffee shop Nona Suka di Kota Mataram, Emi Kusuma menuturkan dalam seminggu dirinya lima kali menghabiskan waktu untuk nongkrong di coffee shop. Selain nongkrong, Emi juga nyaman bekerja dari kafe atau coffee shop.

"Selain kopinya yang segar, harganya juga murah cuma Rp10 ribu. Kalau kopi hangat harganya Rp8 ribu. Kalau kopi es Rp10 ribu," kata Emi.

Nongkrong dan kerja dari kafe menjadi gaya hidup anak muda di Kota Mataram. Ia menyebut di coffee shop Nona Suka, banyak mahasiswa dan pegawai kantoran yang nongkrong sambil menikmati kopi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
Muhammad Nasir
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us

Latest News NTB

See More

140 Ribu Orang Tercatat Nonton MotoGP Mandalika, Erick Thohir: Pecah Telur!

05 Okt 2025, 16:14 WIBNews