Kisah Nelayan Penangkap Ikan Tuna di Lombok, Cuan Rp10 Juta per Bulan
Persoalan sampah dan penggunaan potasium jadi ancaman
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lombok Timur, IDN Times - Menangkap ikan tuna menjadi aktivitas sehari-hari para nelayan di Dusun Padak Sie Desa Seruni Mumbul, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dalam sebulan, nelayan penangkap ikan tuna mendapatkan penghasilan atau cuan rata-rata sebesar Rp10 juta.
Seperti penuturan Badri (35), nelayan penangkap ikan tuna di Dusun Padak Sie Desa Seruni Mumbul. Dalam sebulan, dia turun melaut menangkap ikan tuna di perairan selatan Pulau Lombok dan Sumbawa yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia sebanyak dua kali.
"Penghasilan sebulan kalau rata-rata sebesar Rp10 juta per orang," kata Badri.
Baca Juga: Demi Biaya Berobat Anak, Seorang Ibu Nekat Curi Kamera Digital
1. Sekali melaut sampai 14 hari
Badri mengungkapkan dalam sekali melaut menangkap ikan tuna selama 10 - 4 hari. Sekali melaut menggunakan kapal bersama 5 - 6 orang anak buah kapal (ABK), ikan tuna yang didapatkan 1 - 2 ton. Sedangkan harga ikan tuna dijual sebesar Rp55 ribu per kilogram.
Hasil melaut dibagi 4 bagian untuk pemilik perahu, 3 bagian untuk juragan kapal dan sisanyavsama-sama satu bagian untuk ABK. Dalam satu kali melaut, kata Badri, biaya operasional yang dikeluarkan sebesar Rp12 juta. Dengan harga jual ikan tuna yang mencapai Rp55 ribu per kilogram, para nelayan mendapatkan penghasilan yang cukup besar.
"Apalagi sekarang lagi musimnya ikan tuna, mulai April sampai sekarang. Daerah bagian selatan Pulau Lombok dan Sumbawa tempat banyak ikan tuna," kata Badri.
Baca Juga: Ribuan Warga Lombok Kirim Doa untuk Korban Gempa Cianjur