Keturunan Raja Cakranegara Minta Dilibatkan soal Harta Karun Lombok 

Ada 600 jenis harta karun yang dijarah Belanda

Mataram, IDN Times - Keturunan Raja Cakranegara Lombok Anak Agung Made Jelantik Agung Barayang Wangsa meminta dilibatkan dalam pemulangan harta karun leluhurnya yang dulu dijarah Belanda. 

Seperti diketahui, ada wacana pemulangan harta karun ini dari Negeri Kincir Angin. Berdasarkan catatan yang dimiliki, ada 600 jenis benda-benda berharga yang dijarah Tentara Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1894.

"Kalau hasil informasi saya terima kurang lebih 600 jenis benda-benda bersejarah yang dijarah Belanda. Ada emas, permata, perak, perunggu, dan lontar. Karena saya menelusuri ini lebih dari 20 tahun lalu," katanya di Taman Mayura Cakranegara, Kota Mataram, Senin (10/7/2023) sore.

1. Puluhan tahun diperjuangkan

Keturunan Raja Cakranegara Minta Dilibatkan soal Harta Karun Lombok Taman Mayura Lombok yang merupakan situs peninggalan Kerajaan Cakranegara. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Anak Agung mengungkapkan, pengembalian harta karun Lombok sudah diperjuangkan puluhan tahun. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Bali yang membawahi Provinsi Bali, NTB, dan NTB bahwa sudah ada lebih dari 100 benda-benda bersejarah yang sudah dikembalikan Belanda.

Ia meminta agar benda-benda dari Puri Mayura Kerajaan Cakranegara itu seharusnya dapat dikembalikan ke Lombok. Berdasarkan hasil diskusi dengan berbagai pihak terkait diusulkan pembangunan museum di areal Taman Mayura Kota Mataram.

"Apa yang ada ini (harta karun Lombok) milik kita bersama. Ini bisa menjadi magnet bagi peneliti dan wisatawan asing. Kalau museum ini bisa terwujud, saya yakin pariwisata Lombok akan berbeda nanti," ujarnya.

Baca Juga: NTB Harapkan Harta Karun yang Dijarah Belanda Dikembalikan ke Lombok

2. Ahli waris tak pernah dilibatkan

Keturunan Raja Cakranegara Minta Dilibatkan soal Harta Karun Lombok Taman Mayura Lombok. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Selama ini anak keturunan kerajaan, Anak Agung mengaku berulang kali melayangkan protes ke Museum Negeri NTB. Sebagai ahli waris atau keturunan Raja Cakranegara tak pernah dilibatkan terkait persoalan ini.

"Apa yang ada sekarang (harta karun Lombok dikembalikan Belanda) bukan aji mumpung. Tapi puluhan tahun kita perjuangkan. Pemerintah jangan berpikir ego sentris," pintanya.

Ia berharap semua pihak terkait duduk bersama dan membuat kesepakatan. "Bukan berarti barang itu saya miliki sendiri, saya jual. Saya ndak mau begitu. Kalau ditempatkan di museum apakah standarnya memenuhi. Saya pikir pemerintah mau gak masalah. Bisa dibangun museumnya. Karena harta warisan leluhur saya ini tak ternilai harganya," imbuhnya.

3. Usulkan pembangunan museum di areal Taman Mayura

Keturunan Raja Cakranegara Minta Dilibatkan soal Harta Karun Lombok Balai Kambang, salah satu situs kerajaan Cakranegara. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Anak Agung menyatakan, perlu ada museum khusus untuk menyimpan dan merawat harta karun Lombok yang dijarah dari Kerajaan Cakranegara. Menurutnya, pembangunan museum sangat cocok di areal Taman Mayura.

Ia pernah mengusulkan agar kolam renang dan lapangan tenis yang berada di belakang Taman Mayura dijadikan lokasi pembangunan museum. Usulan ini telah disampaikan sejak 2005 lalu, tetapi belum ada tindak lanjut sampai sekarang.

Luas areal Taman Mayura sendiri saat ini sekitar 4 hektare. Taman Mayura dulunya merupakan tempat peristirahatan Raja Cakranegara. Di areal Taman Mayura masih ada Situs Balai Kambang, yang dulunya pada masa kerajaan dijadikan sebagai tempat peradilan.

Baca Juga: Inovasi Mobil Hemat Energi, 3 Kampus Wakili Indonesia di Tingkat Dunia

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya