Hiperaktif Pengaruhi Prestasi Akademik, Lakukan Deteksi Dini Anak ADHD
Deteksi dini anak mengalami ADHD sering terlambat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mataram, IDN Times - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyarankan kepada orang tua mengenai pentingnya deteksi dini anak dengan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Dengan melakukan deteksi dini, maka penanganan anak dengan ADHD tidak terlambat.
ADHD merupakan gangguan perkembangan otak yang dapat mengakibatkan seorang anak sulit untuk memusatkan perhatiannya, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif. Prilaku hiperaktif ini dapat memengaruhi prestasi akademik seorang anak. Biasanya, anak yang hiperaktif prestasi akademiknya buruk.
"Jadi, anak-anak yang karena sesuatu dan lain hal tidak bisa fokus, anak hiperaktif. Itu berpengaruh terhadap prestasi akademik. Tetapi intinya sebetulnya, bagaimana orang tua bisa mendeteksi lebih awal anak penderita ADHD supaya bisa ditangani dengan baik," kata Ketua IDAI Provinsi NTB dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp.A, MPH dikonfirmasi IDN Times di Mataram, Jumat (10/3/2023).
Baca Juga: Seorang Dukun di Lombok Utara Cabuli Siswi SMP yang Sedang Pingsan
1. Sering terjadi keterlambatan deteksi anak dengan ADHD
Sebenarnya, kata Eka, penyakit ADHD dapat dideteksi secara dini dengan melihat tumbuh kembang anak lewat buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Dalam buku KIA yang dipegang oleh seorang ibu, perkembangan pertumbuhan anak dapat dilihat setiap bulan dan tahun.
Dalam usia sekian bulan atau sekian tahun, kemampuan anak dapat dilihat perkembangannya di buku KIA. "Kalau tidak mencapai poin-poin dalam buku KIA, dia harus dirujuk. Itu yang sekarang belum jalan. Sehingga terjadi keterlambatan deteksi anak yang mengalami ADHD sejak dini," terang Eka.
Mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB ini mengungkapkan sampai saat ini belum ada data pasti mengenai jumlah anak yang mengalami ADHD di NTB. Namun, dengan melakukan deteksi dini lewat pemantauan perkembangan anak, apabila ada gejala mengarah ke ADHD, harus cepat dibawa ke poli tumbuh kembang anak yang berada di setiap rumah sakit.
"Kalau anak kena ADHD bisa kita terapi lebih awal. Ada terapi bermain, terapi okupasi. Anak itu dibuat supaya dia bisa fokus lalu diperbaiki yang lain," ujarnya.
Baca Juga: Kejati NTB Kantongi Nama Tersangka Korupsi Tambang Pasir Besi Lotim