384 Orang di Timor Tengah Selatan Keracunan Usai Santap MBG Hari Jumat

- Korban keracunan mencapai 384 orang
- Balita hingga orang dewasa alami keracunan, termasuk ibu hamil dan guru
- Sampel makanan sudah diambil untuk diteliti penyebabnya
Kupang, IDN Times - Korban keracunan makanan bergizi gratis (MBG) di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), mencapai 384 orang. Dalam pembaharuan data oleh Dinas Kesehatan TTS, Minggu (5/10/2025), menunjukkan korban dari usia balita berusia 9 bulan, pelajar hingga orang tua dan guru yang keracunan usai mengonsumsi MBG, Jumat (3/10/2025).
Kepala Dinas Kesehatan TTS, dr Karolina Tahun, menyebut jumlah ini naik dari sebelumnya 331 korban dari data yang dirilis Sabtu (4/10/2025).
"Data terakhir dari 331 korban jadi 384 korban, ada penambahan," jelas dia.
1. Korban adalah balita hingga orang dewasa

Ia menyebut beberapa balita yang jadi korban ini berusia 9 bulan - 2 tahun 10 bulan dari beberapa posyandu di TTS. Selebihnya ada pelajar PAUD hingga orang dewasa.
Keracunan ini sendiri terjadi di 4 posyandu dengan 10 korban, 2 PAUD dengan 3 korban, 4 TK dengan 4 korban, 2 SMA dengan 10 korban, 1 SMP dengan 7 korban, 4 SD dengan 304 korban, serta 49 orang lainnya adalah ibu hamil, orang tua siswa, ibu menyusui, guru TK sebanyak 49 orang.
Karolina menyebut para korban telah mendapat penanganan secara medis usai mengalami mual, muntah, pusing, hingga lemas dan kini semua telah dipulangkan sejak Sabtu lalu.
"Mereka berasal dari 15 lokasi berbeda dan ada yang belum dipastikan asal atau instansi mereka tapi sebagian besar sudah ditangani dan sudah dapat pulang," imbuhnya.
2. Sampel makanan sudah diambil

Sementara sampel dari MBG telah diambil pasca kejadian tersebut untuk diteliti lebih lanjut penyebab keracunan ini.
"Sudah diambil dan dikirim langsung ke Balai POM," jelas Karolina.
Keracunan massal pada Jumat ini membuat Pemerintah Daerah TTS sampai harus membuka beberapa posko penanganan darurat dibantu berbagai instansi termasuk kepolisian. Beberapa posko dan fasilitas kesehatan penanganan terhadap korban saat itu Posko SD GMIT Soe, Posko PRKP dan Polres TTS, RSUD Soe, dan beberapa puskesmas.
3. Respon Pemda TTS

Sebelumnya, Asisten I Setda Timor Tengah Selatan (TTS), Deny Nubatonis, menyatakan pemerintah akan melakukan evaluasi terhadap SPPG baik berupa penghentian MBG atau tindakan tegas pada SPPG.
"Pasti nanti di rapat pimpinan daerah soal itu pasti ada untuk dibahas," tambah dia.
Wakil Bupati TTS, Armi Konay, dalam pernyataan secara terpisah menyatakan peristiwa ini menjadi bahan evaluasi mereka terhadap pelaksanaan MBG.
"Sampel makanan dan air sudah kita kirim dan hasilnya nanti akan jelas apa penyebabnya, yang jelas ini jadi bahan pelajaran kita," sebut dia.