Pameran seni wayang Sasak dalam bentuk animasi diajang FKSM 2023. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Adapun 21 komunitas seni media yang terpilih dan tampil dalam FKSM 2023 di Lombok. Antara lain, Bulqini (Bandung, Jawa Barat) berkolaborasi dengan Mantra Ardhana dan Sanggar Aruntala (Lombok, Nusa Tenggara Barat), Densiel Lebang x Standart Collective (DKI Jakarta), Faisal Kamandobat dan Sanggar Matur Nuwun (Majenang, Jawa Tengah) & Universitas Nahdlatul Ulama NTB (Mataram, Nusa Tenggara Barat), Funlabs. id (Mataram, Nusa Tenggara Barat).
Kemudian Gondola Team (DKI Jakarta), Heri Dono & Studio Kalahan (DI Yogyakarta), KAE & Ruang Digital Indonesia & Oberlan Monre (DKI Jakarta), Kolaborasi Seniman Lombok (Lombok, Nusa Tenggara Barat), Komunitas SEATAP UNDIKMA (Mataram, Nusa Tenggara Barat), Muhamad Hafiz Maha & GudRnD (DKI Jakarta), New Pessimism + Natasha lontey (DKI Jakarta/DI Yogyakarta), Organic Mind (Lombok, Nusa Tenggara Barat), Pasirputih (Lombok, Nusa TenggaraBarat), Perempuan Pengkaji Seni (Sidoarjo, Jawa Timur).
Selain itu, Performance RAR (Bandung, Jawa Barat), Prewangan Studio (Tuban, Jawa Timur), Sekolah Pedalangan Wayang Sasak (Lombok, Nusa Tenggara Barat) & WaftLab (Surabaya, Jawa Timur) Sikukeluang (Pekanbaru, Riau), SIKU Ruang Terpadu (Makassar, Sulawesi Selatan), Theo Nugraha & MUTUALS (Samarinda, Kalimantan Timur), dan Rachmat Mustamin & Studio Patodongi x NARA Ink (Makassar, Sulawesi Selatan).
FKSM 2023 melibatkan Sudjud Dartanto, Jeong Ok Jeon dan Yudi Ahmad Tajudin sebagai kurator. Proses kurasi komunitas seniman cukup bervariasi dengan melibatkan undangan dari tim kuratorial, seleksi panggilan terbuka yang dilaksanakan selama Mei - Juni 2023, serta program lokakarya seni media dan pertunjukan silang media yang dilaksanakan pada 9-13 Juni 2023.
Selain itu, sosialisasi festival dan seni media juga dilakukan melalui sesi diskusi seni yang berlangsung sebanyak tiga kali, yaitu di Kupang, Nusa Tenggara Timur dan Bali pada Mei 2023, serta Lombok pada Juli 2023.
Ko-kurator pameran, Sudjud Dartanto, menjelaskan pendekatan dialektis dalam FKSM 2023 memungkinkan seniman untuk meneliti, memperdebatkan, serta memadukan konsep dan perspektif yang berbeda. Eeniman diajak untuk melihat bagaimana jalinan tradisi-tradisi lama dan baru menciptakan dialektika yang menggali ekspresi budaya yang unik.
"Mereka dapat menafsirkan kembali tradisi yang sudah mapan dengan cara baru dan inovatif, atau menciptakan tradisi baru dengan mengintegrasikan aspek masa lalu dengan pengaruh modern dan kontemporer," kata Sudjud.