Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Tips Meluluhkan Hati Seseorang yang Punya Sifat Avoidant

ilustrasi seseorang yang punya sifat avoidant (pexels.com/Keira Burton)

Ketemu orang yang punya sifat avoidant itu rasanya seperti main petak umpet tapi cuma kamu yang mencari terus. Mereka gak gampang terbuka, suka menjaga jarak, dan kadang bikin kamu mikir keras soal apa yang sebenarnya mereka rasakan. Tapi, bukan berarti orang seperti ini gak bisa diajak dekat.

Orang dengan kecenderungan avoidant sering dianggap dingin atau cuek, padahal sebenarnya mereka juga punya perasaan yang dalam. Jadi, daripada langsung mundur karena bingung harus bagaimana, lebih baik cari tahu cara yang bisa bikin mereka merasa aman.

Nah, kalau kamu udah merasa klik sama orang seperti ini dan ingin tahu bagaimana tips meluluhkan hati seseorang yang punya sifat voidant, yuk simak artikel ini.

1. Gak buru-buru mendekati tapi konsisten

ilustrasi seseorang yang punya sifat avoidant (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Buat orang yang avoidant, kedekatan emosional itu bisa terasa kayak ancaman, bukan kenyamanan. Jadi, kalau kamu dateng terlalu cepat atau terlalu intens, mereka bisa ngerasa overwhelmed dan malah makin menjauh. Tapi bukan berarti kamu harus mundur juga. Justru kuncinya ada di konsistensi. Kasih mereka ruang, tapi juga tunjukkan kalau kamu tetap ada di situ, siap nemenin tanpa maksa.

Misalnya, daripada tiap hari ngajak ngobrol panjang lebar, cukup sapaan ringan atau update kecil aja yang rutin. Lama-lama mereka bakal terbiasa sama kehadiran kamu yang stabil, dan itu jadi sinyal aman buat mereka. Ingat, orang avoidant butuh waktu buat percaya, dan konsistensi adalah cara paling efektif buat menunjukkan kalau kamu bukan ancaman.

2. Hargai privasi mereka, tapi tetap bangun koneksi

ilustrasi seseorang yang punya sifat avoidant (pexels.com/Alex Green)

Orang avoidant biasanya punya batasan privasi yang cukup tinggi. Mereka gak gampang cerita tentang hal pribadi, apalagi di awal-awal kenal. Tapi bukan berarti kamu gak bisa membangun koneksi. Kamu bisa nunjukkin bahwa kamu menghargai batas mereka dan gak memaksa mereka buka diri terlalu cepat.

Contohnya, kamu bisa mulai duluan cerita hal kecil tentang diri kamu tanpa berharap mereka langsung bales dengan hal yang sama. Pelan-pelan, mereka bisa merasa nyaman dan mulai terbuka dengan sendirinya. Jangan buru-buru minta penjelasan atau konfirmasi soal perasaan, cukup hadir dan jadi tempat yang nyaman tanpa tekanan.

3. Perhatikan bahasa tubuh dan respons halus

ilustrasi seseorang yang punya sifat avoidant (pexels.com/RDNE Stock project)

Salah satu ciri khas orang avoidant adalah mereka gak selalu bilang apa yang mereka pikirkan secara langsung. Kadang mereka lebih menunjukkan lewat tindakan kecil atau bahasa tubuh yang halus. Jadi, penting banget buat kamu lebih peka dan gak cuma mengandalkan kata-kata mereka.

Misalnya, kalau mereka mulai ngajak ngobrol lebih dulu, atau memberi perhatian kecil seperti tanya kabar atau ingat hal-hal penting tentang kamu, itu udah sinyal kalau mereka mulai ngerasa nyaman. Jangan anggap sepele respons-respons seperti itu, karena buat mereka itu udah bentuk usaha buat mendekati kamu.

4. Jangan pakai drama atau manipulasi emosi

ilustrasi seseorang yang punya sifat avoidant (pexels.com/Keira Burton)

Buat sebagian orang, strategi kayak pura-pura cuek atau main tarik ulur mungkin kelihatan berhasil. Tapi buat yang avoidant, itu bisa jadi bumerang. Mereka udah cukup sensitif dengan kedekatan emosional, jadi kalau kamu nambahin tekanan dengan drama atau manipulasi, mereka bisa langsung mundur dan nutup diri lagi.

Lebih baik, jujur aja soal perasaan kamu tapi dengan cara yang tenang dan gak maksa. Misalnya, bilang aja kamu senang bisa ngobrol sama mereka atau kamu nyaman ada di dekat mereka. Jangan pake nada mengancam atau bikin mereka ngerasa bersalah, karena itu malah bikin mereka makin menarik diri.

5. Sabar dan terima kalau prosesnya gak instan

ilustrasi seseorang yang punya sifat avoidant (pexels.com/Trinity Kubassek)

Ini mungkin bagian paling penting tapi juga paling susah, yaitu sabar. Meluluhkan hati seseorang yang avoidant itu gak bisa buru-buru. Mereka butuh waktu buat merasa aman, dan itu proses yang bisa berbulan-bulan bahkan lebih. Tapi kalau kamu bener-bener tulus, mereka bakal ngerasa itu dan mulai buka hati secara perlahan.

Terima kalau setiap orang punya ritme yang beda-beda dalam membangun kedekatan. Jangan bandingkan hubungan ini sama hubungan lain yang lebih terbuka atau ekspresif. Fokus aja sama apa yang bisa kamu kasih, bukan apa yang harus mereka bales. Kalau memang niatnya tulus dan sabar, besar kemungkinan mereka bakal membuka diri secara alami.

Meluluhkan hati seseorang yang avoidant memang butuh usaha ekstra. Tapi bukan berarti gak mungkin. Selama kamu konsisten, peka, dan gak maksa, mereka bisa merasa nyaman dan mulai terbuka. Jadi, kalau kamu lagi jatuh hati sama orang yang avoidant, jangan buru-buru nyerah. Kadang, justru dari proses yang pelan dan penuh pengertian itu, bisa muncul hubungan yang kuat dan tahan lama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us