Kalle Rovanpera, Jejak Perjalanan Menuju Gelar Juara Dunia WRC Termuda

Bima, IDN Times - Kalle Rovanpera adalah seorang pebalap asal Finlandia yang telah meraih gelar juara dunia World Rally Championship (WRC). Berada di bawah naungan tim Toyota Gazoo Racing, ia pertama kali menjadi juara dunia pada tahun 2022, hanya dalam tiga tahun sejak memulai kariernya di kasta tertinggi WRC. Prestasinya tidak berhenti di situ, karena ia berhasil mempertahankan gelar juara dunia pada tahun berikutnya, menegaskan dirinya sebagai pebalap termuda yang mampu meraih gelar secara berturut-turut.
Meskipun pada tahun 2024 ia memilih untuk menjadi pebalap paruh waktu, Kalle Rovanpera tetap menunjukkan kompetitivitas yang tinggi. Berikut adalah beberapa fakta unik tentang Kalle Rovanpera yang harus kamu ketahui.
1. Sosok yang mencintai kampung halaman

Kalle Rovanpera, pemuda kelahiran Jyväskylä, masih tinggal bersama orang tuanya di pinggiran Puuppola di tengah Finlandia. Puuppola dikenal sebagai kota yang melahirkan bakat-bakat hebat dalam dunia rally seperti Tommi Makinen, Juha Kankkunen, dan Mikko Hirvonen. Di dunia Formula One, juga terkenal dengan nama Kimi Raikkonen dan Mika Hakkinen.
Menurut Skoda-Storyboard.com, Kalle menyatakan bahwa ia sangat menyukai kampung halamannya. Ia juga mengungkapkan ketertarikannya pada salju dan hutan. Kalle ingin setiap orang yang datang ke Finlandia, khususnya Puuppola tempat tinggalnya, bisa melihat sendiri keindahan negeri ini yang bersih, indah, dan dihuni oleh masyarakat yang baik.
2. Memiliki kewajiban dinas militer

Salah satu tantangan bagi atlet yang memulai kariernya sejak dini adalah kehilangan waktu untuk menempuh pendidikan formal. Kalle Rovanpera juga menghadapi tantangan serupa dengan harus menjalani dinas militer. Bersama dengan 71 atlet Finlandia lainnya, termasuk pebalap World Rallycross Jesse Kallio, Kalle menerima perintah untuk dinas militer.
Pada bulan Oktober 2019, Kalle melapor untuk bertugas di Helsinki. Namun, pada saat yang sama, ia memiliki kontrak penuh waktu dengan Toyota Gazoo Racing Team untuk berlaga di WRC, yang membuatnya harus menghentikan dinas militer setelah hanya sepuluh hari. Meskipun demikian, ia tetap memiliki kewajiban untuk menyelesaikan tugas militernya sebelum mencapai usia tiga puluh tahun.
3. Memiliki jimat keberuntungan

Sebelum menjadi pebalap penuh waktu untuk Toyota Gazoo Racing Team pada tahun 2020, Kalle Rovanpera berkompetisi di kelas WRC2 di bawah naungan Skoda Motorsport. Pada musim perdananya, ia berhasil finis di posisi tiga secara keseluruhan dan menjadi yang tercepat di seri Wales dan Spanyol, meskipun saat itu usianya baru delapan belas tahun.
Sebagai seorang pebalap yang telah terjun ke dunia otomotif sejak usia muda, Kalle memiliki beberapa benda yang dianggapnya sebagai jimat keberuntungan. Setelah mengikuti Rally Wales, Kalle selalu terlihat memandang cincin yang dipakainya di jari telunjuk. Baginya, cincin itu membawa keberuntungan, dan itulah mengapa ia memilih untuk tetap mempertahankannya hingga kini.
4. Tertarik untuk menjadi drifter

Bukan rahasia lagi jika seorang pebalap tidak hanya menyukai satu jenis kegiatan. Seperti Kalle, selain balapan rally ia juga memiliki ketertarikan dalam hal drifting. Pada bulan Mei 2022 yang lalu, ia berpartisipasi dalam Drift Masters European Championship (DMEC) di Dublin, Irlandia. Mobil yang dikendarainya adalah Supra yang telah dimodifikasi oleh juara drifting, Daigo Saito.
Sebelumnya Kalle hanya mengikuti kompetisi drifting di Finlandia. Kemenangannya di kompetisi Kokkola Venetsia Drifting 2021 cukup menjadi bukti bahwa ia memiliki potensi untuk bersaing dengan para drifter berpengalaman jelas A. Terbukti dengan bagaimana ketika seri Dublin digelar ia berhasil mencapai posisi 16 besar dari total 42 pebalap berpengalaman yang menjadi kompetitornya. Pada tahun 2023 lalu, Kalle bahkan mengikuti empat dari enam seri DMEC yang digelar.
5. Selalu menjadi yang termuda

Kalle Rovanpera resmi menjadi juara dunia WRC termuda dalam sejarah pada tahun 2022 di usianya yang baru menginjak duapuluh dua tahun lewat satu hari. Menggeser rekor yang telah ada sejak 1995 dimana pereli Skotlandia, Colin McRae menjadi juara dunia di usianya duapuluh tujuh tahun. Kalle mampu mempertahankan gelarnya pada tahun 2023 yang mengukuhkan dirinya menjadi pebalap termuda yang dapat meraih juara dunia secara back to back. Bahkan, pebalap seperti Sebastian Ogier menjadi juara dunia ketika usianya 29 tahun sementara Sebastian Loeb 30 tahun.
Sebelum menjadi juara dunia termuda di kelas WRC, banyak rekor termuda lain yang berhasil dipecahkan olehnya. Misalnya seperti pebalap termuda yang berlaga di WRC, pebalap temuda yang dapat finis di posisi podium di WRC, pebalap termuda yang berhasil meraih kemenangan di WRC, dsb. Mengingat usianya yang masih muda, bukan tidak mungkin akan ada rekor lain yang akan kembali pecah.
6. Aktif dalam kegiatan di luar lintasan

Kalle Rovanpera bukanlah seorang pebalap yang puas dengan prestasinya. Selain menjadi sosok termuda dalam banyak kejuaraan, ia juga aktif dalam kegiatan di luar lintasan balap Rally yang membuat namanya semakin dikenal publik. Media sering kali menemukannya berinteraksi dengan tokoh-tokoh lain dari berbagai lintasan yang berbeda. Menganggap Kalle Rovanpera sebagai bagian dari pebalap elite internasional bukanlah berlebihan. Dengan statusnya tersebut, ia memiliki banyak kesempatan untuk terlibat dalam berbagai aktivitas bersama bintang-bintang dunia Red Bull.
Selain beberapa kali bertemu dengan juara F1 termuda sepanjang sejarah, Max Verstappen, Kalle juga sering berinteraksi dengan Eero Ettala, atlet snowboard terkenal asal Finlandia. Selain itu, Kalle juga kerap berlatih bersama mantan pebalap F1 Mika Hakkinen untuk mengasah kemampuannya di lintasan bersalju.
7. Lahir dari seorang mantan perelli

Di awal kariernya sebagai pebalap pemula, Kalle sering kali ditanya oleh wartawan tentang siapa sosok yang menjadi panutannya, idola, atau legenda yang ingin ia ikuti jejaknya. Jawabannya sangat mudah baginya karena satu-satunya orang yang dianggapnya sebagai pahlawan adalah ayahnya, Harri 'Rovis' Rovanpera. Ayahnya ini telah memperkenalkannya pada dunia reli sejak masa kecil.
Harri 'Rovis' Rovanpera sendiri adalah seorang mantan pebalap reli yang aktif dari tahun 1993 hingga 2006. Ia meraih kemenangan dalam kejuaraan reli Swedia pada tahun 2001, sebuah prestasi yang juga diulangi oleh Kalle 21 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2022. Selain itu, Harri dikenal sebagai pebalap yang sangat terampil di lintasan gravel.
8. Kesulitan mendapatkan surat izin mengemudi

Pada usia dua belas tahun, Kalle sudah siap untuk bersaing dalam balapan. Namun, tantangannya adalah bahwa untuk mengemudi di negara mana pun di Eropa, ia membutuhkan lisensi mengemudi, bahkan hanya untuk balapan. Karena itu, Kalle harus mencari cara agar tetap bisa berpartisipasi. Pada usia tiga belas tahun, ia akhirnya bisa balapan di Latvia, satu-satunya negara di mana tidak dibutuhkan lisensi mengemudi untuk ikut serta.
Saat itu, selama transfer antar tahapan balapan, kendali diambil alih oleh Risto Pietiläinen, yang saat itu adalah navigator untuk Kalle dan sebelumnya untuk ayahnya, ketika mobil mereka melintas jalan umum. Kalle menjadi juara di Latvia pada usia enam belas tahun dan mempertahankan gelarnya di tahun berikutnya. Pada tanggal 2 Oktober, sehari setelah ulang tahunnya yang ke-17, ia lulus ujian mengemudi dan mendapatkan lisensi untuk ikut serta dalam balapan kelas dunia secara penuh.
Setelah meraih gelar juara dunia dua tahun berturut-turut, Kalle Rovanpera memutuskan untuk menjadi pebalap paruh waktu dengan Toyota Gazoo Racing pada tahun 2024. Meskipun demikian, ia tetap menunjukkan kompetitivitasnya dengan meraih kemenangan pertama di seri Safari Rally Kenya. Dengan usianya yang masih muda dan keahliannya yang luar biasa dalam mengemudi, kita patut menantikan pencapaian-pencapaian baru yang mungkin akan diraih oleh pemuda berdarah Finlandia ini. Bisakah Kalle mengatasi rekor juara dunia yang dimiliki oleh dua senior sebelumnya, Sebastian Loeb dan Sebastian Ogier?