Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Hilal Belum Tampak di Kupang, Umat Islam Tunggu Sidang Isbat

Hilal tidak teramati dari wilayah NTT. (IDN Times/ Putra F. D. Bali Mula)

Kupang, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar pengamatan hilal pada Sabtu (29/3/2025) di rooftop Kantor BMKG Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun, hasil pengamatan menunjukkan bahwa hilal tidak tampak.

Pemantauan ini dilakukan oleh BMKG Stasiun Geofisika Kupang bersama Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) NTT, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), serta sejumlah tokoh agama Islam di Kota Kupang. Hasil pengamatan ini menjadi acuan dalam penetapan awal Ramadan 1446 H.

1. Tidak tampak di tiga titik pengamatan

Kepala Kanwil Kemenag NTT, Reginaldus Serang, memberi keterangan pers soal pengamatan hilal. (IDN Times/ Putra F. D. Bali Mula)

Menurut BMKG, beberapa faktor menyebabkan hilal tidak tampak di Kupang, di antaranya posisi bulan yang berada di bawah horizon, bulan yang tenggelam lebih dulu dibanding matahari, serta kondisi cuaca yang kurang mendukung.

Kepala Kanwil Kemenag NTT, Reginaldus Serang, menyebutkan bahwa pengamatan dilakukan di tiga titik di NTT, yakni Sumba Timur, Alor, dan Kupang. Namun, hasilnya tetap sama—hilal tidak terlihat di ketiga lokasi tersebut.

“Pemantauan dilakukan di Sumba Timur, Alor, dan Kupang. Di semua titik tersebut hilal tidak tampak,” ujarnya.

Reginaldus menegaskan bahwa umat Islam di NTT akan menunggu hasil sidang isbat yang akan dipimpin langsung oleh Menteri Agama untuk menentukan awal Ramadan 1446 H.

“Kita tunggu hasil sidang isbat di Kementerian Agama yang akan menentukan kapan 1 Ramadan dimulai,” tambahnya.

2. Bulan tenggelam lebih awal

Hilal tidak terpantau di wilayah Kota Kupang. (IDN Times/ Putra F. D. Bali Mula)

Pengamat Meteorologi dan Geofisika Madya di Stasiun BMKG Kupang, Tri Umaryadi Wibowo, menjelaskan bahwa secara astronomis, bulan tenggelam lebih cepat dibanding matahari.

“Bulan tenggelam pada pukul 17.42 WITA, sementara matahari tenggelam pada 17.51 WITA. Artinya, bulan tenggelam 9 menit lebih awal dari matahari,” ungkapnya.

Selain itu, belum terjadi konjungsi, di mana secara ideal bulan seharusnya berada di belakang matahari saat tenggelam. Hal ini menyebabkan hilal tidak teramati di wilayah Kupang.

3. Berada di bawah horizon

Hilal tidak terpantau di wilayah Kota Kupang. (IDN Times/ Putra F. D. Bali Mula)

Koordinator Observasi BMKG Geofisika Kupang, Bram, menambahkan bahwa sejak awal hilal memang diperkirakan sulit diamati. Pasalnya, posisi hilal berada di -2,62 derajat atau di bawah horizon. Selain itu, cuaca buruk di Kota Kupang dalam tiga hari terakhir turut memengaruhi pengamatan.

“Kondisi cuaca di Kota Kupang yang mendung dan berawan sejak sore hari semakin memperkecil peluang hilal untuk terlihat,” jelasnya.

Dengan hasil ini, keputusan awal Ramadan akan tetap menunggu sidang isbat yang akan digelar Kementerian Agama dalam waktu dekat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
SG Wibisono
EditorSG Wibisono
Follow Us