Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Demo Mahasiswa Tolak UU TNI di NTT Ricuh

Mahasiswa Kupang aksi tolak UU TNI di Gedung DPRD NTT. (IDN Times/Putra F. D. Bali Mula)
Mahasiswa Kupang aksi tolak UU TNI di Gedung DPRD NTT. (IDN Times/Putra F. D. Bali Mula)

Kupang, IDN Times -  Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Penolakan Undang-Undang (UU) TNI melakukan aksi demonstrasi di depan gedung DPRD NTT. Pada aksi kali ini, salah satu mahasiswa mendapatkan kekerasan diduga dari oknum pegawai DPRD NTT yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN).

Aksi ini diikuti oleh 46 organisasi yang tergabung dalam Mahasiswa Cipayung, yaitu HMI, GMKI, PMKRI, PMII dan GMNI. Massa aksi lebih dahulu melakukan long march dari depan Polda NTT sekitar 2 kilometer dan tiba pukul 11.00 WITA di gerbang kantor DPRD NTT. Massa yang tiba saat itu disambut barisan polisi yang bersiaga.

Massa aksi lalu berorasi secara bergantian hingga ada aksi dorong antara polisi bersama Sat Pol PP. Aksi dorong ini sempat mereda. Massa aksi juga menolak bertemu anggota DPRD NTT, Anna Waha Kolin.

1. Serukan TNI kembali ke barak

Aksi mahasiswa Kota Kupang tolak UU TNI dengan lagu rap. (IDN Times/ Putra F. D. Bali Mula)
Aksi mahasiswa Kota Kupang tolak UU TNI dengan lagu rap. (IDN Times/ Putra F. D. Bali Mula)

Orasi terus berlangsung hingga massa aksi dari kelompok mahasiswa lainnya bergabung di lokasi. Mereka juga menyanyikan lagu dengan nada sindiran.

"Kasih hancur! Kasih rubuh siapa yang datang palang. Tolak Undang-undang ! Katong datang dan berjuang, kawal TNI kembali ke barak. TNI kembali ke barak! Kawal TNI kembali sampai barak!," nyanyi Hermanoz Bahy, anggota PMKRI yang ikut aksi.

Lagu ini memicu massa melakukan aksi saling dorong lagi dengan aparat yang mengawal massa. Massa sempat tenang lagi, namun tak lama berselang mereka kembali mendorong polisi. Aksi saling dorong ini berlangsung sekitar dua menit hingga massa berhasil masuk halaman DPRD NTT pukul 13.56 WITA.

2. ASN pukul mahasiswa

ASN DPRD NTT pukuli mahasiswa yang aksi tolak UU TNI. (Dok IDN Times/Putra Bali Mula)
ASN DPRD NTT pukuli mahasiswa yang aksi tolak UU TNI. (Dok IDN Times/Putra Bali Mula)

Mahasiswa yang menggeruduk masuk itu langsung menaiki tangga kantor DPRD NTT. Mereka memeriksa ruang rapat paripurna yang sudah terkunci. Tak lama berselang seorang ASN datang dengan marah. Pantauan IDN Times di lokasi, ASN ini menghantam kepala anggota GMKI Kupang, Melianus, dengan sebuah tutupan tempat sampah.

Melainus yang juga Koordinator Bayangan Aliansi Tolak UU TNI ini mengakui kejadian pemukulan ini. Ia awalnya berniat mengontrol massa untuk turun kembali ke halaman. Saat ia menarik rekannya, ia malah dipukuli. Ia juga mengaku ditonjok di bagian pipi kirinya.

"Lalu saya ditonjok di sini oleh ASN yang merupakan Sekwan DPRD NTT. Saya tuntut dia bertanggung jawab dan dicopot dari jabatannya," kata Melki kepada IDN Times.

3. Mahasiswa bakar atribut dan coret gedung DPRD NTT

Mahasiswa Kota Kupang coret Kantor DPRD NTT saat tolak UU TNI. (IDN Times/Putra F. D. Bali Mula)
Mahasiswa Kota Kupang coret Kantor DPRD NTT saat tolak UU TNI. (IDN Times/Putra F. D. Bali Mula)

Aksi pemukulan oleh salah satu ASN ini menyulut amarah massa. Mereka beramai-ramai naik ke depan ruang rapat paripurna bersamaan dengan kemunculan ASN lainnya. Terjadi aksi saling tarik hingga polisi dengan cepat menengahi kedua kelompok ini. 

Massa yang terlanjur marah pun mengumpulkan karpet dan tempat sampah lalu membakarnya dengan atribut demonstrasi. Mereka membakarnya di depan tangga naik menuju ruang paripurna. 

Massa menyanyikan lagu Buruh Tani atau Pembebasan sambil mengitari api dilanjutkan dengan berorasi. Mahasiswa juga mencoret dan melumuri lumpur ke gedung DPRD NTT. Mereka menuntut Ketua DPRD NTT Emilia Nomleni datang menemui mereka.

4. Kaca pintu DPRD NTT pecah

Kaca pintu kantor DPRD NTT pecah saat bentrok ASN dan mahasiswa yang tolak UU TNI. (IDN Times/ Putra F. D. Bali Mula)
Kaca pintu kantor DPRD NTT pecah saat bentrok ASN dan mahasiswa yang tolak UU TNI. (IDN Times/ Putra F. D. Bali Mula)

Massa aksi kembali ricuh dengan ASN DPRD. Salah seorang ASN menantang demonstran yang berada di pintu depan lantai bawah Kantor DPRD NTT. Seorang ASN ini bersama rekannya maju ke massa aksi dan mengeluarkan kalimat tantangan. Aksi ini memicu amarah massa. ASN lainnya ikut keluar dari dalam kantor.

Kedua kelompok ini ricuh dan terjadi aksi pemukulan oleh ASN terhadap mahasiswa. Kedua kelompok ini bentrok hingga kaca pintu masuk tersebut pecah. Kejadian ini berlangsung pukul 14.31 WITA.

Polisi kemudian melerai kedua mereka dan sempat juga menarik beberapa mahasiswa. Koordinator BEM Nusantara NTT, Saulus Ngabi Nggaba, mengalami luka-luka di bagian wajah akibat kekacauan tersebut. 

5. Ketua DPRD NTT akan tindak ASN yang pukul mahasiswa

Ketua DPRD NTT Emilia Nomleni (tengah) menemui massa aksi. (IDN Times/Putra F. D. Bali Mula)
Ketua DPRD NTT Emilia Nomleni (tengah) menemui massa aksi. (IDN Times/Putra F. D. Bali Mula)

Koordinator Aliansi Tolak UU TNI, Putra Umbu Toku Ngudang, menganggap Emi tak menghiraukan aksi yang mereka lakukan dari pukul 11.00 - 14.30 WITA.

Ketua DPRD NTT, Emilia Nomleni, akhirnya tiba dan menemui massa pada pukul 14.48 WITA. Emilia mengaku sedang dalam perjalanan menuju Timor Tengah Selatan (TTS). Ia kembali ke Kota Kupang setelah mengetahui adanya aksi mahasiswa.

Mahasiswa kemudian menyampaikan langsung kepada Emilia mengenai tuntutan mereka yang menolak UU TNI. Emilia menyebut dirinya dan seluruh anggota DPRD NTT akan menyampaikan kepada DPR RI. Ia juga akan bersikap tegas terhadap pegawai DPRD NTT jika terbukti melakukan tindakan kekerasan.

"Kami janji akan sampaikan protes dari teman-teman semua melalui kader-kader yang ada DPR bahwa ada penolakan juga dari NTT atas UU TNI ini. Selain itu, kalau benar ada ASN terlibat tindakan pemukulan, itu pun akan kita tindak," ungkap Emi.

Emi yang didampingi Wakapolda NTT, Brigjen Pol Awi Setiyono, berjanji akan memproses ASN maupun polisi yang represif terhadap mahasiswa.

"Nanti kita akan proses bila ditemukan pelanggaran," tukas Awi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us