TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tanaman Tomat Petani di Lombok Timur Rusak Akibat Hama dan Cuaca Buruk

Banyak tanaman tomat yang mati dan busuk

dokumen pribadi

Lombok Timur, IDN Times - Cuaca buruk yang melanda wilayah Lombok Timur beberapa minggu terakhir ini mengakibatkan puluhan are tanaman dan buah tomat petani di Lombok Timur rusak. Salah seorang petani tomat asal Sekarteja, Nurhidayati menyampaikan akibat hujan yang terus menerus ini membuat buah tomat banyak yang busuk dan mati di sawah. Hal ini juga diperparah dengan banyaknya hama pada tanaman tersebut.

"Cuaca saat ini tidak bisa kita tebak, meski pagi panas tapi nanti siang hujan sampai malam, ini salah satu faktor penyebab tomat kami bayak yang rusak," ungkapnya saat ditemui di sawahnya, Senin (27/02/2023).

Baca Juga: Sopir Truk Harus Tahu, Pemkab Lotim Ubah Pola Penarikan Pajak MBLB

1. Tanaman tomat juga diserang hama

dokumen pribadi

Selain akibat cuaca, rusaknya tanaman tomat petani juga dikarenakan banyaknya hama yang menyerang. Terlebih pada musim tanam sekarang ini, cuaca yamg tidak mendukung untuk melakukan penyemprotan.

Diakui, pada musim tanam ini, hama di tanaman tomat tidak bisa dibasmi walaupun sudah disemprot menggunakan pestisida berkali-kali. Sebab begitu disemprot, tanaman  langsung diguyur hujan.

"Pagi disemprot nanti siang hujan jadi racun tidak bisa bereaksi untuk membasmi hama. Hama ini juga cepat menyebar ketika musim hujan," ungkapnya. 

2. Petani hanya bisa panen sampai tiga kali saja

dokumen pribadi

Selama musim tanam ini, diakuinya hasil panen sangat menurun derastis dibandingkan dengan musim tanam sebelumnya. Di mana pada musim tanam saat ini, diakuinya hanya bisa panen sampai tiga kali saja. Biasanya dalam sekali musim tanam, petani bisa panen 7 hingga 8 kali.

Diakui pada awal panen, harga tomat di tingkat petani juga anjlok. Untuk satu keranjang dijual dengan harga Rp40 ribu dengan berat dalam satu keranjang 40 kilogram lebih. Sehingga kondisi ini mengakibatkan para petani merugi sampai jutaan rupiah.

"Kalau kita hitung per kilo, berati harganya Rp Rp1.000 per kilo. Jangankan untun,  modal pun tidak bisa balik," ungkapnya.

Baca Juga: Bupati Lotim Sukiman Azmy Terdaftar sebagai Bacaleg DPR RI?

Verified Writer

supardi ardi

Saya suka menulis dan jalan-jalan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya