Tarik Minat Anak Muda, Kenalkan Wayang Sasak dengan Model Kekinian
Regenerasi dalang wayang Sasak tanpa dukungan pemerintah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mataram, IDN Times - Wayang Sasak merupakan satu dari tiga jenis wayang yang masih tetap eksis di Indonesia, selain Wayang Jawa dan Wayang Bali. Di tengah gempuran teknologi dan zaman, pertunjukan Wayang Sasak mulai jarang tampil. Sama halnya dengan kurangnya minat generasi muda Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk menjadi pedalangan wayang. Sehingga perlu cara khusus untuk memperkenalkan wayang kepada mereka, sesuai dengan perkembangan zaman.
Dulu, Wayang Sasak banyak dipertunjukkan pada hajatan acara sunatan, acara pernikahan, setiap acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan lainnya. Namun, sekarang pertunjukan Wayang Sasak makin jarang dijumpai.
Kondisi inilah yang mendorong pasangan suami istri di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Abdul Latif Apriaman dan Fitri Rahmawati mendirikan Sekolah Pedalangan Wayang Sasak. Wayang Sasak diperkenalkan kepada anak-anak muda menggunakan model kekinian yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Baca Juga: Miliki Sirkuit untuk MotoGP dan MXGP, NTB akan Bentuk Akademi Balap
1. Kenalkan Wayang Sasak lewat wayang botol
Kebudayaan sejatinya tumbuh berkembang menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Sekolah Pedalangan Sasak mengenalkan Wayang Sasak kepada anak-anak sejak usia dini lewat wayang botol. Dengan model kekinian, anak-anak bergembira menikmati dan memainkan wayang botol yang terbuat dari sampah botol plastik.
"Generasi sekarang perlu dideketin dengan bentuk yang beda. Sehingga muncullah wayang botol. Wayang botol itu rata-rata dalangnya anak-anak. Ini bukan wayang pakem tapi mungkin wayang itu berkembang sesuai perkembangan zaman," kata Latif saat berbincang dengan IDN Times di Mataram, Jumat (4/11/2022).
Dalam pertunjukan wayang botol, selalu ada tokoh Wayang Sasak yang juga dimainkan. Sehingga nyambung antara dunia masa lampau dan sekarang. Dengan mengenalkan anak-anak wayang botol, mereka menjadi semakin tertarik untuk bermain wayang Sasak.
Melihat antusiasme anak-anak muda bermain wayang botol, ia optimis regenerasi Dalang wayang Sasak mulai tumbuh meskipun tanpa dukungan pemerintah.
"Regenerasi mulai tumbuh meskipun itu semua tanpa intervensi pemerintah. Kita optimis wayang Sasak akan tetap bertahan. Ada banyak kelompok sanggar pedalangan di Lombok. Bertumbuh lah dia, dan masih menggembirakan ini," kata Latif.
Pendirian Sekolah Pedalangan Wayang Sasak dimulai pada 2015. Latif mengatakan pendirian Sekolah Pedalangan Wayang Sasak muncul dari ide yang sederhana. Bahwa ilmu pedalangan bisa dipelajari. Karena ada anggapan bahwa orang yang menjadi dalang, punya garis keturunan dari orang tua atau kakeknya.
"Kalau kita lihat, ilmu pedalangan ini bisa dipelajari tanpa harus punya keturunan dalang," tuturnya.
Sekolah Pedalangan Sasak, terang Latif, bukan merupakan sekolah formal tetapi informal. Ada dua dalang senior yang mengajarkan anak-anak untuk mendalang wayang Sasak. Selain itu, dalang-dalang senior sudah mulai mengajarkan tentang pedalangan wayang Sasak di kampungnya.
"Sehingga saya optimis, wayang Sasak akan tetap bertahan. Dia akan mengalami perubahan-perubahan sesuai perkembangan zaman," kata Latif.
Kalau dulu pertunjukan wayang Sasak dilakukan semalam suntuk. Tetapi sekarang masyarakat tidak bisa lagi kumpul berlama-lama untuk menonton pertunjukan wayang. Maka sekarang, lakon ceritanya dipersingkat dan disesuaikan dengan kondisi kekinian.
Termasuk juga penggunaan bahasa, karena tidak banyak yang mengerti bahasa jejawen, sehingga sebagian besar menggunakan bahasa daerah atau bahasa Indonesia.
"Maka dalang juga melakukan inovasi bagaimana pesannya bisa sampai ke masyarakat," ucapnya.
Untuk memberdayakan dalang wayang Sasak agar tetap eksis dan berkarya, Latif mengatakan mereka diberikan bantuan alat perekam berupa handphone dan tripot. Sehingga para dalang tidak mesti menunggu ada orang yang nanggap untuk melakukan pertunjukan. Tapi mereka tetap bisa berproduksi melahirkan karya.
"Kami mengajari bagaimana cara mengambil video sederhana, merekam momen-momen saat pertunjukan, pelajaran tentang wayang direkam kemudian diupload di YouTube. Kalau diundang pertunjukan saat ada hajatan, itu direkam. Kemudian diupload di YouTube," terangnya.
Dengan cara seperti ini, dalang wayang Sasak semakin dikenal dan karyanya dapat dinikmati masyarakat lewat YouTube. Setiap video pertunjukan wayang yang diupload di YouTube, disertakan dengan nomor HP dalangnya. Sehingga banyak orang yang menghubungi untuk nanggap pertunjukan wayang Sasak.
Baca Juga: One Gate System Gili Trawangan Dihentikan, Rute Bali-Trawangan Normal