TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tak Sesuai Ekspektasi, UMKM Rugi Besar saat Jualan di MotoGP Mandalika

Pengaruhi produksi, UMKM harap transparasi tiket terjual

UMKM berjalan sejauh satu kilometer menenteng panci dan barang lainnya karena tidak mendapatkan cardpass dari ITDC (screenshoot IG Story Indah Purwanti)

Mataram, IDN Times - Tidak semua Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mendapatkan untung dalam perhelatan MotoGP Mandalika 2022. Banyak UMKM yang menyewa booth di Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) mengalami kerugian besar.

Pendapatan yang diperoleh saat gelaran MotoGP Mandalika 2022 jauh dari ekspektasi. Bahkan, pendapatan yang diterima saat MotoGP tidak lebih besar jika dibandingkan pendapatan saat perhelatan World Superbike (WSBK) Mandalika pada November 2021.

Baca Juga: Pengakuan Polisi yang Motornya Dipinjam Morbidelli Demi Kejar Pesawat

1. Omzet di bawah Rp5 juta selama gelaran MotoGP

Pertamina menyediakan 50 booth di area Sirkuit Pertamina Mandalika International Street Circuit (Dok. Pertamina)

Founder Lombok Womanpreneur Club Indah Purwanti yang dikonfirmasi IDN Times, Rabu (23/3/2022) menyebutkan pihaknya menyewa satu booth di dalam area Sirkuit Mandalika dengan tarif sebesar Rp33 juta ke PT ITDC. Namun pendapatan yang diperoleh para UMKM termasuk dirinya sangat kecil dibandingkan saat gelaran WSBK.

"Omzet di WSBK itu sampai dua digit selama tiga hari untuk makanan jual bakso. Tapi kalau untuk MotoGP, under (di bawah) Rp5 juta omzetnya selama tiga hari. Kalau di WSBK di atas Rp10 juta," ungkap Indah.

2. Perlu transparansi jumlah penonton

Penonton berteduh di Tribun Grandstand Zona I di Tikungan 14 Sirkuit Mandalika IDN Times/Ahmad Viqi

Karena ekspektasi saat event MotoGP cukup besar, UMKM meningkatkan produksi sampai tiga kali lipat dibandingkan saat WSBK. Karena tahu pengunjung MotoGP cukup besar berdasarkan hasil monitor penjualan tiket yang sudah habis terjual atau sold out.

"Transparansi jumlah pengunjung harus disampaikan. Katanya hari pertama MotoGP ada 4.000 pengunjung, tapi gak ada orang nonton. Transparansi pengunjung kita harapkan supaya jangan sampai over supply, akhirnya barang UMKM basi," kata Indah.

Menurutnya, hal ini kemungkinan adalah persoalan kecil bagi ITDC. Tetapi menurut Indah, bagi UMKM, hal ini sangat besar pengaruhnya. Dengan mengetahui jumlah penonton atau pengunjung MotoGP setiap hari selama event berlangsung, UMKM akan menyiapkan kapasitas produksinya.

Selain itu, banyak barang UMKM yang rusak yang disimpan dalam kulkas karena listrik dimatikan. Padahal, UMKM dikenakan charge tambahan (biaya tambahan, red) untuk biaya listrik agar tetap menyala selama 24 jam.

"Mereka tambah kulkas dikenakan charge sama ITDC dengan konsekuensi 24 jam listrik nyala. Mereka menyimpan barang, listrik dimatikan. Sehingga barang mereka banyak rusak," ungkapnya.

Sepinya pengunjung ke booth UMKM juga disebabkan lokasinya yang jauh dari keramaian atau tribun. Berbeda dengan saat gelaran WSBK pada 2021, booth UMKM berada di belakang tribun. Sehingga pegunjung juga ramai yang datang mampir untuk berbelanja.

Baca Juga: Usai Bunuh Mantan Istri, Seorang Kakek di Lombok Berupaya Bunuh Diri

Berita Terkini Lainnya