TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Peserta Gerak Jalan Berkostum BH di Lombok Timur Dinilai Merusak Moral

Tuntut pertanggungjawaban Camat Wanasaba

Peserta gerak jalan menggunakan kostum BH. (facebook.com/Supri Adi)

Lombok Timur, IDN Times - Gerakan Masyarakat Peduli Akhlak (Gempa) memberi ultimatum akan melakukan aksi demonstrasi menuntut pertanggungjawaban Camat Wanasaba Lombok Timur. Aksi demo ini dipicu kelakuan peserta gerak jalan yang menggunakan kostum BH pada 16 Agustus lalu di wilayah setempat.

Ketua Gerakan Masyarakat Peduli Akhlak, Ustaz Asdaruddin dalam surat pemberitahuan aksi yang dilayangkan ke Kapolres Lombok Timur cq Kasat Intel Polres Lombok Timur pada 19 Agustus 2022 menjelaskan alasan digelarnya aksi demonstrasi tersebut. Kelakuan peserta gerak jalan yang menggunakan kostum BH dinilai mencederai makna Hari Kemerdekaan. Selain itu juga merusak moral.

"Hal ini lahir karena penyelenggara kegiatan gerak jalan tidak membuat aturan yang jelas," katanya dalam surat pemberitahuan aksi.

Baca Juga: Pernikahan Dini Jadi Penyebab Banyak Balita Stunting di NTB 

1. Tuntut pertanggungjawaban Camat Wanasaba

Gerak jalan dalam rangka peringatan HUT RI ke-77. (facebook.com/Supri Adi)

Melihat efek negatif kreatif tanpa batas tersebut, Gerakan Masyarakat Peduli Akhlak akan melakukan demonstrasi menuntut pertanggungjawaban Camat dan Panitia HUT RI ke-77 Kecamatan Wanasaba. Aksi demonstrasi akan digelar Senin, 22 Agustus 2022 pukul 10.00 - 12.00 Wita.

Titik aksi di depan Kantor Camat Wanasaba dengam jumlah massa 100 orang. Kasi Humas Polres Lombok Timur Iptu Nikolas Osman yang dikonfirmasi IDN Times, Sabtu (20/8/2022) mengatakan aparat kepolisian akan mengamankan aksi tersebut.

"Nanti kala ada (demonstrasi) akan diamankan saat demo semoga aman dan tertib," kata Nikolas.

2. MAS anggap sebagai euforia

Ketua Harian MAS Lalu Bayu Windya. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Terpisah, Ketua Harian Majelis Adat Sasak (MAS) Lalu Bayu Windya melihat peserta gerak jalan yang tampil beda sebagai bentuk euforia dalam rangka menyambut peringatan HUT RI ke-77. Namun ia mengingatkan hal itu jangan dilakukan terus menerus.

"Kita lihat kalau dia konsisten terus menerus dilakukan bahaya. Tapi kalau aneh sesaat itu hanya spot. Itu hanya euforia. Tapi kalau terus menerus terjadi itu harus menjadi atensi," kata Mamiq Bayu.

Baca Juga: Guru Honorer yang Cabuli Siswa SD di Lombok Utara Ditangkap Polisi 

Berita Terkini Lainnya