Pembangunan Proyek Kereta Gantung Rinjani Senilai Rp6 Triliun Molor
Penyelesaian Amdal molor karena masih ada pro dan kontra
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mataram, IDN Times - Pembangunan proyek kereta gantung Rinjani di Desa Karangsidemen Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) molor. Hal ini disebabkan karena belum tuntasnya penyelesaian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).
Investor asal Cina, PT Indonesia Lombok Resort (ILR) menargetkan penyusunan Amdal tuntas pada Desember 2023. Namun, karena masih adanya pro dan kontra di masyarakat, penyelesaian Amdal molor hingga awal Januari 2024 ini.
"Kalau kita lihat secara timeline seharusnya bisa selesai akhir 2023. Kemarin saya konfirmasi kepada perusahannya, mereka mengatakan bahwa proses Amdal masih berjalan," kata Plt Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB Wahyu Hidayat dikonfirmasi di Mataram, Kamis (11/1/2024).
1. Masyarakat masih pro dan kontra
Wahyu menjelaskan investor mengatakan bahwa ada beberapa tahapan dalam penyusunan Amdal Proyek Kereta Gantung Rinjani yang belum selesai, misalnya sosialisasi kepada masyarakat setempat. Dikatakan, sosialiasi tidak cukup dilakukan sekali dan masyarakat yang disosialisasikan jumlahnya cukup banyak.
"Nah mereka (investor) berusaha seluruh masyarakat yang disosialisasikan memiliki perspektif yang sama. Namanya masyarakat banyak, pola pikirnya bermacam-macam, karakter dan pendidikan berbeda-beda sehingga menangkap keberadaan kereta gantung ini berbeda-beda pula. masyarakat masih ada pro dan kontra kalau sederhananya," jelas Wahyu.
Baca Juga: NTB Serahkan Donasi Rp2 Miliar untuk Rakyat Palestina di Gaza