Lakalantas Didominasi Gen Z, Pelajar NTB Dijadikan Pelopor Keselamatan

Ribuan pengemudi terlibat lakalantas di bawah 17 tahun

Mataram, IDN Times - PT Jasa Raharja mengungkapkan korban kecelakaan lalu lintas (lakalantas) didominasi pelajar atau Gen Z. Melihat tingginya angka kecelakaan lalu lintas di kalangan pelajar, PT Jasa Raharja melakukan Diseminasi Model Integrasi Pendidikan Lalu Lintas di Mataram, Rabu (8/5/2024) melibatkan para guru se-Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mengajar mulai dari tingkat SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA.

Plt Direktur Hubungan Kelembagaan PT Jasa Raharja, Dewi Aryani Suzana berharap kegiatan ini dapat menekan angka kecelakaan yang melibatkan kalangan remaja atau Gen Z di jalan raya, melalui penumbuhan kesadaran dan perilaku tertib berlalulintas. Ia mengatakan kalangan Gen Z menempati urutan pertama angka kecelakaan di jalan raya.

"Lewat program ini, kami mengedukasi masyarakat untuk tertib berlalu lintas melalui program edukasi keselamatan di jalan raya salah satunya lewat program keselamatan berlalu lintas sejak dini," kata Dewi.

1. Pelajar diharapkan menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas

Lakalantas Didominasi Gen Z, Pelajar NTB Dijadikan Pelopor KeselamatanBuku modul tertib lalu lintas sebagai bahan ajar sekolah di NTB mulai jenjang SD sampai SMA. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Dengan melibatkan para guru, diharapkan mereka mampu mentransfer ilmu pengetahuan yang mereka dapat ke dalam ruang kelas masing-masing. Para guru dapat menerjemahkan materi yang didapat pada kegiatan kepada para siswa, dengan tujuan mereka kelak akan menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas.

"Keselamatan dalam berkendara bukan hanya soal keberuntungan semata. Tetapi juga soal perilaku akan pentingnya tertib lalu lintas. Kesadaran tertib lalu lintas dapat dibangun, sehingga ia menjadi kebiasaan dan perilaku yang melekat dalam kehidupan sehari-hari," ujar Dewi.

Kepala Divisi ESG dan Kelembagaan PT Jasa Raharja, Radito Risangadi mengatakan pihaknya cukup perhatian terhadap ketertiban berlalu lintas di jalan raya. Keselamatan dalam berkendara merupakan hal yang ingin disasar melalui Diseminasi Model Integrasi Pendidikan Lalu Lintas. Radito menegaskan jika tanggung jawab menciptakan tertib lalu lintas ini menjadi tanggung jawab bersama.

"Kalangan Gen Z atau remaja yang mayoritas terdiri dari pelajar, menempati posisi tertinggi sebagai korban kecelakaan. Melalui kegiatan ini, diharapkan para guru mampu memberikan pembekalan wawasan dan pengetahuan di sekolah masing-masing. Sehingga Gen Z mampu menjadi pelopor keselamatan dalam usaha mencapai target zero accident," harapunya.

Para guru diharapkan dapat menerjemahkan materi keselamatan lalu lintas ini dengan baik. Melalui materi mata pelajaran Pancasila dalam kurikulum baru, Radito berharap target untuk menciptakan kondisi tertib lalu lintas dapat tercapai.

"Nantinya, para guru dapat memberikan materi tertib berlalulintas kepada para siswa di masing-masing sekolah melalui mata pelajaran Pancasila dalam kurikulum baru. Dengan begitu, kami berharap para siswa dapat memahami materi pelajaran tersebut, sehingga timbul kesadaran tertib berlalulintas di jalan raya," ujar Radito.

Baca Juga: Tersangka Kasus TPPO, Polda NTB Tangkap Artis Jebolan KDI Asal Lombok

2. Ribuan pengemudi yang kecelakaan berusia di bawah 17 tahun

Lakalantas Didominasi Gen Z, Pelajar NTB Dijadikan Pelopor Keselamatanilustrasi pelajar (unsplash.com/Rafael Atantya)

Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri Brigjen Pol Bakharuddin Muhammad Syah menjelaskan, edukasi ini penting untuk menciptakan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Agar situasi dan kondisi penggunaan lalu lintas dirasa baik dengan atau tanpa kendaraan.

"Tentu kami berharap melalui kegiatan ini nantinya, akan tertanam sikap disiplin sedini mungkin, sehingga diharapkan para pelajar atau Gen Z ini menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas bagi orang di sekitarnya,” harap Bakharuddin.

Ketika tercipta suasana berlalu lintas yang baik dan benar, maka masyarakat di jalan raya akan merasa aman. Karena terbebas dari rasa ketakutan, adanya ancaman hambatan maupun gangguan saat berkendara.

Ia menekankan pentingnya penanaman kepedulian dan kesadaran tertib lalu lintas sedini mungkin. Sebab, kata Bakharuddin, angka kecelakaan yang melibatkan kalangan pelajar atau Gen Z, setiap tahunnya terus bertambah.

Ia mencontohkan, data angka kecelakaan di seluruh Indonesia mulai tanggal 1 hingga 21 Agustus 2023. Selama kurun waktu itu, Polri menangani sebanyak 7.180 kecelakaan lalu lintas. Sebanyak 42.080 orang terlibat sebagai pengemudi saat kecelakaan.

Sebanyak 6.004 pengemudi masih berusia di bawah 17 tahun, atau kurang lebih 14,3 persen dari jumlah tersebut. Kecelakaan tersebut mengakibatkan 782 orang meninggal, 9.053 orang luka ringan dan 779 orang luka berat.

Kasubdit Dikmas Ditkamsel Korlantas Polri, Kombes Pol Arman Achdiat menambahkan untuk membangun budaya tertib berlalu lintas butuh effort yang sangat tinggi. Pihaknya bersama PT Jasa Raharja membuat modul pelajaran berlalu lintas.

"Modul tersebut akan kita sampaikan ke seluruh sekolah di Indonesia. Di NTB baru yang ketiga kita serahkan modul pelajaran lalu lintas untuk kurikulum merdeka. Jadi ini yang sudah ketiga. Tujuan kita agar tingkat disiplin berlalu lintas sudah bisa diberikan sejak dini," ujar Arman.

Ia menyebut 70 persen lakalantas yang terjadi merupakan kendaraan roda dua. Sedangkan korban lakalantas merupakan usia produktif mulai dari 15 - 45 tahun. Sehingga menurutnya sangat penting edukasi keselamatan berlalu lintas ditanamkan sejak dini.

3. Guru punya peran penting

Lakalantas Didominasi Gen Z, Pelajar NTB Dijadikan Pelopor Keselamatanilustrasi siswa belajar di kelas bersama guru(pexels.com/Max Fischer)

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB Aidy Furqan mengatakan guru memiliki peran penting dalam memberikan pengetahuan dan wawasan kepada para siswa tentang keselamatan berlalu lintas. Sehingga dapat menekan angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pelajar.

"Tentu saja kegiatan ini kami sambut baik, dengan harapan agar dapat mencapai target yang diinginkan, yakni dapat menciptakan tertib lalu lintas dan menekan angka kecelakaan menjadi zero accident," harap Aidy.

Aidy berharap materi yang didapat pada kegiatan diseminasi ini dapat menjadi pedoman bagi para guru untuk dapat diajarkan di sekolah masing-masing.

Sehingga keselamatan dan tertib berlalu lintas di jalan raya akan tercipta, ketika para pelajar telah menjadikan hal tersebut sebagai kegiatan sehari-hari yang nantinya terus dievaluasi oleh para guru.

"Ketika para guru dapat menerjemahkan materi ini dengan baik ke dalam ruang-ruang kelas dan melakukan monitoring dengan baik, kita yakin para siswa akan dapat mempedomani materi keselamatan lalu lintas ini, sehingga akan menjadi kebiasaan yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari," tandasnya.

Baca Juga: Dua Kali Mangkir, Bawaslu Segera Laporkan Pj Gubernur NTB ke KASN

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya