TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kepala Dinkes NTB Temukan Alat untuk Mengatasi 'Baby Blues Syndrome'

Memotivasi ibu berikan ASI eksklusif dan mencegah stunting

Ilustrasi baby blues syndrome (dok. Pinterest)

Mataram, IDN Times - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) NTB dr. Lalu Hamzi Fikri menemukan alat untuk mengatasi baby blues syndrome atau ibu yang stres pasca-melahirkan. Alat yang ditemukan diberi nama audio hipnoterapi dan sudah memiliki hak cipta.

"Ini temuan baru menggunakan audio hipnoterapi. Bisa dimanfaatkan di faskes, dan murah meriah hanya mendengarkan. Tidak perlu terapis datang. Dalam audio itu ada sugesti, kalimat-kalimat positif yang menenangkan," kata Hamzi dikonfirmasi IDN Times, Selasa (14/11/2023).

Baca Juga: Penderita Thalasemia di NTB Diketahui setelah Kondisi Parah 

1. Depresi dan kecemasan ibu melahirkan menurun

Kepala Dikes Provinsi NTB dr Lalu Hamzi Fikri. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Fikri menjelaskan secara alamiah, ibu yang melahirkan akan mengalami baby blues syndrome dan akan hilang dalam waktu 10 hari. Tetapi dengan mendengarkan audio hipnoterapi, depresi dan kecemasan ibu melahirkan usai persalinan akan menurun.

Ia menyebut prevalensi perempuan yang mengalami baby blues syndrome setelah persalinan sekitar 10 - 30 persen. "Audio Hipnoterapi ini bisa membantu mengatasi terkait depresi, kecemasan, stres setelah persalinan dan baby blues syndrome," terang Fikri.

Pasca persalinan, terkadang seorang ibu merasa sedih, tidak bersemangat dan secara psikologi kondisinya menurun. Trauma melahirkan membuat seorang perempuan mengalami baby blues syndrome.

"Karena sejak kecil kita dapat memori bahwa melahirkan itu menyakitkan. Padahal di negara seperti India, mereka merasa melahirkan itu adalah sesuatu yang alami, tidak menjadi sesuatu yang menyakitkan," ucapnya.

2. Memotivasi ibu memberikan ASI eksklusif pada anaknya

ilustrasi ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayinya (pexels.com/MART PRODUCTION)

Ketua DPW Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI) NTB ini menjelaskan penelitian dilakukan selama enam bulan dengan jumlah sampel 70 orang. Sampel tersebut dibagi menjadi dua yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

Menariknya, kata Fikri, aspek depresi, kecemasan, stres kelompok intervensi menurun. Kemudian durasi menyusui meningkat. Dengan mendengarkan audio hipnoterapi, ibu yang baru melahirkan termotivasi untuk memberikan Air Susu Ibu (ASI) ekslusif kepada anaknya

"Hasil penelitian ini, ibu-ibu yang sudah mendengarkan menolak susu formula. Karena di dalamnya ada kalimat positif yang memotivasi bahwa betapa pentingnya ASI eksklusif diberikan kepada bayi," tuturnya.

Baca Juga: Stok Terus Menipis, Bulog akan Masukkan 17 Ribu Ton Beras ke NTB

Berita Terkini Lainnya