Stok Terus Menipis, Bulog akan Masukkan 17 Ribu Ton Beras ke NTB

Butuh tambahan stok untuk bantuan pangan dan operasi pasar

Mataram, IDN Times - Perum Bulog Divre NTB akan mendatangkan beras dari luar daerah sebanyak 17 ribu ton pada Desember mendatang. Kebijakan ini diambil mengingat stok beras di gudang Bulog yang semakin menipis.

Kepala Perum Bulog Divre NTB David Susanto menjelaskan sebenarnya stok beras di gudang Bulog cukup untuk memenuhi kebutuhan di NTB sampai Februari 2024. Tetapi, Pemerintah punya program bantuan pangan sehingga membutuhkan tambahan stok beras selain untuk operasi pasar.

"Kalau kami hitung kebutuhan beras sampai bulan Februari nanti kurang lebih 17.000 ton. Dan itu datangnya bertahap dan kita tetap lakukan evaluasi," kata David di Mataram, Senin (13/11/2023).

1. Lumbung pangan nasional

Stok Terus Menipis, Bulog akan Masukkan 17 Ribu Ton Beras ke NTBKepala Perum Bulog Divre NTB David Susanto. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Dengan mendatangkan beras dari luar daerah, kata David, tidak akan melunturkan posisi NTB sebagai lumbung pangan nasional. Ia menyebut ketahanan pangan di NTB cukup kuat dan paling bagus di Indonesia.

"Toh, kita mendatangkan beras 17.000 ton itu, kita pun juga pernah mengirim beras ke NTT, Bali dan Bulog lain sejumlah 22.900 ton tahun 2023," terangnya.

David mengatakan rencananya beras tersebut akan didatangkan ke NTB pada pertengahan Desember mendatang. Namun tidak sekaligus tetapi dilakukan secara bertahap. Ia menyebut stok beras di NTB saat ini sebanyak 16.000 ton lebih.

"Ini akan terus berkurang karena ada program bantuan pangan untuk bulan November penyalurannya. Terus operasi pasar terus dilaksanakan," tambahnya.

Baca Juga: Kemenparekraf Gelontorkan Rp24 Miliar untuk Event Motocross di NTB

2. Ada program bantuan pangan sampai Juni 2024

Stok Terus Menipis, Bulog akan Masukkan 17 Ribu Ton Beras ke NTBIlustrasi panen padi. (IDN Times/Dhana Kencana)

Berdasarkan hasil rapat terbatas pada 6 November lalu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa ada tambahan bantuan pangan untuk bulan Desember dan Januari sampai Juni 2024.

"Tentunya itu membutuhkan kesiapan stok bagi Bulog. Yang awalnya perhitungannya cukup sampai Februari 2024. Kalau ada tambahan bantuan pangan, stok kami hanya cukup sampai Desember nanti," ungkap David.

Opsi yang diambil mendatangkan beras dari luar daerah untuk menjamin ketersediaan stok di NTB. Untuk program bantuan pangan dan operasi pasar, Bulog NTB mengeluarkan beras sekitar 8.500 ton per bulan.

"Memang gak ada pilihan lain, tidak ada opsi lain. Opsi satu-satunya. Walaupun kita melihat monitor di wilayah NTB setiap hari ada panen padi, setiap hari ada yang menanam. Tetapi kondisi harga gabah saat ini cukup tinggi," tuturnya.

3. Kemungkinan Bulog bisa menyerap gabah petani pada Mei 2024

Stok Terus Menipis, Bulog akan Masukkan 17 Ribu Ton Beras ke NTBPresiden Jokowi meninjau panen raya padi di Indramayu, Jawa Barat, Jumat (13/10/2023) (dok. Sekretariat Presiden)

David menyebutkan harga gabah saat ini di tingkat petani mencapai Rp7.000 per kg. Harganya jauh di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp5.000 per kg. Selisih harga gabah mencapai Rp2.000 per kg sehingga Bulog NTB tidak mungkin melakukan penyerapan gabah saat ini.

Panen raya padi di NTB diperkirakan mundur akibat el nino. Panen raya padi di NTB diperkirakan pada akhir Maret atau April 2024. Meski panen raya diperkirakan di akhir Maret atau April, Bulog tidak serta merta akan langsung melakukan penyerapan gabah petani.

Karena pada bulan tersebut adalah momen lebaran. Sehingga harga beras diperkirakan akan naik dan harga gabah diperkirakan masih tetap tinggi. Sehingga, Bulog akan membeli gabah sesuai HPP sebesar Rp 5.000 per kg pada bulan Mei 2024.

"Ketika panen raya kita akan seoptimal mungkin menyerap hasil panen petani lokal. Sebelum panen raya kita berhenti memasukkan beras ke NTB dan hitung benar-benar idealnya yang dimasukkan berapa," kata David.

Selama dua bulan terakhir, beras menjadi pemicu inflasi di NTB. Inflasi NTB berada di atas rata-rata nasional pada bulan September dan Oktober 2023. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, inflasi NTB di bulan Oktober sebesar 2,66 persen. Angka inflasi ini lebih tinggi dibanding angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 2,56 persen.

Pada bulan September 2023, angka inflasi NTB juga berada di atas rata-rata nasional. Inflasi NTB di bulan September sebesar 2,29 persen, angkanya lebih tinggi dibanding inflasi nasional yang tercatat sebesar 2,28 persen.

Baca Juga: Gantikan Fauzan, Sumiatun Menjadi Bupati Perempuan Pertama di Lombok

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya