TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gubernur Pamer Keberhasilan, Ketua DPRD NTB Sentil Angka Kemiskinan 

Angka kemiskinan di NTB sebesar 13,68 persen

Ilustrasi kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Mataram, IDN Times - Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Zulkieflimansyah memaparkan keberhasilan selama 4 tahun memimpin NTB bersama Wakil Gubernur, Sitti Rohmi Djalilah. Salah satunya, pertumbuhan ekonomi NTB yang tertinggi secara nasional, yakni mencapai 7,1 persen pada triwulan III 2022.

Di tengah berbagai keberhasilan yang dicapai, Ketua DPRD NTB, Baiq Isvie Rupaeda menyentil soal angka kemiskinan yang masih tinggi di NTB. Menurutnya, penurunan angka kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah (PR) terbesar pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, Zulkieflimansyah dan Sitti Rohmi Djalilah (Zul - Rohmi) dalam sisa satu tahun kepemimpinannya.

"Kita harus obyektif, tentu banyak keberhasilan. Namun beberapa hal yang mesti jadi perhatian. Kita punya PR bagaimana kemiskinan harus kita turunkan. Kita belum mampu mensejahterakan dengan baik rakyat kita," kata Isvie dikonfirmasi usai paripurna istimewa HUT NTB ke-64, Jumat (16/12/2022) malam.

Baca Juga: Survei: Kepuasan Masyarakat NTB terhadap Gubernur Zul Capai 67 Persen 

1. Masih banyak masyarakat NTB di bawah garis kemiskinan

Ketua DPRD NTB Hj Baiq Isvie Rupaeda (kiri) didampingi Wakil Ketua DPRD NTB H Muzihir (kanan). ANTARA/Nur Imansyah

Isvie mengatakan peningkatan kesejahteraan masyarakat NTB masih menjadi PR Zul - Rohmi. Menurut Isvie, masih banyak masyarakat NTB yang berada di bawah garis kemiskinan.

"Masih ada masyarakat yang harus diperhatikan oleh pemerintahan Zul - Rohmi. Termasuk bagaimana upaya pemerintah daerah menurunkan angka stunting dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat," ujarnya.

2. Masyarakat miskin di NTB sebesar 13,68 persen

Ilustrasi Kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin di provinsi NTB pada Maret 2022 sebesar 13,68 persen. Terjadi penurunan sebesar 0,15 persen terhadap September 2021 dan turun 0,46 persen terhadap Maret 2021. Jumlah penduduk miskin di NTB pada Maret 2022 sebanyak 731.940 orang. Berkurang sebanyak 3.360 orang terhadap September 2021 dan berkurang 14.720 orang terhadap Maret 2021.

Persentase penduduk miskin perkotaan di NTB pada September 2021 sebesar 14,54 persen turun menjadi 14,10 persen pada Maret 2022. Sedangkan persentase penduduk miskin pedesaan pada September 2021 sebesar 13,12 persen, naik menjadi 13,24 persen pada Maret 2022.

Jumlah penduduk miskin perkotaan di NTB pada Maret 2022 turun sebanyak 5.830 orang. Sebelumnya pada September 2021, jumlah penduduk miskin perkotaan sebanyak 387.670 orang. Sedangkan pada Maret 2022, penduduk miskin perkotaan turun menjadi 381.840 orang.

Sedangkan pada periode yang sama, jumlah penduduk miskin pedesaan di NTB naik sebanyak 2.450 orang pada Maret 2022. Pada September 2021, jumlah penduduk miskin pedesaan di NTB sebanyak 347.640 orang. Dengan kenaikan itu, penduduk miskin pedesaan di NTB naik menjadi 350.090 orang pada Maret 2022.

Garis kemiskinan di NTB pada Maret 2022 mengalami kenaikan. Garis kemiskinan pada Maret 2022 sebesar Rp459.826,- per kapita per bulan. Dibandingkan September 2021, garis kemiskinan naik sebesar 4,10 persen. Sedangkan jika dibandingkan Maret 2021, garis kemiskinan di NTB terjadi kenaikan sebesar 8,58 persen.

3. Mulai dari masa-masa sulit memimpin NTB

Gubernur NTB Zulkieflimansyah saat mengunjungi Dusun Pemoles Desa Batujangkih Lombok Tengah melewati sungai karena jembatan putus (IDN Times/Facebook Bang Zul Zulkieflimansyah)

Sementara itu, Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengatakan dirinya mengawali amanah sebagai pemimpin NTB, pada 19 September 2018 di masa-masa sulit yang tak terhindarkan. Mulai dari bencana gempa bumi tahun 2018 yang merusak hampir sebagian besar wilayah NTB. Kemudian pada Maret 2020, pandemik covid – 19 melanda yang belum berakhir hingga saat ini dengan berbagai varian barunya.
Selanjutnya, pada 2022 , NTB dilanda penyakit mulut dan kuku (PMK), inflasi dan bayang-bayang resesi dunia.

"Kondisi ini tentunya menjadi pelecut semangat kami, untuk semakin menguatkan komitmen membangun untuk NTB lebih baik lagi NTB yang next time better bahkan NTB yang terbaik – next the best," ujarnya.

Membangun mimpi besar NTB Gemilang, Pemerintah provinsi NTB, terus memacu sejumlah program unggulan seperti industrialisasi, posyandu keluarga, beasiswa luar negeri, desa wisata dan zero waste, serta program unggulan lainnya.

Sembari menggali potensi melalui gelaran event-event prestisius dan meneguhkan eksistensi dengan meraih penghargaan nasional maupun internasional di berbagai bidang.
Di program unggulan industralisasi, jumlah IKM dan UKM terus tumbuh. Peta jalan industrialisasi mulai dari bahan baku, pengolahan mesin, pengemasan, hingga pemasaran sudah dapat dirasakan manfaatnya.

Perubahan pola pikir ekonomi kerakyatan yang terus menerus diintervensi dengan stimulus infrastruktur sampai kebijakan, kata Zulkieflimansyah juga menjadi suntikan semangat untuk menghadirkan industrialisasi yang bermanfaat di NTB.

"Saat ini tenun NTB telah mendunia dengan beberapa event internasional yang pernah diikuti. Juga beberapa kuliner khas NTB yang dikemas lebih baik, seperti ayam taliwang, ayam rarang dan sate rembiga, sehingga lebih mudah dibawa dan bisa dinikmati dalam waktu yang panjang," katanya.

Ia menyebutkan UMKM di NTB kini sebanyak 278.811 unit usaha dan koperasi sebanyak 534 unit. Sehingga total koperasi dan UMKM sebanyak 279.345 unit per 22 November 2022.

Begitu juga program unggulan posyandu keluarga, yang dikembangkan menjadi pusat layanan kesehatan plus, telah menjangkau sampai ke dusun-dusun.

Salah satunya dengan integrasi bank sampah ke dalam sistem pelayanan posyandu keluarga. Posyandu keluarga hampir menjangkau seluruh persoalan mulai dari kesehatan, hingga masalah sosial. Hingga Oktober 2022, NTB tercatat memiliki 7.676 posyandu dan 100 persen telah beralih kepada posyandu keluarga.

"Progresivitas posyandu keluarga menghantarkan NTB mendapat apresiasi dari kementerian kesehatan, yaitu anugerah penghargaan stbm award, kategori percepatan 100 persen sbs (stop buang air besar sembarangan), tanggal 23 November 2022 lalu," terangnya.

Gubernur Zul menambahkan terobosan ini mendukung program unggulan zero waste dalam pelibatan masyarakat, serta target bebas sampah 2023. Beragam inovasi telah memberikan output pengurangan dan penanganan sampah secara signifikan. Terjadi peningkatan neraca pengelolaan sampah dari 20,06 % di tahun 2018 menjadi 50,44 persen di tahun 2022. Hal ini diawali dengan mantapnya regulasi di tingkat provinsi dan seluruh kabupaten/kota, juga tingkat partisipasi para pihak.

NTB zero waste memunculkan banyak inisiasi antara lain eco office, eco school dan yang terakhir adalah deklarasi dari para penyelenggara event yang memastikan sampah terkelola dalam setiap event. Berbagai industri pengolahan sampah juga turut hadir di NTB.

"Bukan hanya dari dalam negeri tetapi juga investasi dari luar negeri. Sebagai bukti bahwa komitmen NTB dengan zero waste nya akan menjadi daya tarik bagi para pihak untuk terus memberikan dukungan demi tercapainya NTB bersih 2023," ujarnya.

Baca Juga: Tunggu Adu Data, Warga Tanam Singkong Dekat Sirkuit Mandalika 

Berita Terkini Lainnya