TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fenomena Busa Cokelat di Teluk Bima Dipastikan Akibat Ledakan Alga 

Perlu skenario penanganan jangka pendek

Kondisi Teluk Bima yang diduga tercemar limbah pada 26 April 2022. (IDN Times/Screenshoot video @mbojoinside)

Mataram, IDN Times - Penyebab fenomena busa cokelat di perairan Teluk Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 26 - 27 April lalu akhirnya terkuak. Fenomena itu bukan disebabkan kebocoran pipa minyak Terminal BBM Bima.

Itu merupakan fenomena yang terjadi yang disebut Sea Snot atau lendir laut yang disebabkan oleh ledakan alga yang mengindikasikan tingginya unsur hara dalam perairan Teluk Bima.

"Itu karena memang fitoplankton yang cukup tinggi. Jadi bukan karena pencemaran minyak. Murni karena kandungan unsur hara yang cukup tinggi di situ," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi NTB Muslim dikonfirmasi IDN Times di Mataram, Sabtu (11/6/2022).

Baca Juga: Limbah di Teluk Bima Diduga Fenomena Sea Snot Akibat Pemanasan Global

1. Perlu skenario penanganan jangka pendek

Kepala Diskutkan Provinsi NTB Muslim (Dok. Istimewa)

Muslim menjelaskan karena Teluk Bima oleh pertumbuhan alga yang cukup tinggi menyebabkan proses sirkulasi tidak lancar. Hal itu menyebabkan terhalangnya proses fotosintesis.

"Sehingga, itu yang menyebabkan tidak mendapat oksigen dan menyebabkan ledakan alga," terang Muslim.

Teluk Bima, kata Muslim, ibarat septictank sampah. Semua sungai yang berada di Kabupaten dan Kota Bima bermuara di perairan Teluk Bima. Sehingga tidak heran, itulah yang memicu pertumbuhan alga yang begitu masif.

"Ini menjadi pembelajaran. Supaya tidak membuang sampah sembarangan dan juga perlu ada perhatian terkait pengelolaan IPAL," ujarnya.

2. Perlu skenario penanganan jangka pendek

Polisi melakukan olah TKP di perairan Teluk Bima beberapa waktu lalu. (Dok. Polres Bima Kota)

Untuk mencegah fenomena tersebut terulang kembali, Muslim mengatakan perlu dibuat langkah penanganan jangka pendek. Apalagi, Teluk Bima merupakan kawasan strategis nasional untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi.

"Maka mau tidak mau kita harus punya skenario penanganan jangka pendek untuk mencegah kasus seperti itu ke depan agar tidak terulang," ucapnya.

Muslim menambahkan pihaknya sudah mengusulkan saat rapat koordinasi dengan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) perlunya dibuat skenario penanganan jangka pendek.

"Supaya tidak saling menunggu siapa berbuat apa," kata Muslim.

Baca Juga: 1.300 Atlet Akan Ikuti Kejuaraan Dunia Ironman Triathlon di Lombok 

Berita Terkini Lainnya