Limbah di Teluk Bima Diduga Fenomena Sea Snot Akibat Pemanasan Global

Dinas LHK NTB lakukan pulbaket

Bima, IDN Times- Pemerintah Kota Bima melakukan pemantauan lapangan terkait gumpalan atau limbah berwarna cokelat di Teluk Bima. Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kabupaten Bima Suryadin dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/4/2022) mengatakan gumpalan yang terjadi di Teluk Bima bukan tumpahan minyak.

Hal ini berdasarkan hasil pantauan Tim Bidang Perhutanan Rakyat, Pencemaran dan Pengendalian Lingkungan Hidup yang dipimpin Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Bima, Jaidun, Rabu (27/4/2022) sekitar pukul 09.00 WITA.

1. Fenomena sea snot

Limbah di Teluk Bima Diduga Fenomena Sea Snot Akibat Pemanasan Globalilustrasi ganggang kuning-hijau (Encyclopaedia Britannica/Robert W. Hoshaw)

Suryadin mengatakan dugaan sementara berasal dari lumut atau ganggang laut . Untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi dan penyebab berkaitan dengan fenomena tersebut, Dinas LH Kabupaten Bima telah mengambil sampel air laut dan gumpalan tersebut untuk dianalisa lebih lanjut di laboratorium.

Namun untuk kesimpulan apa penyebab pasti dari fenomena tersebut baru bisa diketahui secara pasti setelah ada hasil dari laboratorium. Dari pengamatan sementara Tim Dinas LH Kabupaten Bima, fenomena yang sekarang terjadi di Teluk Bima lebih menjurus ke "Sea Snot".

Suatu lendir laut atau ingus laut adalah sekumpulan organisme mirip mukus yang ditemukan di laut. Sifatnya yang mirip gelatin dan krim, umumnya tak berbahaya, namun dapat mengandung virus dan bakteria, termasuk E. coli.

Baca Juga: Limbah di Teluk Bima, Pertamina: Terminal BBM Bima Tidak Ada Masalah

2. Lendir laut muncul akibat pemanasan global

Limbah di Teluk Bima Diduga Fenomena Sea Snot Akibat Pemanasan GlobalIlustrasi Pemanasan Global. (IDN Times/Aditya Pratama)

Lendir laut sering muncul di Laut Tengah dan baru-baru ini menyebar ke Laut Marmara Turki. Salah satu penyebabnya karena pemanasan global, juga banyaknya buangan limbah tanpa pengolahan terlebih dahulu yang terakumulasi selama ini menuju Teluk Bima serta akibat naiknya temperatur air laut.

"Kerusakan tersebut berdampak jangka panjang pada biota laut seperti ikan yang mati dan kesehatan manusia. Oleh karena itu semua pihak diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pemulihan lingkungan Teluk Bima," kata Suryadin.

3. Dinas LHK NTB lakukan pulbaket

Limbah di Teluk Bima Diduga Fenomena Sea Snot Akibat Pemanasan GlobalKepala Dinas LHK NTB Madani Mukarom (IDN Times/Muhammad Nasir)

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi NTB Madani Mukarom mengatakan pihaknya menerima informasi dari media sosial terjadi kondisi yang diduga berupa pencemaran yang mengakibatkan kematian fauna laut di Teluk Bima.

Terkait hal tersebut, Dinas LHK Provinsi NTB telah berkoordinasi dengan Dinas LH Kabupaten Bima dan Dinas LH Kota Bima untuk segera menindaklanjuti kejadian tersebut. Pertama melakukan pengumpulan bahan keterangan (Pulbaket). Kemudian verifikasi atau tinjauan lapangan, pengambilan dan pengujian sampel.

Selain itu, menghimpun informasi dari para pihak apakah keadaan serupa pernah terjadi di tempat lain. Serta terus memantau perkembangan di lokasi dengan menugaskan personil secara bergantian.

Madani mengungkapkan Dinas LHK Provinsi NTB langsung bersurat kepada PT. Pertamina Parta Niaga Regional Jatimbalinus Intergrated Terminal Bima dengan Nomor Surat.60/1197/PSPPL/DISLHK/2022 Tanggal 27 April 2022. Ada tiga poin dalam surat tersebut.

Pertama, meminta penjelasan PT. Pertamina Parta Niaga-Regional Jatimbalinus intergrated Terminal Bima terkait dugaan pencemaran di lokasi sekitar TBBM Bima. Kedua, membantu pemerintah setempat untuk melakukan pengambilan sampel air laut di lokasi yang diduga tercemar dengan Parameter yang diuji adalah Total Organic Carbon (TOC), Minyak dan Lemak

Dan ketiga, agar PT. Pertamina Parta Niaga Regional Jatimbalinus Intergrated Terminal Bima membantu proses pembersihan Teluk Bima dengan sarana dan prasarana yang tersedia.

Baca Juga: Viral! Pantai di Bima Tercemar Limbah, Terparah Depan Depo Pertamina

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya