TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bupati Bima Tanggapi Soal Bocah Meninggal Diduga Hepatitis Akut

Dikes NTB sebut belum ada kasus hepatitis akut

ilustrasi hepatitis akut. (commons.wikimedia.org/Scientific Animations)

Mataram, IDN Times - Seorang bocah di Kecamatan Belo Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) meninggal dunia diduga menderita penyakit hepatitis akut. Namun untuk memastikannya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bima, masih menunggu hasil uji laboratorium.

Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri yang dikonfirmasi di Mataram, Kamis (12/5/2022) mengatakan belum mendapatkan informasi mengenai adanya pasien yang diduga menderita penyakit dengan gejala hepatitis akut misterius. Begitu juga Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Provinsi NTB dr. Lalu Hamzi Fikri, mengatakan belum ada kasus hepatitis akut misterius di NTB.

Baca Juga: Waspada Hepatitis Akut, Anak Sekolah Diimbau Bawa Bekal dari Rumah 

1. Bupati Bima minta Dikes koordinasi dengan rumah sakit

ilustrasi sakit perut akibat hepatitis akut (pexels.com/Sora Shimazaki)

Dikonfirmasi usai menghadiri rapat koordinasi pengawasan di Graha Bhakti Praja Kantor Gubernur NTB, Kamis (12/5/2022), Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri mengatakan dirinya akan meminta Dikes berkoordinasi dengan rumah sakit untuk mengecek pasien-pasien dengan gejala hepatitis.

"Karena ini sudah menjadi isu nasional. Nanti saya minta Kabid dengan pihak rumah sakit untuk berkoordinasi," kata Dinda, sapaan akrabnya.

Untuk pencegahan penyakit hepatitis di Kabupaten Bima, Dinda mengatakan pihaknya menastikan vaksinasi dilakukan secara intensif. "Selama ini kita mengedepankan agar memastikan kegiatan-kegiatan vaksin secara intensif untuk mencegah terjadinya hepatitis ini," ujarnya.

2. Belum ada kasus hepatitis akut misterius di NTB

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB H. Lalu Hamzi Fikri (IDN Times/Muhammad Nasir)

Kepala Dikes NTB dr. Lalu Hamzi Fikri yang dikonfirmasi IDN Times di Mataram, Kamis (12/5/2022) menyatakan belum ada kasus hepatitis akut misterius di NTB. Fikri menjelaskan hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebabnya ini bukan ditimbulkan virus penyebab hepatitis A, B, C, D dan E.

Dijelaskan, kasus hepatitis akut berat pertama kali dilaporkan di Inggris Raya pada 5 April 2022. Kemudian pada 8 April, tiga negara lain memaporkan kasus serupa. Pada 15 April 2022, WHO menetapkan kasus hepatitis akut berat menjadi kejadian luar biasa (KLB).

Kemudian pada 21 April 2022, dilaporkan lebih dari 170 kasus di 12 negara. Selanjutnya pada 16 - 30 April 2022, tiga dugaan kasus pasien anak hepatitis akut meninggal dunia di Indonesia. Fikri mengatakan kasus hepatitis akut berat terjadi pada anak usia 1 bulan sampai 16 tahun.

Baca Juga: RSUP NTB Siap Tangani Hepatitis Akut Misterius 

Berita Terkini Lainnya