TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

25.796 Anak di NTB Menderita Gizi Buruk, Lombok Timur Terbanyak

Pernikahan dini picu kasus gizi buruk di NTB

Ilustrasi anak - anak sedang bermain. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat sebanyak 25.796 anak menderita gizi buruk pada 2022. Dari sisi jumlah, penderita gizi terbanyak berada di Kabupaten Lombok Timur mencapai 6.218 anak.

"Kalau bicara gizi buruk di NTB persentasenya 5,75 persen dengan jumlah absolut 25.796 anak pada tahun 2022," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr. Lalu Hamzi Fikri melalui Kasi Gizi dan Promosi Kesehatan Muhammad Johansyah di Mataram, Senin (30/1/2023).

Baca Juga: Empat Festival Pariwisata NTB Masuk Kalender Pariwisata Nasional 2023 

1. Rincian kasus anak penderita gizi buruk di NTB

Kasi Gizi dan Promosi Kesehatan Dinkes NTB Muhammad Johansyah

Johansyah menjelaskan manajemen intervensinya melalui tata laksana penanganan gizi buruk di puskesmas dan rumah sakit di seluruh NTB. Ia juga merincikan persentase dan jumlah kasus gizi buruk di 10 kabupaten/kota di seluruh NTB.

Adapun rincian persentase dan jumlah kasus gizi buruk di 10 kabupaten/kota di NTB, antara lain :
1. Lombok Barat sebesar 5,67 persen atau 3.516 anak.
2. Lombok Tengah sebesar 5,57 persen atau 5.009 anak
3. Lombok Timur sebesar 5,05 persen atau 6.218 anak.
4. Sumbawa sebesar 4,60 persen atau 1.662 anak.
5. Dompu sebesar 5,64 persen atau 1.177 anak.
6. Bima sebesar 8 persen atau 3.461 anak.
7. Sumbawa Barat sebesar 5,82 persen atau 679 anak.
8. Lombok Utara sebesar 3,78 persen atau 888 anak.
9. Kota Mataram sebesar 8,19 persen atau 2.141 anak
10. Kota Bima 8,65 persen atau 1.045 anak.

2. Penyebab gizi buruk di NTB

ilustrasi anak batuk karena penyakit croup (health.clevelandclinic.org)

Johansyah menyebutkan ada dua faktor yang menyebabkan anak di NTB menderita gizi buruk. Yaitu, persoalan asupan gizi dan penyakit. Anak yang menderita gizi buruk rata-rata punya penyakit infeksi seperti batuk, pilek, cacingan dan hidrosefalus atau pembesaran kepala pada bayi.

"Ini kondisi kondisi tertentu yang membuat dia drop sehingg jatuh ke gizi buruk," jelasnya.

Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Bali - Lombok Mahal, Maskapai Kena 'Semprit'  

Berita Terkini Lainnya