TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Nama Seram Kampung "Matek Maling" yang Melegenda 

Tidak ada maling berhasil lolos saat masuk kampung tersebut

Kepala Desa Ganti Kecamatan Praya Timur Haji Acih (IDN Times/Ahmad Viqi)

Mataram, IDN Times - Nama Dusun Matek Maling di Desa Ganti Kecamatan Praya Timur Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah melegenda. Dusun menjadi tempat tinggal korban begal Amak Sinta (34) ini mendadak viral di mana-mana

Semua gara-gara Amak Sinta yang sendirian mengalahkan empat perampok bersenjata tajam. Dua begal tewas di tempat sedangkan sisanya kabur melarikan diri.

Pertarungan hidup mati ini terjadi di Jalan Dusun Bebile Desa Ganti Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok pada Minggu 10 April 2022 lalu. 

Apalagi Amak Sinta tinggal di dusun yang sudah terkenal di Lombok bernama "Matek Maling" atau "Bunuh Maling".  

Baca Juga: Wagub NTB Apresiasi Pembentukan Forum Jurnalis Perempuan Cabang NTB

1. Sudah ada sejak puluhan tahun

Korban begal Amak Sinta diberikan SP3 di Polda NTB (IDN Times/Ahmad Viqi)

Kepala Desa Ganti Haji Acih mengaku nama kampung asal Amak Sinta memang benar berarti kampung "Bunuh Maling". 

Ditemui usai penghentian kasusnya di Polda NTB, ia menyebutkan, nama tersebut sudah ada sejak zaman nenek moyang orang di Desa Ganti. 

"Jadi nama kampung itu adalah nama sebenarnya adalah Kampung Matek Maling," kata Acih. 

Kebanyakan warga yang bermukim di Kampung Matek Maling berprofesi sebagai petani. 

"Seperti Amak Sinta ini kan seorang petani yang kita kenal rajin ke sawah," kata Acih. 

2. Maling akan dibunuh kalau masuk kampung

Ilustrasi Maling (IDN Times/Mardya Shakti)

Acih mengatakan, dalam catatan sejarah keberadaan Kampung Matek Maling tidak ada sejarahnya maling yang masuk ke kampung itu berhasil lolos dan pasti terbunuh.  

"Kalau ada maling masuk duluan di situ selesai sudah dia. Artinya langsung dibunuh," kata Acih. 

Nama kampung "Matek Maling" itu kata Acih dinamakan sesuai sejarah dan kebiasaan yang dialami orang-orang yang bermukim di sana.

"Dari dulu sudah ada titisan nenek moyang. Dulu banyak maling masuk dan dibunuh di kampung itu," kata Acih. 

Baca Juga: Pemprov NTB Berutang Rp500 Miliar untuk Pembangunan RSUDP NTB

Berita Terkini Lainnya