Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Somkiat Chantra Curhat Susah Ngerem di Tikungan Lambat Mandalika

Pembalap MotoGP, Somkiat Chantra. (IDN Times/Linggauni)
Pembalap MotoGP, Somkiat Chantra. (IDN Times/Linggauni)
Intinya sih...
  • Start dari belakang jadi awal masalah
  • Ban depan jadi biang kerok
  • Evaluasi dan harapan untuk seri berikutnya
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lombok Tengah, IDN Times - Somkiat Chantra mengungkapkan betapa sulitnya mengendalikan motor di Sirkuit Mandalika, terutama di tikungan-tikungan lambat yang menuntut presisi tinggi. Pembalap asal Thailand itu mengaku kondisi ban depan menjadi salah satu penyebab utama kesulitannya dalam menghentikan motor dengan baik. Bagi Chantra, masalah tersebut sudah terasa sejak awal musim dan makin jelas saat start dari posisi belakang.

“Dengan kondisi ban depan seperti ini, sangat sulit untuk menghentikan motor dan merasakan batas cengkeraman,” ujar Chantra seusai balapan utama MotoGP Indonesia, Minggu (5/10/2025).

Chantra menjelaskan, ketika ia harus memulai balapan dari barisan belakang, seluruh masalah pada motornya seolah semakin besar. Ia bahkan harus mengubah gaya membalap agar bisa tetap kompetitif di tengah kondisi yang tidak ideal. Namun, perubahan gaya itu justru membuatnya tidak nyaman dan sulit menjaga ritme balapan.

“Kadang aku harus membalap dengan cara yang aneh, bukan dengan gaya alami,” katanya menambahkan.

1. Start dari belakang jadi awal masalah

Pembalap MotoGP pada sesi sprint race di Sirkuit Mandalika, Sabtu (4/10/2025). (IDN Times/Linggauni)
Pembalap MotoGP pada sesi sprint race di Sirkuit Mandalika, Sabtu (4/10/2025). (IDN Times/Linggauni)

Chantra memulai balapan dari posisi yang kurang menguntungkan di grid belakang. Ia mengaku, hal itu membuat semua masalah teknis pada motornya terasa semakin berat, terutama ketika mencoba menyalip di tengah padatnya lalu lintas pembalap lain.

“Ketika kamu start dari belakang, semua masalah jadi dua kali lebih besar,” ucap Chantra.

Menurutnya, ritme balapan sangat sulit dijaga karena ia tidak bisa membalap sesuai jalur ideal. Ia harus beradaptasi dengan kondisi di lintasan yang tidak selalu bersih dan penuh risiko kehilangan grip. Meski begitu, Chantra tetap berusaha menuntaskan balapan tanpa kesalahan besar. Bagi Chantra, bertahan di tengah tekanan seperti itu bukan hal mudah.

“Aku harus bertarung keras di setiap tikungan karena tidak bisa mengandalkan kecepatan alami motor,” ujarnya.

2. Ban depan jadi biang kerok

Pembalap MotoGP pada sesi sprint race di Sirkuit Mandalika, Sabtu (4/10/2025). (IDN Times/Linggauni)
Pembalap MotoGP pada sesi sprint race di Sirkuit Mandalika, Sabtu (4/10/2025). (IDN Times/Linggauni)

Masalah terbesar yang dihadapi Chantra terletak pada ban depan motornya. Ia mengatakan sulit menemukan keseimbangan antara pengereman dan cengkeraman, terutama di tikungan lambat seperti tikungan 10 hingga 13. Hal ini membuatnya sulit menekan performa motor dengan maksimal.

“Tentu saja, dengan kondisi ban depan dan semuanya, sangat sulit untuk menghentikan motor dan merasakan batasnya,” kata Chantra menjelaskan.

Ia menambahkan bahwa rasa percaya diri terhadap ban sangat penting dalam balapan seperti di Mandalika. Ketika ban depan tidak bisa bekerja optimal, pembalap cenderung kehilangan waktu di setiap tikungan. Chantra berharap timnya bisa segera menemukan solusi teknis sebelum seri berikutnya.

“Kami mencoba memperbaiki motor sepanjang musim ini, tapi sejauh ini belum menemukan solusi yang pas,” ungkapnya.

3. Evaluasi dan harapan untuk seri berikutnya

Para pembalap MotoGP beradu cepat di Sirkuit Mandalika, Jumat (3/10/2025). (IDN Times/Linggauni)
Para pembalap MotoGP beradu cepat di Sirkuit Mandalika, Jumat (3/10/2025). (IDN Times/Linggauni)

Meski hasil balapan kali ini belum memuaskan, Chantra menilai akhir pekan di Mandalika tetap memberi banyak pelajaran berharga. Ia dan tim mencoba dua konfigurasi motor berbeda, namun strategi itu justru membuat persiapan untuk race utama sedikit terganggu. Chantra merasa seharusnya mereka fokus pada satu setelan saja sejak awal.

“Kalau aku bisa mengulang akhir pekan ini, aku akan tetap pakai satu konfigurasi dan bekerja lebih fokus,” tutur Chantra.

Menurutnya, dunia MotoGP kini semakin kompetitif, dan perbedaan kecil bisa berpengaruh besar terhadap hasil akhir. Ia menyadari banyak tim dan pembalap lain bekerja sekeras dirinya untuk mendapatkan hasil terbaik. Namun, Chantra tetap optimistis bisa tampil lebih baik di balapan berikutnya.

“Kami tahu ini sulit, tapi kami tidak akan berhenti mencoba,” kata Chantra menegaskan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us

Latest Sport NTB

See More

Sulit, Pedro Acosta Harus “Ngatur Napas” Lawan Ducati di Mandalika

06 Okt 2025, 11:13 WIBSport