Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Program Pertanian Organik di Dompu Disebut Tingkatkan Hasil Panen

Foto petani dan pegawai PT STM Dompu saat proses panen tanaman organik (Dok/PT STM Dompu)

Dompu, IDN Times - Hasil produksi petani binaan program pertanian organik PT Sumbawa Timur Mining (STM) di Kecamatan Hu'u Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meningkat. Peningkatan produksinya bahkan mencapai 20 hingga 100 persen.

Salah satu petani binaan PT STM asal Desa Cempi Jaya bernama Muhtar mengatakan, hasil produksi tanaman kacang panjangnya meningkat setelah mendapatkan pendampingan intensif dari pihak PT STM. Mulai dari teknik budi daya secara organik, manajemen kelompok, hingga strategi pemasaran.

Menurut dia, berkat dari pendampingan itu, ia bisa panen 15 kali dalam satu kali musim tanam. Kondisi itu berbeda dengan hasil pertanian sebelum saat ia menggunakan pupuk kimia, yang saat itu hanya bisa 7 kali panen.

"Sekarang saya bisa mendapatkan keuntungan lebih banyak,” ucap Muhtar, Senin (10/3/2025).

1. Tanaman organik diminati wisatawan mancanegara

Foto petani binaan PT STM Dompu saat proses panen tanaman organik (Dok/PT STM Dompu)

Peningkatan hasil panen juga dialami oleh Yasin, petani padi organik yang berasal dari Dusun Daha Barat, Desa Daha. Bibit mentik susu yang ia tanam dan rawat secara organik mampu menghasilkan gabah lebih banyak.

Misalnya, hasil dari pertanian sebelumnya hanya bisa mencapai 16 karung satu kali tanam. Sementara dengan pertanian organik ini meningkat menjadi 20 karung. 

"Produksi yang lebih banyak seperti ini telah meningkatkan keuntungan saya," ungkap Yasin.

Senada juga dikatakan petani binaan asal Desa Hu'u bernama, Astuti. Ia mengaku sejak mengikuti program pertanian organik STM 2021 lalu, hasil pertaniannya seperti seledri, selada, cabai, tomat, pisang dan pepaya meningkat signifikan.

Tidak itu, hasil pertanian organik miliknya juga diminati oleh banyak orang, baik warga lokal hingga wisatawan mancanegara. Mereka beralasan, pertanian organik lebih kaya nutrisi, bebas bahan kimia, dan ramah lingkungan.

Hal itu dibuktikan, para wisatawan sering datang membeli sayur dan buah di kebun secara langsung. Kemudian saat berlibur di Pantai Lakey, mereka juga cenderung mencari restoran dengan bahan pangan yang berasal dari pertanian organik.

"Alhamdulillah, kami dapat memenuhi kebutuhan sayur-mayur organik untuk restoran di Pantai Lakey dan sekitarnya," jelas dia.

2. Program diharapkan mendukung pengembangan ekonomi masyarakat

Ilustrasi Statistik Ekonomi (Pexels/RDNE Stock project)

Sementara itu, Tim Community Development STM, Vovia Witni mengatakan, meski para petani binaan STM telah mampu menjalankan budi daya organik secara mandiri, PT STM melalui tim Community Development tetap memberi dukungan agar para petani dapat mencapai hasil yang lebih baik.

Misalnya, pada 26-27 Februari lalu, STM menyelenggarakan lokakarya pertanian organik yang berkolaborasi dengan Yayasan Aliksa Organik Indonesia. Kegiatan ini diikuti oleh 35 petani binaan STM dan menghasilkan rekomendasi program untuk pengembangan usaha pertanian organik ke depannya.

Novia Witni pastikan, perusahaan selalu berusaha menciptakan dampak nyata dari program yang telah berjalan selama 8 tahun ini.  Termasuk tim juga akan terbuka menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak. 

 “Kami berkomunikasi secara aktif dengan para petani binaan, mendapatkan umpan balik mereka, dan terus melakukan perbaikan yang berkelanjutan dalam program pertanian organik. Kami berharap program ini memberi dampak nyata dalam mendukung pengembangan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

3. BPP apresiasi program pertanian organik PT STM

ilustrasi memberikan apresiasi kepada murid (pexels.com/Katerina Holmes)

Sementara itu, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Hu’u, Adi Nuryadin, mengapresiasi dukungan STM terhadap program pertanian organik intensif bagi para petani lokal. Menurut dia, perubahan metode pertanian dari konvensional menjadi organik memberikan banyak manfaat, bukan hanya bagi para petani, tetapi juga bagi konsumen dan alam. 

"Pertanian organik lebih sehat, menguntungkan, dan berkelanjutan karena ramah lingkungan," jelasnya.

Menurut Adi, sistem budi daya pertanian yang bergantung pada bahan kimia semakin lama akan menurunkan hasil produksi. Termasuk berpotensi membuat organisme pengganggu tanaman (OPT) berkembang lebih cepat. 

“Penggunaan bahan kimia berlebihan dapat menyebabkan unsur hara pada tanah berkurang, sehingga keseimbangan pada lingkungan tidak terjaga. Tidak heran jika ada warga yang mudah terserang berbagai penyakit,” ujarnya. 

Adi pastikan, pihaknya bersama Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu, siap meningkatkan kolaborasi dengan STM dalam mengembangkan pertanian organik dan mewujudkan ketahanan pangan lokal yang lebih baik.

 “Kami siap meningkatkan berkolaborasi untuk mewujudkan pertanian yang lebih sehat, ramah lingkungan, dan berkelanjutan, yang pada akhirnya dapat memberi dampak ekonomi bagi para petani,” pungkasnya

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Juliadin JD
Linggauni
Juliadin JD
EditorJuliadin JD
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us