Lokasi Pendaki Brasil yang Jatuh di Rinjani Akhirnya Ditemukan

Mataram, IDN Times - Proses pencarian pendaki perempuan dari Brasil inisial JDSP (27) atau Juliana membuahkan hasil. Tim SAR Gabungan yang melakukan upaya pencarian dan penyelamatan sejak Sabtu (21/6/2025), menemukan keberadaan korban menggunakan drone thermal pada Senin (23/6/2025).
"Iya, ketemu tadi pagi (lokasinya)," ungkap Humas SAR Mataram I Gusti Lanang Wiswananda saat dikonfirmasi IDN Times, Senin (23/6/2025) sore.
1. Korban ditemukan menggunakan visualisasi drone thermal

Lanang menjelaskan korban ditemukan menggunakan visualisasi drone thermal. Namun, dia belum menjelaskan secara rinci kedalaman lokasi ditemukannya korban.
Saat ini, Tim SAR gabungan sedang berupaya melakukan evakuasi terhadap korban.
"Info lain-lain menyusul," terangnya.
Kantor SAR Mataram mengerahkan puluhan personel setelah menerima laporan pendaki yang jatuh di jalur menuju puncak Gunung Rinjani dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) pada Sabtu (21/6/2025). Personel yang diberangkatkan ke lokasi dari Pos SAR Kayangan dan Kantor SAR Mataram dengan membawa berbagai peralatan SAR.
Perlengkapan yang dibawa meliputi peralatan mountaineering untuk medan terjal dan alat evakuasi. Kemudian drone untuk pemantauan udara, perangkat komunikasi, alat medis, serta kendaraan operasional dan pendukung lainnya.
Operasi SAR ini melibatkan berbagai unsur, dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), TNI, Polri, BPBD Lombok Timur, Unit SAR Lombok Timur, EMHC, Damkar, Relawan Rinjani, porter, dan unsur terkait lainnya. Seluruh tim berkoordinasi untuk melakukan upaya evakuasi terhadap korban di medan yang ekstrem dan menantang.
2. Tunggu informasi dari lapangan

Terpisah, Kepala BTNGR Yarman yang dikonfirmasi Senin (23/6/2025) sore, mengatakan pihaknya akan terus memperbarui informasi operasi pencarian dan penyelamatan pendaki asal Brasil tersebut. Pihaknya terus berkoordinasi dengan petugas di lapangan terkait perkembangan proses pencarian terhadap korban.
"Kami lagi menunggu info dari lapangan, kalau sudah ada info akan segera kami infokan," jelas Yarman singkat.
Sebelumnya, Yarman menjelaskan proses penyelamatan korban terkendala medan yang ekstrem dan kabut tebal di Gunung Rinjani. Tim SAR gabungan terus melakukan upaya pencarian dan penyelamatan.
"Upaya ini menghadapi tantangan berat, terutama medan ekstrem dan cuaca berkabut tebal," katanya.
Pada Sabtu (21/6/2025) pukul 14.32 WITA, tim pendahulu tiba di lokasi jatuhnya korban dan mulai memasang tali. Pada pukul 16.00 WITA, korban dilaporkan semakin terperosok, dan tali 300 meter belum cukup menjangkau titik keberadaan korban.
Selanjutnya, pada pukul 19.38 WITA, peralatan dan logistik didrop. Pada pukul 20.00 WITA, tim telah turun hingga 300 meter namun belum menjangkau korban. Tim berusaha memanggil korban tapi tidak ada sahutan ataupun respons dari korban. Yarman menjelaskan salah satu anggota tim bermalam di tebing (flying camp) pada kedalaman 200 meter.
3. Dua skema pencarian korban

Selanjutnya, pada Minggu (22/6/2025) pagi, upaya penyambungan tali dan penggunaan drone thermal dilakukan oleh Tim SAR gabungan. Kemudian pada pukul 10.00 WITA, informasi visual dari drone menunjukkan korban tidak lagi berada di titik sebelumnya.
Upaya lanjutan terganggu oleh kabut tebal dan cuaca basah, sehingga drone thermal belum dapat digunakan maksimal. Berdasarkan hasil rapat, tim memutuskan dua skema pencarian yaitu secara manual menggunakan tali dan lewat udara menggunakan drone thermal.