TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Polda NTB Ungkap Kasus Perekrutan Calon TKI Ilegal ke Arab Saudi

Dua orang sudah ditetapkan sebagai tersangka

fin.co.id

Mataram, IDN Times - Aparat Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat (Polda NTB) mengungkap kasus perekrutan calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) nonprosedural atau ilegal. Polisi berhasil menangkap dua pelaku yang diduga sebagai perekrut.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda NTB Komisaris Besar Polisi Teddy Ristiawan di Mataram, Rabu, menjelaskan bahwa kasus ini terungkap berawal dari laporan korban di akhir September 2022.

"Dari tindak lanjut laporan, tepat pada hari Senin (7/11) kemarin, kedua terduga perekrut kami tangkap di lokasi berbeda," kata Teddy seperti dilansir dari ANTARA pada Rabu (9/11/2022).

Baca Juga: Kasus Korupsi Boymin Anggota DPRD Bima Sudah Masuk Agenda Sidang

1. Korban sebanyak sembilan orang

Ilustrasi napi di penjara (IDN Times/Mardya Shakti)

Keduanya yang diduga sebagai perekrut adalah seorang perempuan berinisial SN (37) alias Ela asal Sengkol, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, dan MU (47) alias Tuan Zaki asal Desa Sandik, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat.

Ia pun menjelaskan bahwa pihaknya menangkap kedua pelaku berdasarkan barang bukti dokumen dan keterangan saksi, korban, maupun ahli.

Hasil penyelidikan mengungkap korban dari kedua terduga pelaku sebanyak sembilan orang. Dari korban, polisi menyita kartu identitas korban, paspor yang mengatasnamakan korban, dan kuitansi pembayaran untuk perekrutan.

2. Biaya Rp22 juta ke Arab Saudi

ilustrasi transaksi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Selain menyita barang bukti dan keterangan dari para korban, pihak kepolisian juga mengantongi keterangan ahli dari Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) maupun Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB.

"Jadi, kedua pelaku ini terungkap menjalankan modus dengan menjanjikan korban berangkat bekerja menjadi PMI di Arab Saudi dengan biaya Rp22 juta per orang," ujarnya.

Kedua pelaku membahasakan uang Rp22 juta itu sebagai biaya seluruh kebutuhan administrasi bekerja di luar negeri, seperti pembuatan paspor, cek kesehatan, dan pengurusan visa kerja.

"Sampai dengan dilaporkan, kedua pelaku ini baru melakukan proses cek kesehatan dan pembuatan paspor saja. Belum sampai pemberangkatan," kata Teddy.

Baca Juga: Belasan Murid SD di Lombok Keracunan Sirop, Ada yang Pingsan

Verified Writer

Yerin Shin

Keep happy & healthy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya