TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

NTB Siap Menuju Transisi COVID-19, dari Pandemik ke Endemik

Capaian vaksinasi di NTB cukup baik

ilustrasi pandemi COVID-19 (ANTARA FOTO/M. Risyal Hidayat)

Mataram, IDN Times - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) siap menuju transisi dari pandemik COVID-19 menjadi endemik. Hal ini seiring terus menurunnya kasus aktif penyakit tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr. Lalu Hamzi Fikri, Kamis mengatakan, evaluasi kondisi pandemik COVID-19 terus dilakukan oleh pemerintah sebagai bahan pengambilan keputusan sehingga pemulihan kesehatan masyarakat dan pemulihan ekonomi dapat terus dilakukan.

"Seiring dengan terus membaik-nya situasi pandemi di Tanah Air termasuk di NTB, telah dilakukan penyesuaian kebijakan dalam masa transisi pandemi menjadi endemik COVID-19," ujarnya seperti dilansir dari ANTARA pada Sabtu (8/10/2022).

1. Masyarakat kini tak harus tes antigen

Ilustrasi tes cepat antigen. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Ia menjelaskan penyesuaian kebijakan ini dapat dilihat pada kegiatan mobilitas masyarakat meniadakan syarat hasil negatif tes antigen maupun PCR bagi para pelaku perjalanan domestik yang sudah lengkap vaksinasi booster-nya.

"Penyesuaian kebijakan tetap dilandasi dengan hasil evaluasi perkembangan COVID-19 di masyarakat. Pelaksanaan kompetisi olahraga juga telah diizinkan untuk dihadiri penonton dengan syarat sudah vaksinasi booster dan wajib menggunakan aplikasi Pedulilindungi untuk check in," kata Hamzi Fikri.

Selain itu, penyesuaian kebijakan juga dilihat pada pelonggaran penggunaan masker pada areal terbuka. Namun demikian, meski ada pelonggaran bukan berarti tidak memakai masker sama sekali pada setiap kegiatan tetapi disesuaikan dengan kondisi yang ada. Termasuk, dengan kegiatan sosial kemasyarakatan dengan komunitas yang banyak tetap menggunakan masker yang baik dan benar.

"Artinya protokol kesehatan (Prokes) tetap dilaksanakan," kata mantan Direktur RSUD NTB ini.

Baca Juga: Dermawan yang Kasih Uang pada Anak Jalanan Mataram akan Diberi Sanksi

2. Peran masyarakat harus optimal

Ilustrasi memakaikan masker pada anak (Pexels.com/Ketut Subiyanto)

Menurut dia, penggunaan masker tetap dilaksanakan pada masyarakat dengan komorbid. Masker tetap digunakan pada aktivitas daerah tertutup, transportasi umum. Akan tetapi kendati pemerintah telah melakukan pelonggaran penyesuaian kebijakan bukan berarti Indonesia sepenuhnya bebas dari ancaman lonjakan kasus COVID-19.

Sehingga peran serta masyarakat khususnya dalam mencegah terjadinya penularan pada dirinya, keluarga dan masyarakat sangat perlu terus dilakukan dan dioptimalkan.

"Penggunaan masker yang baik dan benar bukan saja dapat mencegah terjadinya penularan COVID-19, tetapi dapat mengurangi polutan udara masuk ke paru-paru kita, baik itu bakteri, debu dan lain sebagainya, sehingga penggunaan masker sangat baik dilakukan oleh masyarakat," ucap Hamzi Fikri.

3. Ketentuan penanganan COVID-19 masih dijalankan Pemda NTB

Ilustrasi - Warga berdiri di dekat maneken yang dipasangkan masker di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, Jumat (28/2/2020). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Hamzi menyampaikan ketentuan penanganan COVID-19 yang dikeluarkan oleh Satgas COVID-19 Nasional masih tetap dijalankan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB melalui Dinas Kesehatan.

"Sebagaimana kita ketahui indikator sebaran komunitas dan kapasitas respon kita berupaya agar tetap bisa berada pada kondisi memadai, khususnya saat capaian testing yang harus terus di tingkatkan, secara bersama-sama dengan 10 kabupaten kota se-NTB. Dan tetap melakukan pemantauan terhadap penyakit lainnya yang beresiko menjadi wabah melalui
sistem pemantauan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR)," katanya.

Dalam upaya untuk menghadapi masa transisi untuk menuju endemik upaya lain yang sudah dilakukan. Antara lain, menguatkan surveilans berbasis kejadian dan surveilans berbasis indikator yang terintegrasi dengan SKDR yang ada di Puskesmas. Selanjutnya, memperkuat rumah sakit dengan melakukan "hospital based surveilans" yang terintegrasi dengan SKDR. Termasuk, terus memantau tren dari kasus ISPA berat melalui surveilans SARI.

"Selain itu untuk memantau perkembangan COVID-19, hal yang harus dilakukan adalah pemantauan keterisian rumah sakit, yang menandakan bahwa walaupun jumlah kasus tinggi atau CFR tinggi namun bila keterisian RS rendah, itu menandakan bahwa tingkat keparahan dari kasus itu juga rendah atau ringan," katanya.

4. Capaian vaksinasi menggembirakan

Ilustrasi vaksinasi COVID-19 (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Hamzi mengatakan secara umum capaian vaksinasi dosis lengkap, baik dosis 1 dan 2 di NTB sampai dengan 4 Oktober 2022 cukup menggembirakan. Di mana dosis 1 mencapai 99,32 persen, dosis 2 mencapai 87,41 persen dan dosis 3 ataubooster baru mencapai 38,21 persen.

Untuk rincian Kota Mataram 25,76 persen. Kabupaten Lombok Barat 19,13 persen, Lombok Tengah 19,43 persen. Lombok Timur 39,34 persen, Lombok Utara 63,81 persen, Sumbawa Barat 55,63 persen, Sumbawa 32,36 persen, Dompu 67,73 persen, Kabupaten Bima 86,48 persen dan Kota Bima 33,48 persen.

Baca Juga: Sport Tourism akan Dikembangkan di KEK Mandalika Lombok 

Verified Writer

Yerin Shin

Keep happy & healthy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya