TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Warga Kawasan Gunung Rinjani Lombok Butuh Bekal Mitigasi Bencana 

Ancaman longsor dan erupsi Gunung Barujari

Danau Segara Anak dan Gunung Barujari. (instagram.com/exploredolan.id)

Lombok Timur, IDN Times - Warga yang berada di kawasan Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) butuh bekal mitigasi bencana. Salah satu daerah yang paling dekat dengan Gunung Rinjani adalah Sembalun, Lombok Timur.

Wilayah Sembalun di Lombok Timur merupakan daerah yang berada di kawasan sekitar Gunung Rinjani. Sebagaimana diketahui, anak gunung Rinjani, yaitu Gunung Barujari merupakan salah satu gunung api yang masih aktif di Indonesia.

Potensi bencana gunung meletus menjadi salah satu ancaman selain banjir dan tanah longsor. Kawasan Sembalun, Lombok Timur juga merupakan daerah yang rawan gempa.

"Karena Sembalun ini kawasan rawan bencana, harapan kita bagaimana pemerintah lebih sigap melakukan program-program yang kaitannya dengan mitigasi kebencanaan," kata Tokoh Pemuda Sembalun, Royal Sembahulun dikonfirmasi IDN Times, Sabtu (10/12/2022).

Baca Juga: Pedagang Asongan Boleh Jualan di Sirkuit Mandalika saat WSBK 2023

1. Masyarakat butuh bekal mitigasi bencana agar tidak panik

Gunung Rinjani di Lombk (IDN Times/Sunariyah)

Royal mengatakan masyarakat Sembalun butuh bekal mitigasi bencana. Sehingga ketika terjadi bencana, masyarakat tidak panik seperti apa yang terjadi saat bencana gempa bumi 2018 lalu.

Dari data geologi, kata Royal, Gunung Rinjani tidak masuk gunung yang masih aktif. Tetapi anak Gunung Rinjani, yaitu Gunung Barujari yang berada di Danau Segara Anak termasuk gunung api yang masih aktif.

"Masyarakat sendiri tidak ada persiapan khusus karena memang kalau Gunung Barujari meletus, daerah Sembalun terdampak hanya sekadar abunya saja. Yang meletus terakhir malah abu vulkaniknya ke Bali," kata Royal.

2. Telah dibuat petunjuk arah evakuasi saat bencana

Desa Wisata Sembalun di Lombok Timur (Instagram @ridho_farit_hardja)

Saat ini, memang sudah dibuat tanda-tanda atau petunjuk ketika terjadi bencana. Berupa arah titik kumpul dan evakuasi masyarakat yang dibuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Tetapi edukasi mitigasi bencana perlu dilakukan lebih intens supaya masyarakat semakin paham dan tidak panik menghadapi ancaman bencana.

"Kalau Gunung Barujariyang meletus, masyarakat tidak perlu mengungsi kalau terjadi letusan. Karena hanya berdampak pada debu abu vulkanik saja. Dulu ketika Gunung Barujari meletus, yang mendapatkan dampak lahar di daerah Aikmel. Kalau Sembalun hanya berdampak pada abu vulkaniknya," terang Royal.

Sebagai daerah yang berada di ring of fire atau cincin api, Royal meminta agar edukasi mitigasi bencana harus lebih intensif. Sehingga masyarakat tetap tidak panik dan memahami apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana.

"Sembalun ini kita kategorikan kawasan rawan bencana. Sehingga memang tidak perlu menunggu terjadi bencana baru kelabakan," tandasnya.

Baca Juga: [WANSUS] Menggaet Milenial dan Gen Z, Generasi Kunci Pemilu 2024 

Berita Terkini Lainnya