TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Stok Terus Menipis, Bulog akan Masukkan 17 Ribu Ton Beras ke NTB

Butuh tambahan stok untuk bantuan pangan dan operasi pasar

Bulog impor 200 ribu ton beras hingga akhir Desember 2022. (dok. Perum Bulog)

Mataram, IDN Times - Perum Bulog Divre NTB akan mendatangkan beras dari luar daerah sebanyak 17 ribu ton pada Desember mendatang. Kebijakan ini diambil mengingat stok beras di gudang Bulog yang semakin menipis.

Kepala Perum Bulog Divre NTB David Susanto menjelaskan sebenarnya stok beras di gudang Bulog cukup untuk memenuhi kebutuhan di NTB sampai Februari 2024. Tetapi, Pemerintah punya program bantuan pangan sehingga membutuhkan tambahan stok beras selain untuk operasi pasar.

"Kalau kami hitung kebutuhan beras sampai bulan Februari nanti kurang lebih 17.000 ton. Dan itu datangnya bertahap dan kita tetap lakukan evaluasi," kata David di Mataram, Senin (13/11/2023).

Baca Juga: Kemenparekraf Gelontorkan Rp24 Miliar untuk Event Motocross di NTB

1. Lumbung pangan nasional

Kepala Perum Bulog Divre NTB David Susanto. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Dengan mendatangkan beras dari luar daerah, kata David, tidak akan melunturkan posisi NTB sebagai lumbung pangan nasional. Ia menyebut ketahanan pangan di NTB cukup kuat dan paling bagus di Indonesia.

"Toh, kita mendatangkan beras 17.000 ton itu, kita pun juga pernah mengirim beras ke NTT, Bali dan Bulog lain sejumlah 22.900 ton tahun 2023," terangnya.

David mengatakan rencananya beras tersebut akan didatangkan ke NTB pada pertengahan Desember mendatang. Namun tidak sekaligus tetapi dilakukan secara bertahap. Ia menyebut stok beras di NTB saat ini sebanyak 16.000 ton lebih.

"Ini akan terus berkurang karena ada program bantuan pangan untuk bulan November penyalurannya. Terus operasi pasar terus dilaksanakan," tambahnya.

2. Ada program bantuan pangan sampai Juni 2024

Ilustrasi panen padi. (IDN Times/Dhana Kencana)

Berdasarkan hasil rapat terbatas pada 6 November lalu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa ada tambahan bantuan pangan untuk bulan Desember dan Januari sampai Juni 2024.

"Tentunya itu membutuhkan kesiapan stok bagi Bulog. Yang awalnya perhitungannya cukup sampai Februari 2024. Kalau ada tambahan bantuan pangan, stok kami hanya cukup sampai Desember nanti," ungkap David.

Opsi yang diambil mendatangkan beras dari luar daerah untuk menjamin ketersediaan stok di NTB. Untuk program bantuan pangan dan operasi pasar, Bulog NTB mengeluarkan beras sekitar 8.500 ton per bulan.

"Memang gak ada pilihan lain, tidak ada opsi lain. Opsi satu-satunya. Walaupun kita melihat monitor di wilayah NTB setiap hari ada panen padi, setiap hari ada yang menanam. Tetapi kondisi harga gabah saat ini cukup tinggi," tuturnya.

Baca Juga: Gantikan Fauzan, Sumiatun Menjadi Bupati Perempuan Pertama di Lombok

Berita Terkini Lainnya