TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Soal Gagal Ginjal Misterius, Kadikes NTB: Tetap Tenang dan Waspada!

Anak yang sakit diminta tidak diberikan obat sirup

Sebaran kasus gagal ginjal akut misterius di 14 provinsi di Indonesia. (dok. Dinkes NTB)

Mataram, IDN Times - Provinsi NTB masih nihil ditemukannya kasus gagal ginjal akut misterius. Meski demikian, masyarakat diminta tetap tenang dan waspada.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr. Lalu Hamzi Fikri yang dikonfirmasi IDN Times di Mataram, Kamis (20/10/2022) menyebutkan kasus gagal ginjal akut di Indonesia ditemukan di 14 provinsi dengan jumlah 205 kasus. Dari 14 provinsi yang ditemukan kasus gagal ginjal akut misterius, NTB tidak termasuk di dalamnya, karena kasusnya masih nihil.

"Mempertimbangkan keputusan Kementerian Kesehatan RI dan keterangan BPOM RI maka Dinas Kesehatan Provinsi NTB mengimbau masyarakat tetap tenang dan waspada," kata Fikri.

Baca Juga: Tolak Bala Lombok, Ada Parade 5.000 Dulang dan Merah Putih 250 Meter

1. Tenaga kesehatan diminta tidak berikan obat sirup

ilustrasi obat sirup anak (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Fikri menjelaskan penyebab gagal ginjal akut misterius ini masih dalam proses penelitian dan penelusuran penyebab pastinya oleh BPOM dan Kemenkes RI. Apakah berasal dari cemaran Etilen Glikol dan Dietilen Glikol atau dapat juga karena faktor risiko lainnya.

Untuk itu, tenaga kesehatan, fasilitas tenaga kesehatan (fasyankes), apotek maupun toko obat untuk sementara waktu diminta tidak memberikan obat-obatan dalam bentuk sirup sampai terdapat hasil investigasi yang dikeluarkan oleh BPOM dan Kemenkes RI.

Apabila anak mengalami gejala khas yaitu penurunan jumlah dan frekuensi BAK atau tidak ada urine selama 12 jam, dengan atau tanpa demam, batuk, pilek, diare, mual dan muntah. Maka, kata Fikri, masyarakat harus segera membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut terutama yang berusia di bawah 6 tahun.

2. Turunkan demam anak gunakan kompres air hangat

ilustrasi kompres hangat (nowtolove.com.au)

Dalam penggunaan obat, lanjut Fikri, masyarakat diminta tidak mengonsumsi obat-obatan sirup secara bebas. Untuk perawatan anak yang sakit, lebih mengedepankan tatalaksana non-farmakologis atau tanpa obat.

"Misalnya dengan menggunakan kompres air hangat untuk menurunkan demam," ujarnya.

Baca Juga: Gubernur NTB Tanggapi Soal Kebijakan 'One Gate System' Gili Trawangan

Berita Terkini Lainnya