2.547 Kasus DBD di NTB Selama 5 Bulan, 25 Penderita Meninggal Dunia

Kasus kematian terbanyak di Kabupaten Bima

Mataram, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi NTB mencatat jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) selama 5 bulan sejak Januari hingga Mei 2023 sebanyak 2.547 kasus. Dari jumlah kasus tersebut, sebanyak 25 pasien meninggal dunia.

"Kasus kematian yang terjadi sebagian besar disebabkan oleh terlambatnya penderita DBD dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan," kata Kepala Dinkes NTB dr. Lalu Hamzi Fikri dikonfirmasi di Mataram, Kamis (27/7/2023).

1. 14 penderita DBD di Bima meninggal

2.547 Kasus DBD di NTB Selama 5 Bulan, 25 Penderita Meninggal DuniaNyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopticus pembawa virus dengue. pixabay.com/Pexels

Namun Fikri menyatakan memasuki bulan Juni 2023, kasus DBD di NTB mengalami penurunan. Dengan jumlah sebanyak 139 kasus dan 5 penderita meninggal dunia. Sedangkan untuk bulan Juli 2023, kata Fikri, belum ada laporan kasus terbaru dari kabupaten/kota.

"Adapun kabupaten dengan kasus kematian terbanyak adalah Kabupaten Bima dengan total 14 kematian akibat DBB," sebut Fikri.

Baca Juga: Kecurangan PPDB 2023, Dikbud NTB Sebut 327 Calon Siswa Baru Ubah KK

2. Demam berat hingga 7 hari merupakan gejala DBD

2.547 Kasus DBD di NTB Selama 5 Bulan, 25 Penderita Meninggal Duniailustrasi demam (IDN Times/Mardya Shakti)

Menurutnya, edukasi mengenai DBD termasuk gejalanya perlu ditingkatkan. Peran masyarakat juga sangat penting untuk penanganan kasus DBD. Mantan Direktur RSUD NTB ini mengatakan perlu dikenali fase awal demam berdarah yang mirip dengan flu ditandai dengan rasa nyeri sendi, demam, sakit kepala hebat, hingga mual.

Selain itu, timbulnya demam berat yang berlangsung 2 sampai 7 hari juga menjadi gejala DBD. Apabila merasakan gejala-gejala tersebut, ujar Fikri, segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan. Dikatakan, penyampaian informasi tentang DBD kepada masyarakat tetap dilakukan terutama oleh petugas kesehatan di Puskesmas yang secara langsung berinteraksi dengan masyarakat.

"Pemerintah juga tetap berkoordinasi dengan Kab/Kota dalam hal penanganan kasus DBD. Sumber daya kesehatan untuk penanganan kasus DBD sudah cukup memadai, sehingga kasus DBD dapat ditangani dengan baik," terangnya.

3. Pencegahan DBD paling utama dengan menerapkan PHBS

2.547 Kasus DBD di NTB Selama 5 Bulan, 25 Penderita Meninggal DuniaKepala Dikes NTB dr. Lalu Hamzi Fikri. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Menurut Fikri, pencegahan penyakit DBD yang paling utama adalah dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kemudian Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan konsep 3M Plus.

Warga diimbau untuk menguras dan menyikat bak penampungan air, menutup tempat penampungan air, memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas. Serta menggunakan obat nyamuk, penaburan larvasida, pemasangan kawat, gotong royong membersihkan lingkungan sekitar dan lainnya.

Baca Juga: Puluhan Mahasiswa NTB yang Dipulangkan Ingin Kembali Kuliah ke Sudan

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya