Selain Smelter, AMNT Targetkan Pembangunan Bandara Tuntas 2024
Gubernur NTB optimis pembangunan bandara cepat tuntas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mataram, IDN Times - Selain membangun smelter atau pabrik pengolahan tembaga, PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) juga mengebut pembangunan bandara internasional di Desa Kiantar, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pembangunan Bandara Kiantar Sumbawa Barat milik PT. AMNT ditargetkan tuntas pada 2024, sama seperti target pembangunan smelter di wilayah Kecamatan Maluk, Sumbawa Barat.
"Pembangunan bandara sedang dilakukan. Saya aja kaget, Bandara Kiantar sudah mulai dibangun. Karena yang bangun PT. Amman Mineral, cepat selesai. Tahun depan ditargetkan sudah selesai," kata Gubernur NTB Zulkieflimansyah dikonfirmasi di Mataram, Sabtu (3/6/2023).
Baca Juga: Progres Smelter AMNT, Dinas ESDM NTB : akan Tuntas Desember 2024
1. Mendukung keberadaan industri smelter AMNT
Menurut Gubernur Zulkieflimansyah, pembangunan Bandara Kiantar milik AMNT akan cepat rampung. Karena bandara tersebut dibangun oleh pihak swasta yaitu AMNT. Pembangunan Bandara Kiantar untuk mendukung keberadaan industri smelter AMNT yang juga ditargetkan tuntas dibangun pada 2024 mendatang.
Selain itu, keberadaan Bandara Kiantar Sumbawa Barat juga diyakini akan menggerakkan pembangunan di sektor pariwisata. Termasuk daerah tetangga Sumbawa Barat yaitu Lombok Timur juga akan mendapatkan dampak ekonomi. Bandara Kiantar dibangun pada lahan seluas 100 hektare dengan panjang landasan pacu atau runway 2.100 meter.
"Ini hebat sekali. Sekarang Amman itu kalau mau IPO (Inisial Public Offering), dia menjual seluruh project. Bahwa dia punya bandara dan smelter. Ini akan bagus," ucap Gubernur Zulkieflimansyah yang pernah menjadi Komisaris PT. Newmont Nusa Tenggara (NNT) ini.
PT. NNT resmi berganti nama menjadi AMNT setelah tuntasnya transaksi pengambilalihan kepemilikan saham di NNT sebesar 82,2 persen oleh PT Amman Mineral Internasional (AMI). AMI yang menguasai 82,2 persen kepemilikan saham dan PT Pukuafu Indah sebagai pemegang saham sebanyak 17,8 persen. AMI adalah perusahaan nasional yang pemegang sahamnya adalah AP Investment dan Medco Energi.
Baca Juga: NTB Usulkan Pembangunan 'Bypass' Lembar - Kayangan di Selatan Lombok