Masuki Musim Kemarau, Warga NTB Diminta Tampung Air Hujan
Angin timuran menguat, tanda musim kemarau telah tiba di NTB
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mataram, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Lombok Barat menyatakan musim kemarau telah tiba di Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal ini ditandai dengan menguatnya angin timuran yang terpantau sudah mulai mendominasi sebagian besar wilayah Indonesia kecuali wilayah utara ekuator.
Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Cakra Mahasurya Atmojo Pamungkas, Selasa (10/5/2022) mengatakan pada bulan Mei – Juli 2022 Monsun Australia diprediksi mulai aktif dan mendominasi seluruh wilayah Indonesia. Pergerakan MJO saat ini terpantau tidak aktif di wilayah Indonesia.
Potensi peningkatan pembentukan awan di wilayah sekitar NTB diprakirakan akan kembali terjadi sekitar pertengahan dasarian II Mei 2022. Rata – rata anomali Suhu Muka Laut sekitar wilayah NTB saat ini berada pada kategori hangat yang diprakirakan akan tetap hangat hingga Oktober 2022.
Baca Juga: Sirkuit MXGP Samota Ditargetkan Rampung 15 Juni 2022
1. Peralihan musim hujan menuju kemarau
Cakra menjelaskan pada dasarian II Mei 2022, hujan dengan intensitas di atas 20 mm/dasarian diprarkirakan masih berpeluang terjadi hampir di seluruh wilayah NTB dengan peluang di bawah 60 persen. Peluang hujan dengan intensitas di atas 50 mm/dasarian diprakirakan berpotensi terjadi di sebagian wilayah NTB yaitu di sebagian Lombok Barat, Mataram, sebagian Sumbawa, Sumbawa Barat, sebagian Dompu dan sebagian kabuapten Bima dengan peluang 10-30 persen.
Di periode peralihan musim hujan menuju musim kemarau ini, kata Cakra, masyarakat perlu tetap mewaspadai adanya potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan angin kencang mengingat masih adanya peluang hujan dengan katagori menengah.
"Masyarakat di NTB dapat memanfaatkan peluang adanya hujan ini dengan melakukan penampungan air guna mengantisipasi musim kemarau yang akan datang khususnya di wilayah-wilayah yang sering terjadi kekeringan," ujar Cakra.