Dampak Kenaikan BBM, Inflasi NTB Tembus 6,62 Persen
TPID NTB sebut karena pengaruh eksternal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mataram, IDN Times - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi sejak awal September lalu, masih memberikan dampak terhadap inflasi di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat, Pada Bulan November 2022, inflasi year on year (y-on-y) di NTB menembus angka 6,62 persen.
"Ini faktornya hal-hal di luar kendali kita. Dampak dari kenaikan BBM, kontribusi sektor transportasi udara dan lainnya," kata Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Lalu Gita Ariadi dikonfirmasi di Mataram, Jumat (2/12/2022).
Baca Juga: Dokter Spesialis Tak Mau Jadi PPPK, 49 Formasi di NTB Tak Ada Peminat
1. TPID klaim dapat kendalikan harga komoditas pertanian
Dari sisi pengendalian harga-harga komoditas bahan pokok seperti komoditas pertanian, diklaim dapat dikendalikan. Inflasi NTB pada bulan November 2022, kata Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) NTB ini, lebih banyak disebabkan pengaruh eksternal, seperti kenaikan harga BBM dan transportasi udara.
"Dari produksi komoditi pertanian relatif bisa kita kendalikan. Ketika harga telur meningkat, kita lakukan operasi pasar. Harga beras memang ada tren peningkatan secara nasional," ucapnya.
Gita menyatakan upaya pemerintah mengendalikan inflasi dengan memberikan bantuan sosial kepada masyarakat miskin punya pengaruh dalam menekan inflasi. Jika tidak ada pemberian bansos, kemungkinan inflasi akan jauh lebih tinggi.
Baca Juga: Dokter Spesialis Kurang Berminat Jadi ASN, NTB Sekolahkan Dokter Umum