TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bergaya Pakai Bahasa Inggris, Siap-Siap Kena Sindir Kantor Bahasa NTB

Penutur bahasa daerah di NTB tak sebanyak jumlah penduduk

Papan nama di bundaran depan Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid Lombok yang masih menggunakan bahasa Inggris. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyindir pemerintah daerah (pemda), instansi vertikal, dan lembaga di tanah air yang masih menggunakan papan nama berbahaya Inggris. 

Kondisi ini yang kerap dijumpai di lokasi bandara, pelabuhan, tempat wisata. dan pintu masuk di kabupaten/kota. Kantor Bahasa Provinsi NTB menilai pihak-pihak tersebut belum sepenuhnya mencintai Bahasa Indonesia dan daerah. 

Pemda semestinya menerapkan prinsip trigatra bahasa, yakni mengutamakan Bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing.

"Pemda belum mencintai bahasa Indonesia, belum mencintai bahasa daerah. Pemerintah daerah seperti belum mengenal Kantor Bahasa. Seperti belum mengetahui peran dan fungsi trigatra bahasa," kata Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTB Puji Retno Hardiningtyas di Mataram, Jumat (30/12/2022).

Baca Juga: Kasus Pencabulan Dihentikan, Dosen dan Mahasiswa Demo Polda NTB 

1. Alasan masih menggunakan papan nama berbahasa Inggris

Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTB Puji Retno Hardiningtyas. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Retno mengatakan, pihaknya sempat mengklarifikasi sejumlah pihak kenapa mereka masih mempergunakan papan nama berbahaya Inggris. Mayoritas mereka menyebutkan soal keterbatasan anggaran menjadi kendala mengganti papan nama mempergunakan Bahasa Indonesia dan daerah. 

"Karena sekali pasang papan nama Welcome to Lombok, Welcome to Mataram, butuh biaya untuk menggantinya. Akhirnya dibiarkan papan nama tetap berbahasa Inggris. Rata-rata mereka mengeluhkan soal anggaran. Tetapi di NTB ada 15 lembaga yang sudah tertib berbahasa Indonesia," terangnya.

Ia pun menyebutkan salah satunya yakni Pemkot Bima yang sudah mempergunakan papan nama Bahasa Indonesia daerah. Petunjuk arah di jalan-jalan di Kota Bima menggunakan papan nama bahasa daerah Mbojo.

"Kalau pakai Bahasa Inggris kayaknya kelihatan keren. Tapi yang tahu siapa? Kalau masyarakat umum yang tidak tahu bahasa Inggris, lewat saja," katanya.

2. Penutur bahasa daerah di NTB tak sebanyak jumlah penduduk

Youtube

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2020, jumlah penduduk NTB sebanyak 5,2 juta jiwa. Di NTB, ada tiga bahasa daerah yang besar berdasarkan jumlah penduduk, yaitu Bahasa Sasak di Pulau Lombok, Bahasa Samawa di Sumbawa dan Sumbawa Barat, serta Bahasa Mbojo di Bima dan Dompu.

Namun, kata Retno, jumlah penutur bahasa daerah di NTB tidak sebanyak jumlah penduduk. Tetapi beruntung, penutur Bahasa Sasak tidak hanya di Pulau Lombok. Karena ada penduduk yang ikut transmigrasi ke Kalimantan, Sulawesi bahkan Bali, yang menjadi penutur Bahasa Sasak.

"Jadi hampir di seluruh Indonesia ada penutur Bahasa Sasak. Penutur Bahasa Sasak tidak ditemukan di Pulau Lombok saja tapi menyebar ke seluruh Indonesia," ungkapnya.

Baca Juga: Gelombang Memorak-porandakan Pesisir NTB, Ratusan Nelayan Terdampak

Berita Terkini Lainnya