TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Angka Buta Aksara Tertinggi Kedua Nasional, Rotary Turun Bantu NTB 

Rendahnya pendidikan berpengaruh terhadap tingginya stunting

ilustrasi angka buta huruf (unsplash.com/@thoughtcatalog)

Mataram, IDN Times - Penduduk buta aksara di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masih cukup tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, angka buta aksara di NTB sebesar 11,03 persen.

Angka buta aksara di NTB merupakan tertinggi kedua secara nasional setelah provinsi Papua, yaitu sebesar 18,81 persen. Dibandingkan provinsi tetangga seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Bali, angka buta aksara jauh di bawah NTB. Angka buta aksara di NTB sebesar 5,37 persen, sedangkan Bali sebesar 4,47 persen.

Tingginya angka buta aksara di NTB membuat organisasi filantropi tertua di dunia, Rotary International turun tangan membantu pemerintah daerah. Rotary International menggandeng sejumlah kampus di Kota Mataram untuk mengentaskan penduduk yang buta aksara.

Baca Juga: PPDB SMK Tanpa Zonasi, Calon Siswa Bisa Pilih Sekolah di Seluruh NTB 

1. Rekrut volunteer dari perguruan tinggi

District Governor 3420 Rotary International Wilayah Timur Indonesia Lina Soeratman. (IDN Times/Muhammad Nasir)

District Governor 3420 Rotary International Wilayah Timur Indonesia Lina Soeratman menjelaskan pihaknya melakukan rekrutmen volunteer di tiga perguruan tinggi di Kota Mataram untuk membantu pemberantasan buta aksara di NTB. Tiga perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES) Yarsi Mataram dan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram.

Mahasiswa diajak menjadi pengajar pada daerah yang menjadi project pemberantasan buta aksara di NTB. "Project literasi Belajar Bersama Rotary bertujuan memerdekakan masyarakat dari buta aksara dengan memberikan buku belajar membaca secara gratis dan bekerja sama dengan guru atau pengajar volunteer," kata Lina di kawasan wisata Senggigi Lombok Barat, Selasa (13/6/2023).

2. Rendahnya pendidikan berpengaruh terhadap angka stunting

Ilustrasi upaya pencegahan stunting. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Lina mengatakan rendahnya tingkat pendidikan yang tergambar dari angka buta aksara berpengaruh terhadap tingginya kasus stunting. Rendahnya pendidikan menyebabkan orang tua tidak mengetahui pola asuh dan pola makan terhadap anaknya. Sehingga anaknya tidak mendapatkan pola asuh dan pola makan yang baik. Hal ini dapat memicu terjadinya kasus stunting.

Untuk itu, Rotary International Wilayah Timur Indonesia mulai dari sebagian wilayah Jawa Tengah sampai Papua membagikan 10.000 eksemplar buka secara gratis. Buku-buku tersebut telah dicetak sebanyak 5.000 eksemplar dan dikirim ke wilayah Timur Indonesia seperti Sumbawa, Kupang, Ambon, Lombok dan Papua. Adapun pemberantasan buta aksara di NTB dimulai dari perkampungan nelayan di Meninting Lombok Barat.

Baca Juga: Pemprov NTB Dukung Penutupan Kampus yang Potong Beasiswa KIP Kuliah 

Berita Terkini Lainnya