TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Daerah di NTB Tetapkan Status Siaga Darurat Kekeringan 

Ratusan ribu masyarakat NTB terdampak bencana kekeringan

Ilustrasi lahan sawah mengalami kekeringan. (ANTARA FOTO/Jojon)

Mataram, IDN Times - Sebanyak 5 wilayah kabupaten/kota di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menetapkan status siaga darurat kekeringan. Semua kabupaten/kota tersebut berada di Pulau Sumbawa dan Pulau Sumbawa.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Ahmadi yang dikonfirmasi IDN Times di Mataram, Selasa (4/7/2023) menyebutkan lima kabupaten/kota yang sudah ditetapkan berstatus siaga darurat kekeringan, yaitu Kabupaten Sumbawa, Kota Bima, Lombok Utara, Sumbawa Barat, Lombok Barat.

"Kabupaten/kota yang belum menetapkan status siaga darurat kekeringan ada 4 yaitu Kabupaten Bima, Dompu, Lombok Tengah, dan Lombok Timur," kata Ahmadi.

Baca Juga: Usai MXGP, Gubernur NTB Mutasi Tiga Pejabat Eselon II 

1. Puncak kekeringan pada bulan Agustus

Ilustrasi droping air bersih. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Ahmadi menjelaskan puncak bencana kekeringan di NTB diperkirakan bulan Agustus mendatang. Pada pertengahan Juli ini, kekeringan di NTB diperkirakan akan meluas. Sehingga puncaknya diperkirakan pada bulan Agustus.

"Semakin mendekati Agustus, makin kering. Artinya ketersediaan air kita di embung dan bendungan mulai agak menipis. Debit air di bendungan sekarang paling sekitar 15 persen yang menyusut. Karena debit air bendungan digunakan untuk melayani musim tanam kedua 2023," terangnya.

2. Intensifkan pembagian air untuk petani tembakau

Kepala Pelaksana BPBD NTB Ahmadi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Untuk mencegah petani tembakau mengalami gagal panen, diharapkan perlu diintensifkan pembagian air untuk pengairan sawah. Pengamat pengairan perlu mengatur pembagian air untuk pengairan tanaman tembakau, sehingga tidak terjadi rebutan air.

"Cuma persoalannya kawasan di luar bendungan ini. Tidak memiliki penampungan air. Karena kita di awal musim kemarau, tinggal diintensifkan pembagian air saja dari pengamat pengairan," ujarnya.

Baca Juga: Kembali Bertambah, Total 14 Jemaah Haji NTB Meninggal di Arab Saudi

Berita Terkini Lainnya